Kecam Keras Duterte, Pemimpin Rappler, Maria Ressa Ditangkap Pemerintah Filipina
pada tanggal
14 Februari 2019
MANILA, LELEMUKU.COM - Pihak berwenang Filipina menangkap seorang pemimpin situs berita online yang sering mempublikaskan laporan-laporan yang mengecam kebijakan-kebijakan presiden negara itu.
Maria Ressa,yang tahun lalu dipilih majalah Time sebagai salah satu "Persons of the Year", ditangkap atas tuduhan mempublikasikan tulisan-tulisan yang merusak nama baik.
Organisai HAM Amnesty International mengecam langkah pemerintah Filipina ini sebagai tindakan yang jelas-jelas bermotivasi politik. Namun pemerintah Presiden Rodrigo Duterte mengatakan, langkah itu merupakan langkah biasa dalam menanggapi pengaduan masyarakat.
Rappler Inc., situs berita yang dipimpin Ressa, mengatakan, agen-Biro Investigaasi Nasional (BNI) menyampaikan surat penangkapan itu Rabu sore dan Ressa kemudian dibawa ke markas NBI.
Menteri Kehakiman Menardo Guevarra mengatakan, Ressa sebetulnya telah dikenai dakwaan lebih dari sepekan lalu.
Rappler adalah salah satu dari beberapa kantor berita yang dianggap paling keras mengecam kebijakan-kebijakan Duterte, termasuk usaha anti-narkobanya yang telah menewaskan ribuan tersangka. (VOA)
Maria Ressa,yang tahun lalu dipilih majalah Time sebagai salah satu "Persons of the Year", ditangkap atas tuduhan mempublikasikan tulisan-tulisan yang merusak nama baik.
Organisai HAM Amnesty International mengecam langkah pemerintah Filipina ini sebagai tindakan yang jelas-jelas bermotivasi politik. Namun pemerintah Presiden Rodrigo Duterte mengatakan, langkah itu merupakan langkah biasa dalam menanggapi pengaduan masyarakat.
Rappler Inc., situs berita yang dipimpin Ressa, mengatakan, agen-Biro Investigaasi Nasional (BNI) menyampaikan surat penangkapan itu Rabu sore dan Ressa kemudian dibawa ke markas NBI.
Menteri Kehakiman Menardo Guevarra mengatakan, Ressa sebetulnya telah dikenai dakwaan lebih dari sepekan lalu.
Rappler adalah salah satu dari beberapa kantor berita yang dianggap paling keras mengecam kebijakan-kebijakan Duterte, termasuk usaha anti-narkobanya yang telah menewaskan ribuan tersangka. (VOA)