Doni Monardo Meninjau Kondisi Jayapura Pasca Banjir Bandang
pada tanggal
19 Maret 2019
SENTANI, LELEMUKU.COM - Kepala BNPB Doni Monardo meninjau Jayapura pasca bencana banjir bandang di Provinsi Papua, Senin (18/3). "Tujuan Kami kesini adalah atas perintah Presiden RI, untuk memastikan proses pemulihan semuanya berjalan lancar" ucapnya.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengucapkan terimakasih banyak atas kedatangan Kepala BNPB beserta beberapa rombongan. "Mohon petunjuk dari Kepala BNPB dalam penanganan bencana ini" ucapnya
Menurut Kepala BNPB, pada tahun 2007 juga pernah terjadi hal serupa, hal ini tidak boleh terulang kembali. Apa yang menjadi penyebabnya, paling tidak ada tiga faktor, yakni pertama, karena faktor topografi, kedua faktor cuaca, karena curah hujan tinggi selama 5 jam 30 menit, dan ketiga akibat perbuatan manusia, yakni seperti pembangunan pemukiman, dan pengalihan fungsi lahan.
Aster Kasdam 17 Cendrawasih, Andi Prihantono mengatakan banjir bandang diakibatkan intensitas hujan deras dan 18.00-23.30 WIT dan Bupati sudah menetapkan status tanggap darurat sejak tanggal 17 Maret 2019, "Terhitung 14 hari masa tanggap darurat" ucapnya.
Kemiringan hutan antara 40 sampai dengan 90 derajat, yang gundul dan menyebabkan longsor. Hal ini harus kita antisipasi dengan memberikan solusi lain tanpa menebang kayu tapi mempunyai nilai ekonomis, seperti menanam pohon Matoa. "Sehingga tidak perlu lagi masyarakat menebangi pohon untuk mendapatkan ekonomi" himbau Kepala BNPB.
BNPB juga didampingi oleh perwakilan dari Kementerian Bappenas, Kemenko PMK, Kementerian PUPERA, BMKG, dan sebagainya.
BNPB memberikan bantuan 1 milyar untuk Kabupaten Jayapura, 250 juta untuk Kota Jayapura dan 250 juta untuk pemerintah provinsi Papua.
Update meninggal dunia pada 13.30 WIT, sejumlah 79 orang. 72 orang di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura, dan data pengungsi 4.728 orang.
Lokasi yang ditinjau Kepala BNPB dan pos pengungsian adalah Kodam, Lanud, Jembatan Kemiri, Posko Utama di kantor Bupati Jayapura, pos pengungsian di kantor bupati, RSUD Yoari, Puskesmas Sentani, Jembatan Kampung Harapan, RS Bhayangkara. (BPBD)
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengucapkan terimakasih banyak atas kedatangan Kepala BNPB beserta beberapa rombongan. "Mohon petunjuk dari Kepala BNPB dalam penanganan bencana ini" ucapnya
Menurut Kepala BNPB, pada tahun 2007 juga pernah terjadi hal serupa, hal ini tidak boleh terulang kembali. Apa yang menjadi penyebabnya, paling tidak ada tiga faktor, yakni pertama, karena faktor topografi, kedua faktor cuaca, karena curah hujan tinggi selama 5 jam 30 menit, dan ketiga akibat perbuatan manusia, yakni seperti pembangunan pemukiman, dan pengalihan fungsi lahan.
Aster Kasdam 17 Cendrawasih, Andi Prihantono mengatakan banjir bandang diakibatkan intensitas hujan deras dan 18.00-23.30 WIT dan Bupati sudah menetapkan status tanggap darurat sejak tanggal 17 Maret 2019, "Terhitung 14 hari masa tanggap darurat" ucapnya.
Kemiringan hutan antara 40 sampai dengan 90 derajat, yang gundul dan menyebabkan longsor. Hal ini harus kita antisipasi dengan memberikan solusi lain tanpa menebang kayu tapi mempunyai nilai ekonomis, seperti menanam pohon Matoa. "Sehingga tidak perlu lagi masyarakat menebangi pohon untuk mendapatkan ekonomi" himbau Kepala BNPB.
BNPB juga didampingi oleh perwakilan dari Kementerian Bappenas, Kemenko PMK, Kementerian PUPERA, BMKG, dan sebagainya.
BNPB memberikan bantuan 1 milyar untuk Kabupaten Jayapura, 250 juta untuk Kota Jayapura dan 250 juta untuk pemerintah provinsi Papua.
Update meninggal dunia pada 13.30 WIT, sejumlah 79 orang. 72 orang di Kabupaten Jayapura dan 7 orang di Kota Jayapura, dan data pengungsi 4.728 orang.
Lokasi yang ditinjau Kepala BNPB dan pos pengungsian adalah Kodam, Lanud, Jembatan Kemiri, Posko Utama di kantor Bupati Jayapura, pos pengungsian di kantor bupati, RSUD Yoari, Puskesmas Sentani, Jembatan Kampung Harapan, RS Bhayangkara. (BPBD)