Khofifah Ingatkan Warga Surabaya Jaga Kebersihan Sungai Brantas
pada tanggal
18 Februari 2019
SURABAYA, LELEMUKU.COM – Saat menyususuri Sungai Brantas, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, sesekali memunguti sampah yang masih menggenang. Pada kesempatan itu gubernur kemudian mengingatkan warga bahwa kebersihan sungai menjadi tanggung jawab semua pihak, mulai pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, pihak swasta dan semua masyarakat di Jatim. Tanggung jawab tersebut menjadi milik bersama karena bagian dari hilir sedangkan hulunya berasal dari seluruh penjuru wilayah Jatim.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau Sungai Brantas di sekitar Karangpilang, Kota Surabaya, Minggu (17/2) menjelaskan, wewenang menjaga kebersihan tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab Jatim, tapi ada administrasi kewilayahan. Setidaknya, harus ada komitmen baru untuk memastikan proses pembersihan secara terukur dan tidak terjadi penumpukan sampah. Dampak dari penumpukan sampah adalah terjadinya pendangkalan sungai, rusaknya habitat dan keragaman sungai.
"Komitmen sudah pernah dilakukan, akan tetapi harus diperbaharui sebagai bagian untuk membangun dan menjaga kebersihan sungai,” jelasnya.
Khusus Sungai Brantas yang melintasi Kab. Mojokerto, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik dan Kota Surabaya, Gubernur Jatim mengharapkan bersama-sama untuk menjaga kebersihan sungai. Misalnya, disepakati untuk dilakukan pengerukan, yang mana butuh biaya yang besar karena menggunakan alat berat. Nanti dipetakan wilayah mana yang dilakukan pengerukan dan biaya ditanggung bersama dengan Pemprov Jatim.
Gubernur Jatim juga mengajak pelaku usaha ambil bagian dalam rangka menjaga kebersihan sungai. Misalnya dibuat MoU bersama pelaku usaha di sepanjang DAS Brantas untuk industri bersih berkelanjutan merupakan komitmen kalangan pelaku usaha untuk tidak lagi merusak sungai Brantas.
”Misal, ada perusahaan yang berada di tepi sungai untuk ikut mengelola limbah agar tidak mengotori dan merusak ekosistem sungai. Pelaku usaha harus ikut bagian didalamnya, dan secara tidak langsung menjadi bagian edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, peran serta relawan dan dunia pendidikan juga sangat penting dalam rangka menjaga kebersihan sungai. Dengan adanya relawan, menjadi bagian gerakan bersama untuk peduli terhadap lingkungan, kali ini Relawan Jogo Kali menjadi ujung tombak dalam rangka meningkatkan kualitas kebersihan sungai di Jatim.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jatim juga mengharapkan peran serta universitas untuk ikut mendedikasikan perannya untuk kebersihan sungai. Banyak hal yang bisa dilakukan misalnya adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang mengambil tema sungai. Dari sungai, mahasiswa bisa mendapatkan ilmu yang banyak misalnya kualitas air, pH air, daya dukung ekologi. “Nanti, saya akan bertemu dengan forum rektor untuk melibatkan program KKN dalam menjaga kebersihan sungai,”tambahnya. (DiskominfoJatim)
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau Sungai Brantas di sekitar Karangpilang, Kota Surabaya, Minggu (17/2) menjelaskan, wewenang menjaga kebersihan tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab Jatim, tapi ada administrasi kewilayahan. Setidaknya, harus ada komitmen baru untuk memastikan proses pembersihan secara terukur dan tidak terjadi penumpukan sampah. Dampak dari penumpukan sampah adalah terjadinya pendangkalan sungai, rusaknya habitat dan keragaman sungai.
"Komitmen sudah pernah dilakukan, akan tetapi harus diperbaharui sebagai bagian untuk membangun dan menjaga kebersihan sungai,” jelasnya.
Khusus Sungai Brantas yang melintasi Kab. Mojokerto, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik dan Kota Surabaya, Gubernur Jatim mengharapkan bersama-sama untuk menjaga kebersihan sungai. Misalnya, disepakati untuk dilakukan pengerukan, yang mana butuh biaya yang besar karena menggunakan alat berat. Nanti dipetakan wilayah mana yang dilakukan pengerukan dan biaya ditanggung bersama dengan Pemprov Jatim.
Gubernur Jatim juga mengajak pelaku usaha ambil bagian dalam rangka menjaga kebersihan sungai. Misalnya dibuat MoU bersama pelaku usaha di sepanjang DAS Brantas untuk industri bersih berkelanjutan merupakan komitmen kalangan pelaku usaha untuk tidak lagi merusak sungai Brantas.
”Misal, ada perusahaan yang berada di tepi sungai untuk ikut mengelola limbah agar tidak mengotori dan merusak ekosistem sungai. Pelaku usaha harus ikut bagian didalamnya, dan secara tidak langsung menjadi bagian edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, peran serta relawan dan dunia pendidikan juga sangat penting dalam rangka menjaga kebersihan sungai. Dengan adanya relawan, menjadi bagian gerakan bersama untuk peduli terhadap lingkungan, kali ini Relawan Jogo Kali menjadi ujung tombak dalam rangka meningkatkan kualitas kebersihan sungai di Jatim.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jatim juga mengharapkan peran serta universitas untuk ikut mendedikasikan perannya untuk kebersihan sungai. Banyak hal yang bisa dilakukan misalnya adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang mengambil tema sungai. Dari sungai, mahasiswa bisa mendapatkan ilmu yang banyak misalnya kualitas air, pH air, daya dukung ekologi. “Nanti, saya akan bertemu dengan forum rektor untuk melibatkan program KKN dalam menjaga kebersihan sungai,”tambahnya. (DiskominfoJatim)