ILO Nilai Kesenjangan Gender Masih Lebar dalam Dunia Kerja
pada tanggal
08 Maret 2019
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan kesenjangan gender dalam pekerjaan dan upah tetap lebar, dan hanya kebijakan dan UU yang kuat dan diterapkan yang akan mengubah situasi ini menjadi lebih baik.ILO hari Rabu (6/3) meluncurkan laporan baru bertajuk “A Quantum Leap for Gender Equality: For a Better Future of Work for All” menjelang Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret.
Ketika berbicara soal pekerjaan, perempuan jauh tertinggal dari laki-laki. ILO menemukan bahwa kondisi ini hampir tidak berubah selama 27 tahun terakhir. Dikatakan kemungkinan perempuan mendapat pekerjaan 26 persen lebih kecil daripada laki-laki.
Dikatakan hal ini juga meluas ke pekerjaan perempuan dalam posisi tinggi. Data ILO menunjukkan secara global hanya seperempat manajer atau pemimpin adalah perempuan. Dikatakan bahwa perempuan yang berhasil mencapai posisi puncak cenderung satu tahun lebih muda dan berpendidikan lebih baik daripada rekan laki-laki mereka.
Terlepas dari kualifikasi ini, penulis penelitian mengatakan perempuan tidak mendapatkan gaji yang sama untuk pekerjaan top yang sama dengan laki-laki. Secara global, penelitian ini menemukan kesenjangan upah antar gender tetap pada rata-rata 20 persen.
Shauna Olney adalah kepala divisi Gender, Equality and Diversity. Pejabat ILO ini mengatakan ibu dari anak kecil hingga usia 6 tahun memiliki peluang kerja terendah.
"Penalti bagi ibu yang bekerja telah meningkat selama 10 tahun terakhir hingga 38 persen. Jadi, sekali lagi - ada sesuatu yang tidak beres. Ini menuju arah yang salah. Ada juga hukuman bagi ibu dalam posisi pemimpin di mana hanya 25 persen manajer yang memiliki anak adalah perempuan, dan jumlah perempuan dalam posisi manajerial naik menjadi 31 persen jika mereka tidak memiliki anak," katanya.
Olney mengatakan pada VOA bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dalam peran kepemimpinan cenderung diremehkan. Dalam hal prestasi kerja, katanya perempuan cenderung dipuji karena apa yang disebut soft skill mereka, karena kemampuan mereka berkomunikasi dan berhubungan baik dengan orang-orang.
"Saya pikir fakta bahwa kita menyebutnya lunak, menunjukkan bahwa kemampuan itu kurang dihargai. Mereka bukan hard skill, mereka bukan hal yang serius. Kemampuan lunak. Jadi, mengapa kita harus membayarnya? