Nurdin Abdullah Nilai Program Jumat Ibadah di Kantor Gubernur, Gagal
pada tanggal
23 Februari 2019
MAKASSAR, LELEMUKU.COM - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), HM Nurdin Abdullah menilai, program Jumat Ibadah yang berlangsung selama tiga bulan tiap hari Jumat pagi di Masjid kompleks kantor gubernur, gagal.
Hal ini diungkapkan Nurdin Abdullah saat memberikan sambutan singkat sebelum ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Amirullah Amri, di Mesjid Amirul Amir Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (22/2).
"Saya kecewa melihat sedikitnya pejabat dan pegawai pemprov yang hadir di acara Jumat Ibadah ini. Jumlahnya makin hari semakin sedikit. Hanya bisa dihitung dengan jari," tegas HM Nurdin Abdullah.
Dijelaskan, program Jumat Ibadah ini bukan sebuah kewajiban, namun ini adalah salah satu aktivitas untuk pembentukan karakter dan akhlak, dimana kegiatan ini selalu diawali dengan membaca Al-Qur'an bersama-sama dan dilanjutkan dengan ceramah agama.
"Kalau orang rajin ibadah dan rajin mengaji, Insya Allah akan memiliki akhlak. Bangsa ini banyak orang pintar tetapi sangat sedikit yang memiliki akhlak," katanya.
Ahlak adalah satu dari banyak faktor yang menjadi pertimbangan untuk menjadi pemimpin. "Kalau ahlaknya bagus, Insya Allah akan menjadi pemimpin yang baik, yang melayani, yang tidak takut pada KPK, tidak takut gubernur, tidak takut kepada inspektorat dan BPK. Hanya takut kepada Allah," ujarnya.
Pemotongan uang perjalanan yang menjadi hak pegawai oleh atasan, katanya, karena kedangkalan iman dan kekuatan ahlak. "Ini juga, selalu persulit hal-hal yang bisa dimudahkan," katanya dengan nada tinggi.
Nurdin Abdullah mengaku kecewa dengan tingkah pejabat di Pemprov Sulsel yang harus dipaksa untuk hadir pada acara untuk kebaikan individu.
"Terus terang saya kecewa. Saya akan mengaplikasikan kekecewaan ini bulan Maret. Untuk apa kita pakai pejabat yang hanya takut pada gubernur," tegasnya.
Sementara Ustadz Amirul Amri, senada yang disampaikan Gubernur, menyampaikan agar menjadikan Jumat Ibadah itu sebagai bagian dari ketaatan kita kepada Allah untuk menjalankan perintah-Nya dan Sunnah Rasulullah. "Jangan takut kepada atasan saja, tapi takutlah hanya kepada Allah, jadikan ibadah sunnah itu menjadi wajib sehingga ringan dan mudah kita melaksanakannya. Jika tidak bisa setiap hari kita ke mesjid, minimal hari Jumat saja, kita mengaji, membaca Al-Qur'an bersama-sama,"pesannya.
"Pada hakikatnya kekayaan itu sebetulnya bukan jumlah, tapi perasaan/jiwa. Tapi seseorang tidak akan pernah merasa kaya jika dia tidak pernah bersentuhan dengan Al-Qur'an," tegasnya.
Jadi membaca Al-Qur'an, baik sendiri maupun bersama-sama itu akan mendatangkan manfaat dan pahala bagi si pembacanya dan bisa semakin memperlancar seseorang untuk membaca, menghafalkan, mentadabburi dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.(Setkab)
Hal ini diungkapkan Nurdin Abdullah saat memberikan sambutan singkat sebelum ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Amirullah Amri, di Mesjid Amirul Amir Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (22/2).
"Saya kecewa melihat sedikitnya pejabat dan pegawai pemprov yang hadir di acara Jumat Ibadah ini. Jumlahnya makin hari semakin sedikit. Hanya bisa dihitung dengan jari," tegas HM Nurdin Abdullah.
Dijelaskan, program Jumat Ibadah ini bukan sebuah kewajiban, namun ini adalah salah satu aktivitas untuk pembentukan karakter dan akhlak, dimana kegiatan ini selalu diawali dengan membaca Al-Qur'an bersama-sama dan dilanjutkan dengan ceramah agama.
"Kalau orang rajin ibadah dan rajin mengaji, Insya Allah akan memiliki akhlak. Bangsa ini banyak orang pintar tetapi sangat sedikit yang memiliki akhlak," katanya.
Ahlak adalah satu dari banyak faktor yang menjadi pertimbangan untuk menjadi pemimpin. "Kalau ahlaknya bagus, Insya Allah akan menjadi pemimpin yang baik, yang melayani, yang tidak takut pada KPK, tidak takut gubernur, tidak takut kepada inspektorat dan BPK. Hanya takut kepada Allah," ujarnya.
Pemotongan uang perjalanan yang menjadi hak pegawai oleh atasan, katanya, karena kedangkalan iman dan kekuatan ahlak. "Ini juga, selalu persulit hal-hal yang bisa dimudahkan," katanya dengan nada tinggi.
Nurdin Abdullah mengaku kecewa dengan tingkah pejabat di Pemprov Sulsel yang harus dipaksa untuk hadir pada acara untuk kebaikan individu.
"Terus terang saya kecewa. Saya akan mengaplikasikan kekecewaan ini bulan Maret. Untuk apa kita pakai pejabat yang hanya takut pada gubernur," tegasnya.
Sementara Ustadz Amirul Amri, senada yang disampaikan Gubernur, menyampaikan agar menjadikan Jumat Ibadah itu sebagai bagian dari ketaatan kita kepada Allah untuk menjalankan perintah-Nya dan Sunnah Rasulullah. "Jangan takut kepada atasan saja, tapi takutlah hanya kepada Allah, jadikan ibadah sunnah itu menjadi wajib sehingga ringan dan mudah kita melaksanakannya. Jika tidak bisa setiap hari kita ke mesjid, minimal hari Jumat saja, kita mengaji, membaca Al-Qur'an bersama-sama,"pesannya.
"Pada hakikatnya kekayaan itu sebetulnya bukan jumlah, tapi perasaan/jiwa. Tapi seseorang tidak akan pernah merasa kaya jika dia tidak pernah bersentuhan dengan Al-Qur'an," tegasnya.
Jadi membaca Al-Qur'an, baik sendiri maupun bersama-sama itu akan mendatangkan manfaat dan pahala bagi si pembacanya dan bisa semakin memperlancar seseorang untuk membaca, menghafalkan, mentadabburi dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.(Setkab)