AS dan Rusia Bertemu di Roma Bahas Situasi di Venezuela
pada tanggal
19 Maret 2019
ROMA, LELEMUKU.COM - Bagi Rusia, Presiden Venezuela Nicolas Maduro adalah satu-satunya pemimpin sah negara itu. Ini akan ditegaskan oleh para pejabat Rusia kepada utusan khusus Amerika itu dalam pertemuan yang diadakan di Roma hari Senin (18/3) dan Selasa.
Pemerintah Amerika dan 50 negara lainnya telah mengakui tokoh oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela.
Pemerintah Rusia juga diperkirakan akan menegaskan posisinya bahwa intervensi militer Amerika di Venezuela tidak bisa diterima, kata Wakil Menteri LN Sergei Ryabkov kepada kantor berita Rusia Interfax hari Minggu.
“Posisi Rusia dan Amerika dalam soal ini sangat bertentangan,” kata Ryabkov, “tapi itu bukan alasan untuk tidak berunding.”
Sergei Ryabkov juga dilaporkan mengatakan bahwa pemerintahnya akan terus bekerjasama dengan Venezuela dalam sejumlah sektor, termasuk energi dan militer, walaupun ditentang oleh Amerika.
Moskow dan sejumlah negara lain mengatakan, sanksi-sanksi yang dikenakan Amerika atas Venezuela hanya merugikan rakyat di negara itu. Pemerintah Rusia telah mengirim pasokan makanan dan obat-obatan ke Venezuela untuk membantu negara itu menghindari sanksi-sanksi Amerika.
Namun, utusan khusus Elliot Abrams mengatakan, sanksi-sanksi Amerika itu hanya bersifat sementara.
“Tuduhan bahwa Juan Guaido adalah boneka Amerika adalah konyol, dan telah dibuktikan dalam berbagai cara. Salah satunya adalah kenyataan bahwa sejumlah negara lain juga mendukungnya,” kata Abrams.
Pemerintah Venezuela hari Jumat (15/3) telah membentuk satuan tugas khusus untuk melindungi fasilitas-fasilitas penting seperti pembangkit listrik dan penjernihan air, satu hari setelah putusnya aliran listrik hampir diseluruh negara. Presiden Nicolas Maduro kini sedang merencanakan “perombakan menyeluruh” dalam pemerintahannya, kata wakil presiden Delcy Rodriguez. (VOA)
Pemerintah Amerika dan 50 negara lainnya telah mengakui tokoh oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela.
Pemerintah Rusia juga diperkirakan akan menegaskan posisinya bahwa intervensi militer Amerika di Venezuela tidak bisa diterima, kata Wakil Menteri LN Sergei Ryabkov kepada kantor berita Rusia Interfax hari Minggu.
“Posisi Rusia dan Amerika dalam soal ini sangat bertentangan,” kata Ryabkov, “tapi itu bukan alasan untuk tidak berunding.”
Sergei Ryabkov juga dilaporkan mengatakan bahwa pemerintahnya akan terus bekerjasama dengan Venezuela dalam sejumlah sektor, termasuk energi dan militer, walaupun ditentang oleh Amerika.
Moskow dan sejumlah negara lain mengatakan, sanksi-sanksi yang dikenakan Amerika atas Venezuela hanya merugikan rakyat di negara itu. Pemerintah Rusia telah mengirim pasokan makanan dan obat-obatan ke Venezuela untuk membantu negara itu menghindari sanksi-sanksi Amerika.
Namun, utusan khusus Elliot Abrams mengatakan, sanksi-sanksi Amerika itu hanya bersifat sementara.
“Tuduhan bahwa Juan Guaido adalah boneka Amerika adalah konyol, dan telah dibuktikan dalam berbagai cara. Salah satunya adalah kenyataan bahwa sejumlah negara lain juga mendukungnya,” kata Abrams.
Pemerintah Venezuela hari Jumat (15/3) telah membentuk satuan tugas khusus untuk melindungi fasilitas-fasilitas penting seperti pembangkit listrik dan penjernihan air, satu hari setelah putusnya aliran listrik hampir diseluruh negara. Presiden Nicolas Maduro kini sedang merencanakan “perombakan menyeluruh” dalam pemerintahannya, kata wakil presiden Delcy Rodriguez. (VOA)