Gokmen Tanis, Warga Turki Diduga Pelaku Teror Tram Utrech Tewaskan 1 dan Lukai 6 Orang
pada tanggal
18 Maret 2019
AMSTERDAM, LELEMUKU.COM - Kepolisian Kerajaan Belanda mengumumkan nama seorang terduga teror di stasiun tram 24 Oktoberplein pada Senin (18/3) bernama Gökmen Tanis (37) imigran Turki yang tinggal di Kanalen Eiland atau Channel Island, Kota Utrech, Provinsi Belanda.
"Polisi meminta anda untuk mewaspadai Gökman Tanis, 37 tahun lahir di Turki yang berhubungan dengan insiden pagi ini di 23oktoberplein Utrecht. Jangan dekati pelaku tetapi langsung hubungi polisi," ungkap Polisi Utrecht dalam akun twitter mereka pada siang hari.
Sebelumnya tim anti teror kepolisian Belanda melakukan pengepungan di sebuah apartemen diduga milik Gökman Tanis di Jalan Trumanlaan, Kota Utrecht, Belanda pada Senin (18/3) siang, namun polisi menyatakan kontak senjata di kompleks warga migran Turki dan Maroko tersebut tidak terkait dengan pelaku terror.
Sementara informasi terakhir serangan terror di tram dekat lapangan 24 Oktoberplein, Kota Utrecht pada pukul 10 pagi hari menewaskan 1 orang dan melukai 6 orang warga kota.
Guna mengindari melebarnya terror di negara itu. Kepolisian mengamankan lokasi bandara dan menaikan tingkat pengamanan ke level 5 selama 18 jam di wilayah barat Belanda yakni Utrecht, North Holland, Zeeland dan South Holland serta maksimum di seluruh Belanda.
"Kepolisian masih menyelidiki penembakan yang dilaporkan terjadi pada pukul 10.45 waktu setempat. Beberapa orang terluka dan seluruh wilayah telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut," tulis kepolisian Utrecht.
Helikopter dan mobil patroli mencari pelaku yang masih belum diketahui keberadaannya. Sementara identitas para korban masih dalam penyelidikan.
"Beberapa helikopter dari rumah sakit telah datang memberikan bantuan kepada para korban," tulis mereka.
Selain itu polisi di kerajaan itu mengamankan beberapa titik pusat kota Utrech dan sekitarnya, termasuk di Amsterdam.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyatakan berduka dengan serangan teror ini dan menyatakan akan menindaklanjuti proses pengamanan pasca terror ini.
Ia menilai penyerangan di stasiun tram dekat lapangan 24 Oktober yang melayani trayek Zuilenstein, Nieuwegein dan IJsselstein ini adalah penyerangan fatal di negara tersebut.
Kepala anti-terror Belanda, Pieter-Jaap Aalbersberg pada akun twitternya menyatakan akan menangani situasi krisis ini dengan tuntas dan segera sehingga tidak meluas.
"NCTV sedang memantau situasi di Utrech dan tidak memungkiri ini adalah motif teroris. Tim krisis saat ini sedang berada di lapangan sebab para pelaku akan dicari," tegas dia. (Albert Batlayeri)
"Polisi meminta anda untuk mewaspadai Gökman Tanis, 37 tahun lahir di Turki yang berhubungan dengan insiden pagi ini di 23oktoberplein Utrecht. Jangan dekati pelaku tetapi langsung hubungi polisi," ungkap Polisi Utrecht dalam akun twitter mereka pada siang hari.
Sebelumnya tim anti teror kepolisian Belanda melakukan pengepungan di sebuah apartemen diduga milik Gökman Tanis di Jalan Trumanlaan, Kota Utrecht, Belanda pada Senin (18/3) siang, namun polisi menyatakan kontak senjata di kompleks warga migran Turki dan Maroko tersebut tidak terkait dengan pelaku terror.
Sementara informasi terakhir serangan terror di tram dekat lapangan 24 Oktoberplein, Kota Utrecht pada pukul 10 pagi hari menewaskan 1 orang dan melukai 6 orang warga kota.
Guna mengindari melebarnya terror di negara itu. Kepolisian mengamankan lokasi bandara dan menaikan tingkat pengamanan ke level 5 selama 18 jam di wilayah barat Belanda yakni Utrecht, North Holland, Zeeland dan South Holland serta maksimum di seluruh Belanda.
"Kepolisian masih menyelidiki penembakan yang dilaporkan terjadi pada pukul 10.45 waktu setempat. Beberapa orang terluka dan seluruh wilayah telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut," tulis kepolisian Utrecht.
Helikopter dan mobil patroli mencari pelaku yang masih belum diketahui keberadaannya. Sementara identitas para korban masih dalam penyelidikan.
"Beberapa helikopter dari rumah sakit telah datang memberikan bantuan kepada para korban," tulis mereka.
Selain itu polisi di kerajaan itu mengamankan beberapa titik pusat kota Utrech dan sekitarnya, termasuk di Amsterdam.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyatakan berduka dengan serangan teror ini dan menyatakan akan menindaklanjuti proses pengamanan pasca terror ini.
Ia menilai penyerangan di stasiun tram dekat lapangan 24 Oktober yang melayani trayek Zuilenstein, Nieuwegein dan IJsselstein ini adalah penyerangan fatal di negara tersebut.
Kepala anti-terror Belanda, Pieter-Jaap Aalbersberg pada akun twitternya menyatakan akan menangani situasi krisis ini dengan tuntas dan segera sehingga tidak meluas.
"NCTV sedang memantau situasi di Utrech dan tidak memungkiri ini adalah motif teroris. Tim krisis saat ini sedang berada di lapangan sebab para pelaku akan dicari," tegas dia. (Albert Batlayeri)