Kalah dari Bhayangkara FC, Langkah PSIS Semarang Terhenti
pada tanggal
25 Februari 2019
MAGELANG, LELEMUKU.COM - Impian untuk terus berada dalam turnamen Kratingdaeng Piala Indonesia, harus dikubur dalam-dalam. Langkah PSIS Semarang harus terhenti pada babak 16 besar. Laskar Mahesa Jenar harus mengakui keunggulan lawan dengan kekalahan 1-4 dari Bhayangkara FC di Stadion Moch Soebroto, Minggu (24/2).
Pelatih kepala PSIS Semarang, Jafri Sastra, meminta maaf atas hasil yang tak sesuai harapan tersebut. “Pertama saya minta maaf kepada suporter yang sudah hadir disini. Pertandingan hari ini kita tidak sesuai harapan ini. Kedua, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan pertandingan,” jelasnya.
Tiga gol yang membuat lawan unggul, menurut Jafri merupakan hukuman bagi timnya. “Kami sempat unggul dari Bhayangkara FC, tapi tiga bola free kick jadi hukuman bagi kita. Kita tidak bisa ambil poin. Tapi apapun itu, ini adalah pembelajaran buat kami. Intinya kami butuh proses untuk pertandingan berikutnya. Habis Piala Indonesia, ada Piala Presiden, terus Liga 1,” ujarnya. pelatih berusia 53 tahun itu.
Sekali lagi, Jafri menegaskan, kalau tiga gol itu merupakan kesalahan yang malah bisa dimanfaatkan serta diinginkan oleh lawan. “Saya pikir itu suatu kesalahan yang kita lakukan. Beberapa saat kita harus mengejar gol, tapi semua tim terlihat saling mengalahkan. Sebuah kesalahan langsung bisa dimanfaatkan oleh lawan. Tiga gol tadi kita jadi hukuman karena kita melakukan kesalahan yang diinginkan oleh lawan,” tutur Jafri.
Dari sisi pemain, Aldaier Makatindu berujar, hasil tersebut sebagai pembelajaran untuk pertandingan berikutnya. “Saya tidak bisa berkata apa-apa. Saya hanya berharap pertandingan kedepan kita lebih baik lagi,” katanya. (PSSI)
Pelatih kepala PSIS Semarang, Jafri Sastra, meminta maaf atas hasil yang tak sesuai harapan tersebut. “Pertama saya minta maaf kepada suporter yang sudah hadir disini. Pertandingan hari ini kita tidak sesuai harapan ini. Kedua, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan pertandingan,” jelasnya.
Tiga gol yang membuat lawan unggul, menurut Jafri merupakan hukuman bagi timnya. “Kami sempat unggul dari Bhayangkara FC, tapi tiga bola free kick jadi hukuman bagi kita. Kita tidak bisa ambil poin. Tapi apapun itu, ini adalah pembelajaran buat kami. Intinya kami butuh proses untuk pertandingan berikutnya. Habis Piala Indonesia, ada Piala Presiden, terus Liga 1,” ujarnya. pelatih berusia 53 tahun itu.
Sekali lagi, Jafri menegaskan, kalau tiga gol itu merupakan kesalahan yang malah bisa dimanfaatkan serta diinginkan oleh lawan. “Saya pikir itu suatu kesalahan yang kita lakukan. Beberapa saat kita harus mengejar gol, tapi semua tim terlihat saling mengalahkan. Sebuah kesalahan langsung bisa dimanfaatkan oleh lawan. Tiga gol tadi kita jadi hukuman karena kita melakukan kesalahan yang diinginkan oleh lawan,” tutur Jafri.
Dari sisi pemain, Aldaier Makatindu berujar, hasil tersebut sebagai pembelajaran untuk pertandingan berikutnya. “Saya tidak bisa berkata apa-apa. Saya hanya berharap pertandingan kedepan kita lebih baik lagi,” katanya. (PSSI)