Hillary Clinton Akan Tetap Lantang Meski Tak Jadi Capres AS 2020
pada tanggal
06 Maret 2019
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Tokoh Partai Demokrat Hillary Clinton, yang kalah dalam pemilihan presiden tahun 2016, memastikan tidak akan ikut bertarung dalam pemilihan presiden tahun 2020 untuk kembali menantang Donald Trump, yang sudah memastikan akan berupaya memenangkan masa jabatan keduanya.
“Saya tidak akan bertarung, tetapi saya akan tetap bekerja, bicara dan berdiri atas apa yang saya yakini,” ujar Clinton dalam wawancara televisi di New York.
“Saya ingin memastikan agar orang-orang memahami, saya akan tetap bersuara lantang,” tambahnya.
“Saya tidak akan kemana-mana. Apa yang dipertaruhkan di negara kita ini, hal-hal yang terjadi sekarang, sangat meresahkan saya.”
Michael Bloomberg Tak Ikut
Sebelumnya mantan walikota New York Michael Bloomberg juga mengumumkan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden mendatang.
Ia malah menyampaikan niatnya untuk berkonsentrasi pada usaha dan kekayaan yang dimilikinya untuk membantu Partai Demokrat menggagalkan upaya Trump agar terpilih kembali.
Lima Perempuan Ikut Perebutkan Nominasi
Daftar penantang Trump dari Partai Demokrat sudah cukup panjang, termasuk lima perempuan yang kini masih duduk di Kongres yaitu Senator Elizabeth Warren dari negara bagian Massachusetts, Kirsten Gillibrand dari negara bagian New York, Amy Klobuchar dari negara bagian Minnesota, Kamala Harris dari negara bagian California dan Tulsi Gabbard dari negara bagian Hawaii.
Senator Bernie Sanders dari negara bagian Vermont, yang sebelumnya menjadi penantang utama Clinton dalam nominasi calon presiden Partai Demokrat tahun 2016, juga telah mengumumkan bahwa ia akan kembali mencalonkan diri. Sementara tokoh berpengaruh lain di Partai Demokrat, yang juga mantan wakil presiden, Joe Biden, mengatakan sedang dalam tahap-tahap akhir untuk memutuskan apakah ia akan bertarung atau tidak.
Clinton mengatakan telah memberikan saran pada sebagian tokoh yang mencalonkan diri dari partainya. “Saya mengatakan kepada mereka, jangan anggap remeh pemilu ini meskipun kita sudah memiliki daftar panjang masalah utama dan janji-janji yang dilanggar pemerintahan ini,” ujar Clinton.
Sejumlah penasehat politik Clinton beberapa minggu ini telah menyarankannya untuk kembali mencalonkan diri untuk mendapatkan nominasi calon presiden Partai Demokrat. Clinton memenangkan hampir tiga juta suara lebih banyak dibanding Donald Trump dalam pemilu presiden tahun 2016, namun kalah di “electoral college” – yang menjadi penentu kemenangan dari 50 negara bagian dan distrik Washington.
Ditanyakan apakah ia mempertimbangkan kemungkinan bertarung kembali, Clinton menjawab “saya kira tidak.”
Hillary, istri mantan presiden Bill Clinton yang pernah menjabat dua kali sebagai senator negara bagian New York, pernah menjadi menteri luar negeri pada masa jabatan pertama Presiden Barack Obama.
Sejak pemilihan presiden 2016, Clinton sesekali menyerang kinerja Trump di Gedung Putih.
Trump Masih Kerap Ejek Hillary
Sementara Trump kerap mengejek Clinton sebagai “Crooked Hillary,” julukan favoritnya sejak tiga tahun lalu, merujuk pada penyelidikan FBI tentang penggunaan server email pribadi selama menjabat sebagai menteri luar negeri. Dalam berbagai kampanye dan pawai politik, Trump juga kerap menyerukan “lock her up!”
