Anak Berkebutuhan Khusus di Tanimbar Butuh Pendidikan Karakter
pada tanggal
26 Maret 2019
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Pimpinan Panti Asuhan Bhakti Luhur Cabang Saumlaki, Kompleks Missi Olilit Barat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Suster Bibiana Teniwut berpesan kepada para orang tua yang memiliki buah hati dengan berkebutuhan khusus atau difabel untuk terus mendukung pendidikan karakter anak.
Ia mengatakan orang tua wajib memberikan perhatian, sehingga hal tersebut dapat mendorong anak berkebutuhan khusus mampu menemukan kelebihan dalam diri dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat.
“Bentuklah anak itu agar mempunyai karakter yang baik, supaya di masyarakat dia tidak dipandang sebelah mata, tetapi dia dipandang sama dengan anak-anak normal yang lainnya,” kata Suster Bibiana beberapa waktu lalu kepada Lelemuku.com.
Ia pun meminta para orang tua agar jangan putus asa untuk terus memberi motivasi kepada anak-anak tersebut untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter karena hal itu adalah sesuatu yang penting bagi tumbuh kembang anak dengan kebutuhan khusus.
“Pesan ke orang tua tetap perhatikan anak-anak difabel, juga untuk masyarakat tetap mendukung, supaya anak-anak difabel itu jadi bagian dari kita di masyarakat,” pinta Suster Bibiana.
Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan.
Klasifiasinya dari difabel diantaranya tunanetra atau tidak dapat melihat, tunarungu atau tidak atau kurang dapat mendengar, tunawicara atau tidak dapat berbicara, tunadaksa atau cacat tubuh, tunalaras fisik atau cacat suara dan nada, tunalaras mental atau sukar mengendalikan emosi dan sosial, tunagrahita atau cacat pikiran, lemah daya tangkap dan tunaganda atau penderita cacat lebih dari satu kecacatan.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang perlu diberikan kepada anak dengan kebutuhan khusus adalah nilai agama yaitu untuk mengenal Tuhan. Contohnya, Anak bisa diajak beribadah sesuai keyakinan, menjaga hubungan antara sesama manusia, mencontoh perilaku orang yang baik, membedakan baik dan buruk, membedakan perbuatan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan oleh agama. Nilai budaya penting diajarkan agar anak mampu untuk berinteraksi dengan orang lain, contohnya dilatih untuk dapat bersikap disiplin, kejujuran, kerjasama dan kesetiakawanan. (Laura Sobuber)
Ia mengatakan orang tua wajib memberikan perhatian, sehingga hal tersebut dapat mendorong anak berkebutuhan khusus mampu menemukan kelebihan dalam diri dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat.
“Bentuklah anak itu agar mempunyai karakter yang baik, supaya di masyarakat dia tidak dipandang sebelah mata, tetapi dia dipandang sama dengan anak-anak normal yang lainnya,” kata Suster Bibiana beberapa waktu lalu kepada Lelemuku.com.
Ia pun meminta para orang tua agar jangan putus asa untuk terus memberi motivasi kepada anak-anak tersebut untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter karena hal itu adalah sesuatu yang penting bagi tumbuh kembang anak dengan kebutuhan khusus.
“Pesan ke orang tua tetap perhatikan anak-anak difabel, juga untuk masyarakat tetap mendukung, supaya anak-anak difabel itu jadi bagian dari kita di masyarakat,” pinta Suster Bibiana.
Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan.
Klasifiasinya dari difabel diantaranya tunanetra atau tidak dapat melihat, tunarungu atau tidak atau kurang dapat mendengar, tunawicara atau tidak dapat berbicara, tunadaksa atau cacat tubuh, tunalaras fisik atau cacat suara dan nada, tunalaras mental atau sukar mengendalikan emosi dan sosial, tunagrahita atau cacat pikiran, lemah daya tangkap dan tunaganda atau penderita cacat lebih dari satu kecacatan.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang perlu diberikan kepada anak dengan kebutuhan khusus adalah nilai agama yaitu untuk mengenal Tuhan. Contohnya, Anak bisa diajak beribadah sesuai keyakinan, menjaga hubungan antara sesama manusia, mencontoh perilaku orang yang baik, membedakan baik dan buruk, membedakan perbuatan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan oleh agama. Nilai budaya penting diajarkan agar anak mampu untuk berinteraksi dengan orang lain, contohnya dilatih untuk dapat bersikap disiplin, kejujuran, kerjasama dan kesetiakawanan. (Laura Sobuber)