Aksi Boikot Brigata Curva Sud (BCS) untuk PSS Sleman Berakhir
pada tanggal
08 Maret 2019
SLEMAN, LELEMUKU.COM - PSS Sleman mendapatkan tambahan "amunisi" saat melawan Borneo FC dalam lanjutan babak penyisihan Grup D Piala Presiden 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Jumat (8/3) malam ini.
Tambahan amunisi yang dimaksud adalah berakhirnya aksi boikot yang dilakukan salah satu kelompok suporter mereka, Brigata Curva Sud (BCS).
Situasi itu tentu bakal melipatgandakan semangat tim kebanggaan masyarakat Bumi Sembada. Apalagi PSS wajib menang agar membuka peluang lolos ke babak selanjutnya.
Aksi boikot tersebut usai setelah sejumlah pihak menggelar pertemuan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis (7/3) malam.
Selain bupati Sri Purnomo, turut hadir CEO PT PSS, Soekeno, jajaran direksi, lalu Retno Sukmawati (manajer tim), Ery Febryanto (asisten manajer), dan perwakilan BCS, Jaguar Tominangi.
Pertemuan itu dilanjutkan komitmen semua pihak dengan penantanganan Nota Kesepahaman oleh Soekeno dan Jaguar.
Soekeno menjelaskan jika PT membutuhkan akselerasi, kesabaran, perjuangan, dan bertekad tidak menjadikan tim sebagai pecundang.
"Kami tidak mau PSS Sleman hanya numpang lewat (di kompetisi Liga 1). Kami bekerja maksimal dalam membangun tim ini," ujar Soekeno.
Sementara Jaguar mengapresiasi respons positif dari PT PSS. Menurutnya, tuntutan tersebut bukan semata-mata untuk kepentingan suporter, namun lebih agar tim Super Elang Jawa lebih berprestasi.
"BCS menyadari ada yang tidak bisa dilaksanakan dalam sekejap, seperti pengadaan mes dan lapangan. Namun komitmen dan progres yang sudah ditunjukkan PT perlu apresiasi," ungkap pria yang biasa disapa Jenggo itu.
Sebelumnya, BCS memberikan delapan tuntutan kepada PT Putra Sleman Sembada (PSS) dan manajemen untuk adanya perbaikan dalam segala hal. Mulai program pembinaan dan akademi usia muda, mes untuk pemain, lapangan untuk berlatih, marketing, serta bussines development. (PSSI)
Tambahan amunisi yang dimaksud adalah berakhirnya aksi boikot yang dilakukan salah satu kelompok suporter mereka, Brigata Curva Sud (BCS).
Situasi itu tentu bakal melipatgandakan semangat tim kebanggaan masyarakat Bumi Sembada. Apalagi PSS wajib menang agar membuka peluang lolos ke babak selanjutnya.
Aksi boikot tersebut usai setelah sejumlah pihak menggelar pertemuan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis (7/3) malam.
Selain bupati Sri Purnomo, turut hadir CEO PT PSS, Soekeno, jajaran direksi, lalu Retno Sukmawati (manajer tim), Ery Febryanto (asisten manajer), dan perwakilan BCS, Jaguar Tominangi.
Pertemuan itu dilanjutkan komitmen semua pihak dengan penantanganan Nota Kesepahaman oleh Soekeno dan Jaguar.
Soekeno menjelaskan jika PT membutuhkan akselerasi, kesabaran, perjuangan, dan bertekad tidak menjadikan tim sebagai pecundang.
"Kami tidak mau PSS Sleman hanya numpang lewat (di kompetisi Liga 1). Kami bekerja maksimal dalam membangun tim ini," ujar Soekeno.
Sementara Jaguar mengapresiasi respons positif dari PT PSS. Menurutnya, tuntutan tersebut bukan semata-mata untuk kepentingan suporter, namun lebih agar tim Super Elang Jawa lebih berprestasi.
"BCS menyadari ada yang tidak bisa dilaksanakan dalam sekejap, seperti pengadaan mes dan lapangan. Namun komitmen dan progres yang sudah ditunjukkan PT perlu apresiasi," ungkap pria yang biasa disapa Jenggo itu.
Sebelumnya, BCS memberikan delapan tuntutan kepada PT Putra Sleman Sembada (PSS) dan manajemen untuk adanya perbaikan dalam segala hal. Mulai program pembinaan dan akademi usia muda, mes untuk pemain, lapangan untuk berlatih, marketing, serta bussines development. (PSSI)