Zulkieflimansyah Cepat Selesaikan Persoalan Pengusaha Ternak Sumbawa
pada tanggal
21 Februari 2019
MATARAM, LELEMUKU.COM - Mendengar sejumlah persoalan yang dihadapi para pengusaha ternak yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Hewan Nasional Indonesia (Pepehani) Kabupaten Sumbawa, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Zulkieflimansyah bergerak cepat.
Gubernur terbang dari Mataram untuk jemput bola menyelesaikan persoalan yang dihadapi para pengusaha ternak tersebut dan langsung menggelar pertemuan mendadak dengan Gubernur NTB di Ruang VIP Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Jumat (15/2) tadi pagi.
Persoalan para pengusaha yang diterima Gubernur terkait sekitar 500 ekor ternak sudah hampir seminggu ‘tersandera’ di Stasiun Karantina Badas karena belum dapat dikirim ke luar daerah, disebabkan belum terbitnya izin.
Namun persoalan ini berhasil dituntaskan setelah Gubernur NTB yang datang didampingi Sekdis Peternakan NTB menggelar pertemuan dengan para pengusaha ternak ini.
Dalam pertemuan itu Gubernur memberikan solusi bahwa ratusan sapi di Karantina Badas harus segera dikirim dan memerintahkan Kadis Peternakan untuk menerbitkan izin.
Gubernur juga meminta agar kuota pengiriman yang sudah ditetapkan harus dihabiskan sehingga tahun depan tidak ada lagi pengiriman ternak hidup melainkan dalam bentuk daging. Selain itu Gubernur menekankan para pengusaha yang tergabung dalam PEPEHANI menyiapkan prosesing ke arah pengiriman daging. Bagi pengusaha yang tidak beritikad berproses ke arah tersebut diberikan sanksi dengan menyetop perizinannya.
Terakhir Gubernur meminta agar setiap pengiriman untuk menyisihkan infaq 2,5% bagi kepentingan masjid dan pondok pesantren. “Kami sepakat dengan semua yang diminta Gubernur,” tandasnya.
Ditambahkan Rahmad Aron, bahwa sebenarnya pengusaha ternak memiliki konstribusi yang cukup besar untuk daerah. Setiap pengiriman per ekor sapi dikenakan retribusi sebesar Rp 105 ribu. Tidak heran jika PAD dari pengiriman ternak ini per tahunnya mencapai Rp 2 milyar. Sebab setiap hari pengiriman rata-rata 75 ekor.
Usai pertemuan, Sekretaris PEPEHANI Sumbawa, Rusdi Darmawansyah menyampaikan terima kasih kepada Gubernur yang telah menggelar pertemuan tersebut. Sehingga, melalui pertemuan tersebut ia beserta seluruh pengurus yang lain dapat menyampaikan keluhan terkait pengusaha hewan ternak itu.
Ia juga menjelaskan para pengusaha pun menyuarakan keluhannya melalui media sosial yang langsung direspon Gubernur NTB. Ketika itu Gubernur meminta para pengusaha hadir pada Jumpa Bang Zul–Rohmi yang digelar setiap Jumat pagi yang kebetulan tadi digelar. Namun mereka tidak bisa hadir. Juga, menurutnya persoalan itu bukan masalah kecil dan tidak bisa didiskusikan di forum umum seperti itu, melainkan harus dibahas secara khusus.
"Mendadak tadi malam Gubernur menghubungi salah satu anggota PEPEHANI agar dapat menemui kami di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin," jelasnya.
Dalam pertemuan itu, Rusdi memahami arah program pemerintahan Zul Rohmi bahwa ke depan adalah industry peternakan. Pada prinsipnya, Rusdi menyatakan PEPEHANI sangat welcome dengan program tersebut yaitu pengiriman daging. Sebab pengiriman ternak dalam bentuk daging ini akan membuka lapangan kerja bagi yang lainnya. (DiskominfotikNTB)
Gubernur terbang dari Mataram untuk jemput bola menyelesaikan persoalan yang dihadapi para pengusaha ternak tersebut dan langsung menggelar pertemuan mendadak dengan Gubernur NTB di Ruang VIP Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Jumat (15/2) tadi pagi.
Persoalan para pengusaha yang diterima Gubernur terkait sekitar 500 ekor ternak sudah hampir seminggu ‘tersandera’ di Stasiun Karantina Badas karena belum dapat dikirim ke luar daerah, disebabkan belum terbitnya izin.
Namun persoalan ini berhasil dituntaskan setelah Gubernur NTB yang datang didampingi Sekdis Peternakan NTB menggelar pertemuan dengan para pengusaha ternak ini.
Dalam pertemuan itu Gubernur memberikan solusi bahwa ratusan sapi di Karantina Badas harus segera dikirim dan memerintahkan Kadis Peternakan untuk menerbitkan izin.
Gubernur juga meminta agar kuota pengiriman yang sudah ditetapkan harus dihabiskan sehingga tahun depan tidak ada lagi pengiriman ternak hidup melainkan dalam bentuk daging. Selain itu Gubernur menekankan para pengusaha yang tergabung dalam PEPEHANI menyiapkan prosesing ke arah pengiriman daging. Bagi pengusaha yang tidak beritikad berproses ke arah tersebut diberikan sanksi dengan menyetop perizinannya.
Terakhir Gubernur meminta agar setiap pengiriman untuk menyisihkan infaq 2,5% bagi kepentingan masjid dan pondok pesantren. “Kami sepakat dengan semua yang diminta Gubernur,” tandasnya.
Ditambahkan Rahmad Aron, bahwa sebenarnya pengusaha ternak memiliki konstribusi yang cukup besar untuk daerah. Setiap pengiriman per ekor sapi dikenakan retribusi sebesar Rp 105 ribu. Tidak heran jika PAD dari pengiriman ternak ini per tahunnya mencapai Rp 2 milyar. Sebab setiap hari pengiriman rata-rata 75 ekor.
Usai pertemuan, Sekretaris PEPEHANI Sumbawa, Rusdi Darmawansyah menyampaikan terima kasih kepada Gubernur yang telah menggelar pertemuan tersebut. Sehingga, melalui pertemuan tersebut ia beserta seluruh pengurus yang lain dapat menyampaikan keluhan terkait pengusaha hewan ternak itu.
Ia juga menjelaskan para pengusaha pun menyuarakan keluhannya melalui media sosial yang langsung direspon Gubernur NTB. Ketika itu Gubernur meminta para pengusaha hadir pada Jumpa Bang Zul–Rohmi yang digelar setiap Jumat pagi yang kebetulan tadi digelar. Namun mereka tidak bisa hadir. Juga, menurutnya persoalan itu bukan masalah kecil dan tidak bisa didiskusikan di forum umum seperti itu, melainkan harus dibahas secara khusus.
"Mendadak tadi malam Gubernur menghubungi salah satu anggota PEPEHANI agar dapat menemui kami di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin," jelasnya.
Dalam pertemuan itu, Rusdi memahami arah program pemerintahan Zul Rohmi bahwa ke depan adalah industry peternakan. Pada prinsipnya, Rusdi menyatakan PEPEHANI sangat welcome dengan program tersebut yaitu pengiriman daging. Sebab pengiriman ternak dalam bentuk daging ini akan membuka lapangan kerja bagi yang lainnya. (DiskominfotikNTB)