Joko Widodo Beberkan Kiat Usaha Sukses untuk Nasabah Mekaar
pada tanggal
09 Februari 2019
CEPOKO, LELEMUKU.COM - Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo bertemu 500 nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PT. Permodalan Nasional Madani (PNM).
Pertemuan itu berlangsung di lapangan Cepoko, Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, yang sekaligus mengawali aktivitas kunjungan kerja Presiden ke Provinsi Jawa Timur, Jumat (1/2).
Di lokasi acara telah berjejer sejumlah gerobak dan stan berjualan para nasabah. Saat memberikan sambutan, Presiden memberikan sejumlah kiat sukses merintis usaha. Ia mengambil contoh salah satu produk binaan program Mekaar.
“Bu Andre punya produk seperti ini. Ini brambang goreng ya. Produknya ini bagus,” kata Presiden.
Produk berupa bawang goreng yang dijual seharga Rp6.000 per bungkusnya itu sudah dikemas rapi dalam kemasan plastik transparan. Namun, Presiden merasa bahwa produk tersebut masih memerlukan identitas tersendiri yang dapat membedakannya dengan produk lain.
“Penting yang namanya nama (merek). Didesain yang bagus, kemudian diberi nama ‘Brambang Goreng Bu Andre’. Sebuah produk itu mesti diberi nama,” ujarnya.
Selain soal merek, Kepala Negara yang memiliki pengalaman merintis usaha dari bawah menjelaskan soal penentuan harga produk yang menjadi pertimbangan tersendiri bagi para konsumen.
“Barang bagus itu belum cukup. Pembeli pasti tanya harganya berapa. Pasti orang lain membandingkan di tempat lain berapa. Menentukan harga itu hati-hati. Dilihat pesaingnya siapa, jualnya berapa,” tuturnya.
Dalam kunjungan kali ini, Presiden Joko Widodo juga sempat berdialog dengan beberapa nasabah PNM Mekaar yang masing-masing sedang menjalankan usaha. Salah seorang di antaranya bahkan sudah akan beranjak dari program bantuan Mekaar menuju Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan besaran pinjaman yang lebih besar.
Ibu Sujiatmiati, biasa dipanggil Ibu Jit, asal Selosari, Magetan, memanfaatkan bantuan PNM Mekaar untuk menjalankan usaha warung kopi. Dengan gerobaknya, ia membuka angkringan kopi dan menjajakan dagangannya bagi para pengguna jalan di sekitar Selosari.
“Waduh, warung kopi. Anak saya juga punya warung kopi. Sama berarti. Bersaing berarti sama anak saya,” kata Presiden bercanda.
Ibu Jit biasa berjualan selepas waktu subuh hingga pukul sembilan malam setiap harinya. Dari pukul sembilan malam hingga keesokan paginya, suaminya yang kemudian meneruskan dagangannya.
Kepada Presiden dirinya mengaku ingin menambah jenis usahanya dengan mengajukan pinjaman KUR ke perbankan. Sebelumnya, Ibu Jit sudah tiga kali mendapatkan bantuan pinjaman dari Mekaar yang masing-masing sebesar Rp2 juta, Rp3 juta, dan Rp4,5 juta yang kesemuanya dapat diangsurnya dengan disiplin.
“Saya mau bikin usaha ayam kampung,” ujarnya.
Untuk diketahui, PNM Mekaar Cabang Panekan sejak awal berdirinya di 16 November 2016 telah memberikan bantuan permodalan bagi 2.139 nasabah dari 172 kelompok pendampingan. Di Jawa Timur sendiri, PNM yang telah memiliki 401 kantor cabang secara keseluruhan telah melayani 910.566 nasabah dari 64.018 kelompok pendampingan.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Setpres)
Pertemuan itu berlangsung di lapangan Cepoko, Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, yang sekaligus mengawali aktivitas kunjungan kerja Presiden ke Provinsi Jawa Timur, Jumat (1/2).
Di lokasi acara telah berjejer sejumlah gerobak dan stan berjualan para nasabah. Saat memberikan sambutan, Presiden memberikan sejumlah kiat sukses merintis usaha. Ia mengambil contoh salah satu produk binaan program Mekaar.
“Bu Andre punya produk seperti ini. Ini brambang goreng ya. Produknya ini bagus,” kata Presiden.
Produk berupa bawang goreng yang dijual seharga Rp6.000 per bungkusnya itu sudah dikemas rapi dalam kemasan plastik transparan. Namun, Presiden merasa bahwa produk tersebut masih memerlukan identitas tersendiri yang dapat membedakannya dengan produk lain.
“Penting yang namanya nama (merek). Didesain yang bagus, kemudian diberi nama ‘Brambang Goreng Bu Andre’. Sebuah produk itu mesti diberi nama,” ujarnya.
Selain soal merek, Kepala Negara yang memiliki pengalaman merintis usaha dari bawah menjelaskan soal penentuan harga produk yang menjadi pertimbangan tersendiri bagi para konsumen.
“Barang bagus itu belum cukup. Pembeli pasti tanya harganya berapa. Pasti orang lain membandingkan di tempat lain berapa. Menentukan harga itu hati-hati. Dilihat pesaingnya siapa, jualnya berapa,” tuturnya.
Dalam kunjungan kali ini, Presiden Joko Widodo juga sempat berdialog dengan beberapa nasabah PNM Mekaar yang masing-masing sedang menjalankan usaha. Salah seorang di antaranya bahkan sudah akan beranjak dari program bantuan Mekaar menuju Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan besaran pinjaman yang lebih besar.
Ibu Sujiatmiati, biasa dipanggil Ibu Jit, asal Selosari, Magetan, memanfaatkan bantuan PNM Mekaar untuk menjalankan usaha warung kopi. Dengan gerobaknya, ia membuka angkringan kopi dan menjajakan dagangannya bagi para pengguna jalan di sekitar Selosari.
“Waduh, warung kopi. Anak saya juga punya warung kopi. Sama berarti. Bersaing berarti sama anak saya,” kata Presiden bercanda.
Ibu Jit biasa berjualan selepas waktu subuh hingga pukul sembilan malam setiap harinya. Dari pukul sembilan malam hingga keesokan paginya, suaminya yang kemudian meneruskan dagangannya.
Kepada Presiden dirinya mengaku ingin menambah jenis usahanya dengan mengajukan pinjaman KUR ke perbankan. Sebelumnya, Ibu Jit sudah tiga kali mendapatkan bantuan pinjaman dari Mekaar yang masing-masing sebesar Rp2 juta, Rp3 juta, dan Rp4,5 juta yang kesemuanya dapat diangsurnya dengan disiplin.
“Saya mau bikin usaha ayam kampung,” ujarnya.
Untuk diketahui, PNM Mekaar Cabang Panekan sejak awal berdirinya di 16 November 2016 telah memberikan bantuan permodalan bagi 2.139 nasabah dari 172 kelompok pendampingan. Di Jawa Timur sendiri, PNM yang telah memiliki 401 kantor cabang secara keseluruhan telah melayani 910.566 nasabah dari 64.018 kelompok pendampingan.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Setpres)