Kementerian ESDM Serahkan 11 Sumur Bor Bagi Warga Gunungkidul
pada tanggal
17 Februari 2019
GUNUNGKIDUL, LELEMUKU.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali meresmikan 11 titik sumur bor air tanah yang dibangun dengan APBN tahun anggaran 2018. Kali ini sumur bor dibangun bagi warga daerah sulit air di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Provinsi D.I. Yogyakarta.
Serah terima bantuan dari Pemerintah tersebut dilakukan oleh Sekretaris Badan Geologi, Kementerian ESDM, Dr. Antonius Ratdomopurbo (Purbo), mewakili Menteri ESDM, kepada pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul, yang dilangsungkan di lokasi sumur bor Desa Sumbergiri, Kec. Ponjong, Sabtu (16/2).
Purbo menyampaikan, salah satu tugas dan fungsi Badan Geologi, Kementerian ESDM di bidang air tanah adalah melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, yaitu penyediaan sarana air bersih melalui pengeboran air tanah dalam di daerah sulit air di seluruh wilayah Indonesia.
"Sampai dengan tahun 2018, Badan Geologi, Kementerian ESDM telah berhasil membangun sebanyak 2.288 unit sumur bor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan kapasitas debit air bersih mencapai sekitar 144,4 juta m3/tahun, yang dapat melayani kurang lebih 6,6 juta jiwa" ujar Purbo dalam sambutannya.
Untuk Kabupaten Gunungkidul sendiri, jelas Purbo, tahun 2018 telah berhasil dibangun 11 unit sumur bor, tersebar di 6 kecamatan dan 11 desa. Total kapasitas produksi air bersih di Kab. Gunungkidul sampai dengan tahun 2018 ini mencapai 479,3 ribu m3 per tahun dan dapat memenuhi kebutuhan air bersih sebanyak 21.888 jiwa penduduk.
"Hingga saat ini masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang masih mengalami kesulitan air bersih, baik karena kondisi alam, maupun karena terbatasnya kemampuan pendanaan masyarakat untuk memperoleh air, salah satunya di 11 wilayah sulir air di selatan Jawa ini," lanjut Purbo.
Kesebelas wilayah sulit air tersebut meliputi (1) Desa Sumbergiri, Kec. Ponjong; (2) Desa Tambakromo, Kec. Ponjong; (3) Desa Sidorejo, Kec. Ponjong; (4) Desa Semoyo, Kec. Patuk; (5) Desa Putat, Kec. Patuk; (6) Desa Beji, Kec. Patuk; (7) Desa Ngawis, Kec. Karangmojo; (8) Desa Serut, Kec. Gedangsari; (9) Desa Pengkol, Kec. Nglipar; (10) Desa Kedung Keris, Kec. Nglipar; dan (11) Desa Jurang Jero, Kec. Ngawen.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bappeda Kabupaten Gunungkidul, Sri Suhartanto menyampaikan rasa terima kasihnya atas pembangunan sumur bor di wilayahnya. "Mengingat luas dan kondisi geografis yang ada, banyak masyarakat di sejumlah wilayah Gunungkidul yang masih menghadapi kendala ketersediaan air bersih, harapannya fasilitas ini menjadi solusi jangka panjang bagi masyarakat setempat, sehingga tidak lagi mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih terutama pada musim kemarau. Untuk tahun tahun mendatang diharapkan, masih ada bantuan sumur bor untuk kabupaten Gunungkidul sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan air bersih," ungkap Sri Suhartanto.