Clinton tidak pernah didakwa melakukan pelanggaran pidana apapun, tetapi ia menyalahkan penyelidikan terhadap email-emailnya kurang dari dua minggu sebelum pemungutan suara pada 8 November 2016 sebagai penyebab kekalahannya. (VOA)
“Saya tidak akan bertarung, tetapi saya akan tetap bekerja, bicara dan berdiri atas apa yang saya yakini,” ujar Clinton dalam wawancara televisi di New York.
“Saya ingin memastikan agar orang-orang memahami, saya akan tetap bersuara lantang,” tambahnya.
“Saya tidak akan kemana-mana. Apa yang dipertaruhkan di negara kita ini, hal-hal yang terjadi sekarang, sangat meresahkan saya.”
Michael Bloomberg Tak Ikut
Sebelumnya mantan walikota New York Michael Bloomberg juga mengumumkan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden mendatang.
Ia malah menyampaikan niatnya untuk berkonsentrasi pada usaha dan kekayaan yang dimilikinya untuk membantu Partai Demokrat menggagalkan upaya Trump agar terpilih kembali.
Lima Perempuan Ikut Perebutkan Nominasi
Daftar penantang Trump dari Partai Demokrat sudah cukup panjang, termasuk lima perempuan yang kini masih duduk di Kongres yaitu Senator Elizabeth Warren dari negara bagian Massachusetts, Kirsten Gillibrand dari negara bagian New York, Amy Klobuchar dari negara bagian Minnesota, Kamala Harris dari negara bagian California dan Tulsi Gabbard dari negara bagian Hawaii.
Senator Bernie Sanders dari negara bagian Vermont, yang sebelumnya menjadi penantang utama Clinton dalam nominasi calon presiden Partai Demokrat tahun 2016, juga telah mengumumkan bahwa ia akan kembali mencalonkan diri. Sementara tokoh berpengaruh lain di Partai Demokrat, yang juga mantan wakil presiden, Joe Biden, mengatakan sedang dalam tahap-tahap akhir untuk memutuskan apakah ia akan bertarung atau tidak.
Clinton mengatakan telah memberikan saran pada sebagian tokoh yang mencalonkan diri dari partainya. “Saya mengatakan kepada mereka, jangan anggap remeh pemilu ini meskipun kita sudah memiliki daftar panjang masalah utama dan janji-janji yang dilanggar pemerintahan ini,” ujar Clinton.
Sejumlah penasehat politik Clinton beberapa minggu ini telah menyarankannya untuk kembali mencalonkan diri untuk mendapatkan nominasi calon presiden Partai Demokrat. Clinton memenangkan hampir tiga juta suara lebih banyak dibanding Donald Trump dalam pemilu presiden tahun 2016, namun kalah di “electoral college” – yang menjadi penentu kemenangan dari 50 negara bagian dan distrik Washington.
Ditanyakan apakah ia mempertimbangkan kemungkinan bertarung kembali, Clinton menjawab “saya kira tidak.”
Hillary, istri mantan presiden Bill Clinton yang pernah menjabat dua kali sebagai senator negara bagian New York, pernah menjadi menteri luar negeri pada masa jabatan pertama Presiden Barack Obama.
Sejak pemilihan presiden 2016, Clinton sesekali menyerang kinerja Trump di Gedung Putih.
Trump Masih Kerap Ejek Hillary
Sementara Trump kerap mengejek Clinton sebagai “Crooked Hillary,” julukan favoritnya sejak tiga tahun lalu, merujuk pada penyelidikan FBI tentang penggunaan server email pribadi selama menjabat sebagai menteri luar negeri. Dalam berbagai kampanye dan pawai politik, Trump juga kerap menyerukan “lock her up!”
Clinton tidak pernah didakwa melakukan pelanggaran pidana apapun, tetapi ia menyalahkan penyelidikan terhadap email-emailnya kurang dari dua minggu sebelum pemungutan suara pada 8 November 2016 sebagai penyebab kekalahannya. (VOA)