AS akan Akhiri Status Preferensi Perdagangan India
pada tanggal
06 Maret 2019
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Pemerintahan Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Donald Trump, Senin (4/3) mengatakan akan mencabut status preferensi perdagangan untuk India, sehingga memungkinkan terbukanya medan baru perang dagang dengan negara-negara yang dituduhnya melakukan praktik perdagangan tidak adil.
Presiden Trump memberi tahu Kongres pada hari Senin (4/3) bahwa ia bermaksud untuk menghapuskan program "Generalized System of Preferences" kepada India. Program ini membebaskan bea masuk senilai hingga $5,6 miliar dari ekspor barang-barang manufaktur India ke Amerika Serikat.
Trump mengatakan dia mengambil langkah itu karena New Delhi “tidak meyakinkan Amerika Serikat bahwa perlakuan khusus itu tidak memberikan jaminan India akan memberikan akses yang adil dan masuk akal bagi barang-barang Amerika ke pasarnya. Keputusan itu akan berlaku dalam 60 hari.
India adalah penerima manfaat terbesar di dunia dari program GSP, yang dimulai pada tahun 1970-an. Menteri Perdagangan India Anup Wadhawan mengatakan kepada para wartawan bahwa New Delhi tidak akan mengenakan tarif pembalasan dalam menanggapi keputusan Washington tersebut.
Pemerintahan Trump juga mencabut status Turki sebagai penerima program preferensi perdagangan dengan alasan negara itu telah menikmati perkembangan ekonomi yang cukup, termasuk peningkatan pendapatan nasional bruto dan menurunnya tingkat kemiskinan. (VOA)
Presiden Trump memberi tahu Kongres pada hari Senin (4/3) bahwa ia bermaksud untuk menghapuskan program "Generalized System of Preferences" kepada India. Program ini membebaskan bea masuk senilai hingga $5,6 miliar dari ekspor barang-barang manufaktur India ke Amerika Serikat.
Trump mengatakan dia mengambil langkah itu karena New Delhi “tidak meyakinkan Amerika Serikat bahwa perlakuan khusus itu tidak memberikan jaminan India akan memberikan akses yang adil dan masuk akal bagi barang-barang Amerika ke pasarnya. Keputusan itu akan berlaku dalam 60 hari.
India adalah penerima manfaat terbesar di dunia dari program GSP, yang dimulai pada tahun 1970-an. Menteri Perdagangan India Anup Wadhawan mengatakan kepada para wartawan bahwa New Delhi tidak akan mengenakan tarif pembalasan dalam menanggapi keputusan Washington tersebut.
Pemerintahan Trump juga mencabut status Turki sebagai penerima program preferensi perdagangan dengan alasan negara itu telah menikmati perkembangan ekonomi yang cukup, termasuk peningkatan pendapatan nasional bruto dan menurunnya tingkat kemiskinan. (VOA)