Terkait Masyarakat Uighur, China Bantah Kecaman Turki
pada tanggal
12 Februari 2019
BEIJING, LELEMUKU.COM - China telah menolak kecaman Turki terhadap perlakuan Beijing atas etnis Uighur dan juga membantah bahwa penyair dan musisi Uighur telah meninggal.
Radio Internasional China Seksi Bahasa Turki merilis video di Internet berdurasi 26 detik Minggu malam (10/2), menunjukkan seorang pria yang dikatakan sebagai Abdurehim Heyit yang menyatakan bahwa dia dalam keadaan “kesehatan yang baik.”
“Hari ini 10 Februari 2019,” kata pria itu, “Saya sedang dalam proses penyelidikan karena diduga melanggar undang-undang nasional. Saya sekarang dalam keadaan sehat dan tidak pernah diperlakukan tidak baik.”
Keaslian video itu belum bisa dikukuhkan secara independen.
Pada hari Sabtu, Turki meminta China untuk menutup fasilitas fasilitas yang disebutnya ‘kamp konsentrasi’ bagi etnis Uighur yang jumlahnya dilaporkan mencapai sejuta orang, dan menyatakan fasilitas-fasilitas itu “sangat memalukan bagi kemanusiaan.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Bukan rahasia lagi bahwa lebih dari satu juta warga Turki Uighur yang mengalami penangkapan sewenang-wenang menjadi sasaran penyiksaan dan pencucian otak di penjara-penjara dan kamp-kamp tahanan.
Pernyataan Turki itu menyusul laporan tentang dugaan kematian penyair dan musisi Uighur, Abdurehim Heyit yang ditahan di salah satu kamp di provinsi Xinjiang, China. (VOA)
Radio Internasional China Seksi Bahasa Turki merilis video di Internet berdurasi 26 detik Minggu malam (10/2), menunjukkan seorang pria yang dikatakan sebagai Abdurehim Heyit yang menyatakan bahwa dia dalam keadaan “kesehatan yang baik.”
“Hari ini 10 Februari 2019,” kata pria itu, “Saya sedang dalam proses penyelidikan karena diduga melanggar undang-undang nasional. Saya sekarang dalam keadaan sehat dan tidak pernah diperlakukan tidak baik.”
Keaslian video itu belum bisa dikukuhkan secara independen.
Pada hari Sabtu, Turki meminta China untuk menutup fasilitas fasilitas yang disebutnya ‘kamp konsentrasi’ bagi etnis Uighur yang jumlahnya dilaporkan mencapai sejuta orang, dan menyatakan fasilitas-fasilitas itu “sangat memalukan bagi kemanusiaan.”
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Bukan rahasia lagi bahwa lebih dari satu juta warga Turki Uighur yang mengalami penangkapan sewenang-wenang menjadi sasaran penyiksaan dan pencucian otak di penjara-penjara dan kamp-kamp tahanan.
Pernyataan Turki itu menyusul laporan tentang dugaan kematian penyair dan musisi Uighur, Abdurehim Heyit yang ditahan di salah satu kamp di provinsi Xinjiang, China. (VOA)