Aksi Nekat Kristopel Kreku, Sang Prajurit Patriot yang Menyergap Tanpa Letusan
pada tanggal
23 Maret 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Prajurit Satu (Pratu) Kristopel Kreku adalah seorang Prajurit anggota Yonif RK 751/VJS yang pantas mendapat sanjungan sebagai prajurit patriot.
Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, Kreku bersama para rekannya melakukan tindakan yang dinilai cukup nekat namun terpuji.
"Ketika itu tanggal 28 Oktober 2018 Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pam Rawan) yang bertugas di Pos Illu Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua melaksanakan penyergapan terhadap kelompok separatis bersenjata pimpinan Bilkuis Kogoya yang diduga membawa senjata api standar militer berdasarkan laporan masyarakat. Penyergapan dipimpin oleh Danpos Lettu Inf Sukma," tutur Aidi dalam rilisnya pada Jumat (22/03/2018).
Penyergapan berjalan dengan sukses dan berhasil membekuk tersangka Bilkuis Kogoya tanpa letusan senjata. Namun Sayang, Bilkuis Kogoya ternyata tidak membawa senjata, dia hanya membawa tas noken yang berisi HP, bendera Bintang Kejora dan sejumlah barang bukti lainnya.
"Namun saat yang bersangkutan dibawa ke Pos dan diintrogasi, Bilkuis Kogoya mengakui bahwa senjatanya saat ini dibawa oleh temannya yang sedang berada di sebuah honai dipinggir Sungai Dolinggame, Distrik Illu," ungkap Aidi.
Selanjutnya anggota Pos kembali melaksanakan penyergapan ke arah rumah tradisional warga pegunungan Papua yang ditunjukkan oleh Bilkuis. Ternyata di dalam honai tersebut terdapat 2 orang teman Bilkuis diantaranya Nimoya Kogoya dan Komisi Kogoya dan dipastikan menyimpan senjata standar militer sesuai keterangan Bilkuis.
"Anggota Satgas mengepung honay dan meminta penghuninya keluar menyerahkan diri. Namun keduanya bersembunyi ketakutan tidak mau keluar. Anggota Satgas berusaha membujuk tersangka agar keluar menyerahkan diri dan akan dijamin keamanannya," jelas dia.
Aidi menyatakan untuk meyakinkan tersangka bahwa mereka tidak akan disakiti, tiba-tiba Praka Kreku berdiri dan melepaskan perlengkapannya serta meletakkan senjatanya kemudian mendekati honai sambil mengajak kedua tersangka keluar dari persembunyiannya. Pratu Kreku dikawal oleh rekannya Praka Oktovianus Kainama, sedangkan Anggota Tim yang lain bersiap siaga mengantisipasi kemungkinan terburuk akan terjadi.
"Langkah Nekad Pratu Kreku rupanya menuai hasil, tersangka akhirnya mau keluar dari persembunyiannya dari dalam Honay sambil membawa sepucuk senjata standar militer jenis SS-1. Dengan diperlakukan secara baik-baik, kedua tersangka dibawa ke Pos untuk pemeriksaan lebih lanjut," tutup Kapendam. (Albert Batlayeri)
Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, Kreku bersama para rekannya melakukan tindakan yang dinilai cukup nekat namun terpuji.
"Ketika itu tanggal 28 Oktober 2018 Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pam Rawan) yang bertugas di Pos Illu Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua melaksanakan penyergapan terhadap kelompok separatis bersenjata pimpinan Bilkuis Kogoya yang diduga membawa senjata api standar militer berdasarkan laporan masyarakat. Penyergapan dipimpin oleh Danpos Lettu Inf Sukma," tutur Aidi dalam rilisnya pada Jumat (22/03/2018).
Penyergapan berjalan dengan sukses dan berhasil membekuk tersangka Bilkuis Kogoya tanpa letusan senjata. Namun Sayang, Bilkuis Kogoya ternyata tidak membawa senjata, dia hanya membawa tas noken yang berisi HP, bendera Bintang Kejora dan sejumlah barang bukti lainnya.
"Namun saat yang bersangkutan dibawa ke Pos dan diintrogasi, Bilkuis Kogoya mengakui bahwa senjatanya saat ini dibawa oleh temannya yang sedang berada di sebuah honai dipinggir Sungai Dolinggame, Distrik Illu," ungkap Aidi.
Selanjutnya anggota Pos kembali melaksanakan penyergapan ke arah rumah tradisional warga pegunungan Papua yang ditunjukkan oleh Bilkuis. Ternyata di dalam honai tersebut terdapat 2 orang teman Bilkuis diantaranya Nimoya Kogoya dan Komisi Kogoya dan dipastikan menyimpan senjata standar militer sesuai keterangan Bilkuis.
"Anggota Satgas mengepung honay dan meminta penghuninya keluar menyerahkan diri. Namun keduanya bersembunyi ketakutan tidak mau keluar. Anggota Satgas berusaha membujuk tersangka agar keluar menyerahkan diri dan akan dijamin keamanannya," jelas dia.
Aidi menyatakan untuk meyakinkan tersangka bahwa mereka tidak akan disakiti, tiba-tiba Praka Kreku berdiri dan melepaskan perlengkapannya serta meletakkan senjatanya kemudian mendekati honai sambil mengajak kedua tersangka keluar dari persembunyiannya. Pratu Kreku dikawal oleh rekannya Praka Oktovianus Kainama, sedangkan Anggota Tim yang lain bersiap siaga mengantisipasi kemungkinan terburuk akan terjadi.
"Langkah Nekad Pratu Kreku rupanya menuai hasil, tersangka akhirnya mau keluar dari persembunyiannya dari dalam Honay sambil membawa sepucuk senjata standar militer jenis SS-1. Dengan diperlakukan secara baik-baik, kedua tersangka dibawa ke Pos untuk pemeriksaan lebih lanjut," tutup Kapendam. (Albert Batlayeri)