Uni Eropa akan Umumkan Program Hindari Sanksi AS Terkait Iran
pada tanggal
01 Februari 2019
BRUSSEL, LELEMUKU.COM - Tiga negara Eropa diperkirakan akan segera mengumumkan bahwa mereka telah menciptakan cara bagi Iran untuk bisa melanjutkan perdagangan dengan mereka dan menghindari sanksi-sanksi AS yang diberlakukan kembali, kata dua pejabat Iran.
Langkah yang berpotensi akan berbenturan dengan pendekatan maksimalis Presiden Donald Trump terhadap Teheran itu digelar Perancis, Jerman dan Inggris.
Pada intinya, menurut media-media di Jerman, ketiga negara itu akan menciptakan sebuah perusahaan negara, yang dikenal sebagaispecial purpose vehicle(SPV) yang memungkinkan Iran melakukan transaksi perdagangan kebutuhan-kebutuhan vital, seperti obat-obatan dan makanan. SPV juga memungkinkan perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi dengan Iran, secara teori, terlindungi dari sanksi-sanksi Amerika.
Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa akan melangsungkan pertemuan Kamis (31/1) di Bucharest, Rumania. Sejauh ini belum ada pengakuan mengenai pembentukan SPV untuk perdagangan itu. Namun, Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders mengatakan, Uni Eropa ingin terus mendukung kesepakatan nuklir.
“Hal paling penting yang ingin kami tunjukkan ke sejawat-sejawat kami di Amerika bahwa kita sependapat dalam serangkaian isu seperti misil balistik dan pengaruh regional Iran, namun kami berbeda pendapat dalam hal kesepakatan nuklir,” katanya.
Abbas Araghchi,wakil menteri luar negeri Iran, mengatakan kepada televisi pemerintah Iran, Kamis, ia memperkirakan SPV akan siap beroperasi dalam satu atau dua bulan lagi. Dubes Iran untuk Inggris Hamid Baeidinejad, lewat cuitannya di Twitter meyakini, program itu akan dimulai segera. (VOA)
Langkah yang berpotensi akan berbenturan dengan pendekatan maksimalis Presiden Donald Trump terhadap Teheran itu digelar Perancis, Jerman dan Inggris.
Pada intinya, menurut media-media di Jerman, ketiga negara itu akan menciptakan sebuah perusahaan negara, yang dikenal sebagaispecial purpose vehicle(SPV) yang memungkinkan Iran melakukan transaksi perdagangan kebutuhan-kebutuhan vital, seperti obat-obatan dan makanan. SPV juga memungkinkan perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi dengan Iran, secara teori, terlindungi dari sanksi-sanksi Amerika.
Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa akan melangsungkan pertemuan Kamis (31/1) di Bucharest, Rumania. Sejauh ini belum ada pengakuan mengenai pembentukan SPV untuk perdagangan itu. Namun, Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders mengatakan, Uni Eropa ingin terus mendukung kesepakatan nuklir.
“Hal paling penting yang ingin kami tunjukkan ke sejawat-sejawat kami di Amerika bahwa kita sependapat dalam serangkaian isu seperti misil balistik dan pengaruh regional Iran, namun kami berbeda pendapat dalam hal kesepakatan nuklir,” katanya.
Abbas Araghchi,wakil menteri luar negeri Iran, mengatakan kepada televisi pemerintah Iran, Kamis, ia memperkirakan SPV akan siap beroperasi dalam satu atau dua bulan lagi. Dubes Iran untuk Inggris Hamid Baeidinejad, lewat cuitannya di Twitter meyakini, program itu akan dimulai segera. (VOA)