ISIS Ancam Serang Konser Mariah Carey di Jeddah
pada tanggal
01 Februari 2019
RIYADH, LELEMUKU.COM - Kelompok teror radikal ISIS mengancam untuk melakukan serangan pada konser pertama kalinya musisi ternama dunia, Mariah Carey di Jeddah, Arab Saudi pada Kamis (1/2).
Carey dijadwalkan akan menyanyi dengan beberapa penyanyi lainnya DJ Tiesto, Balqees Fathi and Sean Paul. Selain itu ia akan membawakan 18 lagu populernya dalam konser tersebut.
Menurut The Daily Mail, kelompok radikal menyatakan akan melakukan penyerangan terhadap konser yang dinilai "tidak-Islami" ini, dengan menyebarkan postingan grup Telegran mereka.
Meski demikian, Carey dan manajemennya diyakinkan oleh pemerintah Saudi untuk tetap melaksanakan konser. Setelah kepastian keamanan.
Namun, kehadiran Carey di Saudi juga mengabaikan seruan-seruan banyak perempuan Saudi agar ia membatalkan konsernya untuk menunjukkan dukungan bagi sejumlah aktivis HAM perempuan yang ditahan di negara itu.
Carey merupakan penyanyi paling terkenal yang menggelar konser di Arab Saudi, sejak negara kerajaan itu melonggarkan kebijakan-kebijakan ketatnya terkait hiburan dan musik sebagai bagian dari upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk merombak ekonomi dan mengubah kehidupan masyarakatnya.
Para aktivis mengatakan, konser Carey merupakan usaha pemerintah untuk menutupi citra buruk negara itu menyusul pembunuhan pengeritik keras Saudi Jamal Khashoggi, 2 Oktober lalu, di dalam konsulat Saudi di Istanbul.
Tim manajemen Carey mengatakan kepada The Associated Press melalui sebuah pernyataan bahwa “ketika menerima tawaran untuk tampil di hadapan penonton internasional tanpa membeda-bedakan gender, Mariah Carey menerima kesempatan itu sebagai langkah positif menuju penghapusan segeregasi gender.”
Otoritas Urusan Hiburan Arab Saudi berencana untuk menghadirkan nama-nama besar di dunia dalam berbagai konser dan pertandingan olahraga. Musisi-musisi besar, seperti Carey, dikabarkan menerima bayaran belasan hingga puluhan juta dolar. (Albert Batlayeri/DailyMail/VOA)
Carey dijadwalkan akan menyanyi dengan beberapa penyanyi lainnya DJ Tiesto, Balqees Fathi and Sean Paul. Selain itu ia akan membawakan 18 lagu populernya dalam konser tersebut.
Menurut The Daily Mail, kelompok radikal menyatakan akan melakukan penyerangan terhadap konser yang dinilai "tidak-Islami" ini, dengan menyebarkan postingan grup Telegran mereka.
Meski demikian, Carey dan manajemennya diyakinkan oleh pemerintah Saudi untuk tetap melaksanakan konser. Setelah kepastian keamanan.
Namun, kehadiran Carey di Saudi juga mengabaikan seruan-seruan banyak perempuan Saudi agar ia membatalkan konsernya untuk menunjukkan dukungan bagi sejumlah aktivis HAM perempuan yang ditahan di negara itu.
Carey merupakan penyanyi paling terkenal yang menggelar konser di Arab Saudi, sejak negara kerajaan itu melonggarkan kebijakan-kebijakan ketatnya terkait hiburan dan musik sebagai bagian dari upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk merombak ekonomi dan mengubah kehidupan masyarakatnya.
Para aktivis mengatakan, konser Carey merupakan usaha pemerintah untuk menutupi citra buruk negara itu menyusul pembunuhan pengeritik keras Saudi Jamal Khashoggi, 2 Oktober lalu, di dalam konsulat Saudi di Istanbul.
Tim manajemen Carey mengatakan kepada The Associated Press melalui sebuah pernyataan bahwa “ketika menerima tawaran untuk tampil di hadapan penonton internasional tanpa membeda-bedakan gender, Mariah Carey menerima kesempatan itu sebagai langkah positif menuju penghapusan segeregasi gender.”
Otoritas Urusan Hiburan Arab Saudi berencana untuk menghadirkan nama-nama besar di dunia dalam berbagai konser dan pertandingan olahraga. Musisi-musisi besar, seperti Carey, dikabarkan menerima bayaran belasan hingga puluhan juta dolar. (Albert Batlayeri/DailyMail/VOA)