Inflasi di Maluku pada Januari 2019 Alami Penurunan
pada tanggal
05 Februari 2019
AMBON, LELEMUKU.COM - Inflasi Provinsi Maluku bulan Januari 2019 menurun serta berada pada sasaran inflasi. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada bulan Januari 2019 tercatat sebesar 0,35% (month to month/mtm) atau sebesar 3,11% (year on year/yoy), berada pada sasaran target Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3,5%±1% (yoy).
Menurut Kepala TPID Maluku, Andy Setyo Biwado, kepada Lelemuku.com pada Selasa (5/2), inflasi Maluku pada Januari 2019 tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan Desember 2018 yang sebesar 1,14% (mtm) atau 3,35% (yoy).
Menurunnya inflasi Maluku pada Januari 2018 disebabkan oleh menurunnya tekanan inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Inflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Januari 2019 sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah dibanding Desember 2018 yang sebesar 4,73% (mtm).
"Inflasi kelompok ini utamanya masih disebabkan oleh komoditas angkutan udara untuk beberapa rute penerbangan yang tidak lagi beroperasi serta berkurangnya frekuensi penerbangan dari beberapa Maskapai. Hal ini menjadi penyebab harga tiket angkutan udara masih relatif tinggi meskipun telah terjadi penurunan," ujar dia.
Dikatakan, turunnya inflasi kelompok bahan makanan pada bulan Januari 2019 turut memberikan andil terhadap turunnya inflasi Maluku. Inflasi kelompok bahan makanan pada Januari 2019 sebesar 0,29% (mtm), lebih rendah dari pada bulan Desember 2018 yang sebesar 1,43% (mtm).
"Turunnya inflasi kelompok bahan makanan utamanya disebabkan oleh turunnya inflasi pada subkelompok sayur-sayuran, utamanya pada komoditas kacang panjang dan buncis yang merupakan sayuran yang diproduksi oleh petani lokal di Maluku. Melimpahnya pasokan sayuran produksi lokal Maluku menjadi faktor turunnya harga. Turunnya inflasi kelompok bahan makanan juga disebabkan oleh subkelompok kacang-kacangan yang juga mengalami deflasi, utamanya pada komoditas tahu mentah," ujar dia.
Namun Biwado mengatakan, meredanya tekanan inflasi Maluku tertahan oleh kelompok sandang yang mengalami inflasi. Inflasi kelompok sandang pada Januari 2019 sebesar 1,00% (mtm), lebih tinggi dari Desember 2018 yang sebesar 0,16% (mtm).
"Inflasi kelompok sandang utamanya disebabkan oleh subkelompok sandang wanita, yaitu gaun/terusan dan blus serta subkelompok sandang anak-anak yaitu kemeja pendek dan pakaian bayi. Kenaikan harga sandang di Maluku searah dengan meningkatnya biaya logistik, karena Provinsi Maluku masih bergantung kepada provinsi lain dalam pemenuhan pasokan sandang," ungkap dia.
Selanjutnya, Ketua TPID Maluku ini mengatakan, guna menjaga agar inflasi Maluku tetap terkendali, tim-nya telah melakukan beberapa upaya pengendalian inflasi. TPID Provinsi Maluku telah bersinergi dengan Satgas Pangan Maluku dalam melaksanakan kegiatan turun bersama ke pasar untuk melakukan inspeksi harga bahan pokok, utamanya komoditas beras, daging ayam ras dan telur ayam ras.
"Untuk menjaga stabilitas harga beras, Bulog Divre Maluku-Malut telah melakukan launching Operasi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahun 2019 dalam rangka menjaga pasokan beras setara dengan 3 bulan konsumsi. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara telah berkoordinasi dengan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air untuk menambah frekuensi penerbangan sebagai upaya untuk mengendalikan harga tiket angkutan udara," ujar dia.
Ia juga mengungkapkan inflasi Provinsi Maluku pada tahun 2019 diperkirakan akan berada pada level yang rendah dan stabil serta berada pada sasaran inflasi sebesar 3,5%±1% (yoy).
"Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku senantiasa berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemprov Maluku dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Maluku, TPID Provinsi Maluku, TPID Kota/Kabupaten se-Maluku, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Satgas Pangan dan pihak terkait lainnya untuk melaksanakan program dan strategi pengendalian inflasi di Maluku melalui empat kebijakan utama (4K) yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif," kata Andy. (Laura Sobuber)
Menurut Kepala TPID Maluku, Andy Setyo Biwado, kepada Lelemuku.com pada Selasa (5/2), inflasi Maluku pada Januari 2019 tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan Desember 2018 yang sebesar 1,14% (mtm) atau 3,35% (yoy).
Menurunnya inflasi Maluku pada Januari 2018 disebabkan oleh menurunnya tekanan inflasi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Inflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Januari 2019 sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah dibanding Desember 2018 yang sebesar 4,73% (mtm).
"Inflasi kelompok ini utamanya masih disebabkan oleh komoditas angkutan udara untuk beberapa rute penerbangan yang tidak lagi beroperasi serta berkurangnya frekuensi penerbangan dari beberapa Maskapai. Hal ini menjadi penyebab harga tiket angkutan udara masih relatif tinggi meskipun telah terjadi penurunan," ujar dia.
Dikatakan, turunnya inflasi kelompok bahan makanan pada bulan Januari 2019 turut memberikan andil terhadap turunnya inflasi Maluku. Inflasi kelompok bahan makanan pada Januari 2019 sebesar 0,29% (mtm), lebih rendah dari pada bulan Desember 2018 yang sebesar 1,43% (mtm).
"Turunnya inflasi kelompok bahan makanan utamanya disebabkan oleh turunnya inflasi pada subkelompok sayur-sayuran, utamanya pada komoditas kacang panjang dan buncis yang merupakan sayuran yang diproduksi oleh petani lokal di Maluku. Melimpahnya pasokan sayuran produksi lokal Maluku menjadi faktor turunnya harga. Turunnya inflasi kelompok bahan makanan juga disebabkan oleh subkelompok kacang-kacangan yang juga mengalami deflasi, utamanya pada komoditas tahu mentah," ujar dia.
Namun Biwado mengatakan, meredanya tekanan inflasi Maluku tertahan oleh kelompok sandang yang mengalami inflasi. Inflasi kelompok sandang pada Januari 2019 sebesar 1,00% (mtm), lebih tinggi dari Desember 2018 yang sebesar 0,16% (mtm).
"Inflasi kelompok sandang utamanya disebabkan oleh subkelompok sandang wanita, yaitu gaun/terusan dan blus serta subkelompok sandang anak-anak yaitu kemeja pendek dan pakaian bayi. Kenaikan harga sandang di Maluku searah dengan meningkatnya biaya logistik, karena Provinsi Maluku masih bergantung kepada provinsi lain dalam pemenuhan pasokan sandang," ungkap dia.
Selanjutnya, Ketua TPID Maluku ini mengatakan, guna menjaga agar inflasi Maluku tetap terkendali, tim-nya telah melakukan beberapa upaya pengendalian inflasi. TPID Provinsi Maluku telah bersinergi dengan Satgas Pangan Maluku dalam melaksanakan kegiatan turun bersama ke pasar untuk melakukan inspeksi harga bahan pokok, utamanya komoditas beras, daging ayam ras dan telur ayam ras.
"Untuk menjaga stabilitas harga beras, Bulog Divre Maluku-Malut telah melakukan launching Operasi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tahun 2019 dalam rangka menjaga pasokan beras setara dengan 3 bulan konsumsi. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara telah berkoordinasi dengan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air untuk menambah frekuensi penerbangan sebagai upaya untuk mengendalikan harga tiket angkutan udara," ujar dia.
Ia juga mengungkapkan inflasi Provinsi Maluku pada tahun 2019 diperkirakan akan berada pada level yang rendah dan stabil serta berada pada sasaran inflasi sebesar 3,5%±1% (yoy).
"Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku senantiasa berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemprov Maluku dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Maluku, TPID Provinsi Maluku, TPID Kota/Kabupaten se-Maluku, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Satgas Pangan dan pihak terkait lainnya untuk melaksanakan program dan strategi pengendalian inflasi di Maluku melalui empat kebijakan utama (4K) yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif," kata Andy. (Laura Sobuber)