Pemimpin Agung Iran Nilai Pembicaran dengan AS Tidak Bermanfaat
pada tanggal
14 Februari 2019
TEHRAN, LELEMUKU.COM - Pemimpin Agung Iran mengatakan, Rabu (13/2), perundingan dengan AS hanya akan menimbulkan kerugian materi dan spiritual, dalam pidatonya menjelang diselenggarakannya pertemuan pimpinan Amerika mengenai Timur Tengah di Warsawa yang diperkirakan sebagian besar akan terfokus pada Republik Islam itu.
Pernyataan Ayatullah Ali Khamenei ini merupakan bagian dari pernyataan tujuh halaman yang dibacakan kata-demi-kata di televisi pemerintah Iran dan ramai diberitakan menjelang perilisannya. Pernyataan itu juga muncul dua hari setelah Iran memperingati 40 tahun Revolusi Islam di tengah-tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran danWashington.
Khameneimengatakan, setiap perundingan dengan AS merupakan kekeliruan yang tak termaafkan. Ia juga menyebutkan perundingan dengan AS seperti “berlutut di hadapan musuh dan mencium cakar serigala”.
Pernyataannya itu merujuk pada perundingan tahun 2015, sewaktuKhameneimenyetujui pembicaraan antara Iran dan AS yang menghasilkan kesepakatan nuklir antara Teheran dan negara-neagra besar dunia. Kesepakatan tersebut menuntut Iran membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi.
Kesepakatan itu sendiri dibuat di bawah pemerintahan mantan PresidenBarack Obama.Namun,Presiden Donald Trump,yang dalam kampanye kepresidenannya berjanji untuk membatalkan kesepakatan itu, menarik mundur AS dari kesepakatan tersebut Mei lalu.
Khamenei mengatakan AS harus berurusan dengan pengaruh Iran di Timur Tengah dan mencegah pengalihan senjata canggih Iran ke pasukan-pasukan perlawan – yang dimaksudnya adalah kelompok Hwezbolla yang didukung Iran dan kelompok-kelompok bersenjata anti-Israel lainnya.
Pernyataan Khamenei, yang menjadi penentu dalam semua urusan negara, mengisyaratkan bahwa pemerintah yang berkuasa sekarang diberi lebih banyak keterbatasan saat berurusan dengan Barat.
Presiden Iran Hassan Rouhani, pada pertemuan Kabinet, Rabu (13/2), mengeluarkan pernyataan yang senada dengan Khamenei. Ia mengatakan, “Jika Iran menyerah pada AS, Iran akan menyerah selamanya.” (VOA)
Pernyataan Ayatullah Ali Khamenei ini merupakan bagian dari pernyataan tujuh halaman yang dibacakan kata-demi-kata di televisi pemerintah Iran dan ramai diberitakan menjelang perilisannya. Pernyataan itu juga muncul dua hari setelah Iran memperingati 40 tahun Revolusi Islam di tengah-tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran danWashington.
Khameneimengatakan, setiap perundingan dengan AS merupakan kekeliruan yang tak termaafkan. Ia juga menyebutkan perundingan dengan AS seperti “berlutut di hadapan musuh dan mencium cakar serigala”.
Pernyataannya itu merujuk pada perundingan tahun 2015, sewaktuKhameneimenyetujui pembicaraan antara Iran dan AS yang menghasilkan kesepakatan nuklir antara Teheran dan negara-neagra besar dunia. Kesepakatan tersebut menuntut Iran membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi.
Kesepakatan itu sendiri dibuat di bawah pemerintahan mantan PresidenBarack Obama.Namun,Presiden Donald Trump,yang dalam kampanye kepresidenannya berjanji untuk membatalkan kesepakatan itu, menarik mundur AS dari kesepakatan tersebut Mei lalu.
Khamenei mengatakan AS harus berurusan dengan pengaruh Iran di Timur Tengah dan mencegah pengalihan senjata canggih Iran ke pasukan-pasukan perlawan – yang dimaksudnya adalah kelompok Hwezbolla yang didukung Iran dan kelompok-kelompok bersenjata anti-Israel lainnya.
Pernyataan Khamenei, yang menjadi penentu dalam semua urusan negara, mengisyaratkan bahwa pemerintah yang berkuasa sekarang diberi lebih banyak keterbatasan saat berurusan dengan Barat.
Presiden Iran Hassan Rouhani, pada pertemuan Kabinet, Rabu (13/2), mengeluarkan pernyataan yang senada dengan Khamenei. Ia mengatakan, “Jika Iran menyerah pada AS, Iran akan menyerah selamanya.” (VOA)