Bersamaan dengan pemberian bantuan sarana air bersih, dilaksanakan pula serah terima secara simbolis program pemasangan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS). Pada tahun 2018, Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE telah melaksanakan pemasangan PJU-TS di 25 provinsi dengan jumlah 21.864 titik dan sebanyak 300 titik yang tersebar di wilayah Kab. Gunungkidul. Penempatan PJU-TS ini berdasarkan pada wilayah administrasi Kabupaten Gunungkidul yang cukup luas, sehingga menyebabkan terkendalanya pasokan listrik terutama untuk penerangan jalan. Dengan adanya bantuan PJU ini diharapkan akan membantu masyarakat dalam beraktifitas pada malam hari. (KemenESDM)
Serah terima bantuan dari Pemerintah tersebut dilakukan oleh Sekretaris Badan Geologi, Kementerian ESDM, Dr. Antonius Ratdomopurbo (Purbo), mewakili Menteri ESDM, kepada pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul, yang dilangsungkan di lokasi sumur bor Desa Sumbergiri, Kec. Ponjong, Sabtu (16/2).
Purbo menyampaikan, salah satu tugas dan fungsi Badan Geologi, Kementerian ESDM di bidang air tanah adalah melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, yaitu penyediaan sarana air bersih melalui pengeboran air tanah dalam di daerah sulit air di seluruh wilayah Indonesia.
"Sampai dengan tahun 2018, Badan Geologi, Kementerian ESDM telah berhasil membangun sebanyak 2.288 unit sumur bor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan kapasitas debit air bersih mencapai sekitar 144,4 juta m3/tahun, yang dapat melayani kurang lebih 6,6 juta jiwa" ujar Purbo dalam sambutannya.
Untuk Kabupaten Gunungkidul sendiri, jelas Purbo, tahun 2018 telah berhasil dibangun 11 unit sumur bor, tersebar di 6 kecamatan dan 11 desa. Total kapasitas produksi air bersih di Kab. Gunungkidul sampai dengan tahun 2018 ini mencapai 479,3 ribu m3 per tahun dan dapat memenuhi kebutuhan air bersih sebanyak 21.888 jiwa penduduk.
"Hingga saat ini masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang masih mengalami kesulitan air bersih, baik karena kondisi alam, maupun karena terbatasnya kemampuan pendanaan masyarakat untuk memperoleh air, salah satunya di 11 wilayah sulir air di selatan Jawa ini," lanjut Purbo.
Kesebelas wilayah sulit air tersebut meliputi (1) Desa Sumbergiri, Kec. Ponjong; (2) Desa Tambakromo, Kec. Ponjong; (3) Desa Sidorejo, Kec. Ponjong; (4) Desa Semoyo, Kec. Patuk; (5) Desa Putat, Kec. Patuk; (6) Desa Beji, Kec. Patuk; (7) Desa Ngawis, Kec. Karangmojo; (8) Desa Serut, Kec. Gedangsari; (9) Desa Pengkol, Kec. Nglipar; (10) Desa Kedung Keris, Kec. Nglipar; dan (11) Desa Jurang Jero, Kec. Ngawen.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bappeda Kabupaten Gunungkidul, Sri Suhartanto menyampaikan rasa terima kasihnya atas pembangunan sumur bor di wilayahnya. "Mengingat luas dan kondisi geografis yang ada, banyak masyarakat di sejumlah wilayah Gunungkidul yang masih menghadapi kendala ketersediaan air bersih, harapannya fasilitas ini menjadi solusi jangka panjang bagi masyarakat setempat, sehingga tidak lagi mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih terutama pada musim kemarau. Untuk tahun tahun mendatang diharapkan, masih ada bantuan sumur bor untuk kabupaten Gunungkidul sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan air bersih," ungkap Sri Suhartanto.
Bersamaan dengan pemberian bantuan sarana air bersih, dilaksanakan pula serah terima secara simbolis program pemasangan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS). Pada tahun 2018, Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE telah melaksanakan pemasangan PJU-TS di 25 provinsi dengan jumlah 21.864 titik dan sebanyak 300 titik yang tersebar di wilayah Kab. Gunungkidul. Penempatan PJU-TS ini berdasarkan pada wilayah administrasi Kabupaten Gunungkidul yang cukup luas, sehingga menyebabkan terkendalanya pasokan listrik terutama untuk penerangan jalan. Dengan adanya bantuan PJU ini diharapkan akan membantu masyarakat dalam beraktifitas pada malam hari. (KemenESDM)