Prabowo Subianto Siap Bicara Ekonomi dan Pangan

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengenakan jas warna hitam lengkap dengan dasi berwarna merah dan peci di kepalanya tiba di arena debat Pilpres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).

Prabowo pun langsung menuju pintu VVIP di lobby samping Hotel Sultan. Dengan mengacungkan dua jari ke arah media.

"Siap-siap lah. Nanti kita bicara ekonomi dan pangan," kata Prabowo di Hotel Sultan.

Dia pun menyatakan kesiapannya membicarakan soal lingkungan hidup selama debat nanti.

Prabowo tiba lebih dulu dari calon petahana Joko Widodo. Dari pantauan Prabowo tiba sekitar pukul 19.23 WIB dengan didampingi istrinya Iriana.

Ini adalah debat Pilpres 2019 putaran kedua yang akan mempertemukan Jokowi dan Prabowo.

KPU pada debat kali ini memilihkan tema energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.

Sementara itu politikus partai PKS, Fahri Hamzah mengaku telah memberikan 'senjata mematikan' untuk Prabowo guna menghadapi debat kedua tersebut.

Fahri mengatakan, jika ada di posisi Prabowo, dia akan banyak bertanya. Dia akan menyoroti janji-janji pemerintah.

"Kalau saya sih bertanya apa yang menjadi janji pemerintah, itu yang menurut saya kata kunci dari Pak Prabowo. Perbanyak bertanya ya dan mengajukan soal tentang dua hal, paling tidak satu, apa yang sudah menjadi janji pemerintah yang mungkin belum ditemui," kata Fahri di Hotel Sultan.

Menurut Fahri beberapa janji-janji pemerintah yang belum dicapai, terutama menyoroti impor-impor di era Jokowi.

"Contohnya? Ya banyaklah soal impor, ya, kalau ini kan energi, ya, impor pangan, impor energi, dan seterusnya, termasuk statistik. Infrastruktur, misalnya, infrastruktur dibangun dari awal grassroot-nyalah," sebut Fahri.

Menurut Fahri, beragam pertanyaan itu merupakan senjata mematikan yang bisa dipakai Prabowo. Fahri lalu berbicara mengenai Jokowi yang dalam pilpres ini berstatus petahana.

"Itu pertanyaan-pertanyaan yang mematikan bagi Pak Prabowo, sementara Pak Jokowi adalah ungkapkan saja, misalnya prioritasnya berubah, harusnya dia berani jelaskan karena rakyat nunggu, jangan sampai penantang secara terus-menerus sampai ujung cerita memberi tahu kepada masyarakat bahwa Jokowi ingkar janji, berbohong, dan sebagainya. Saya kira menarik kalau itu dilakoni gitu," sebut Wakil Ketua DPR itu. (CNN/Detik)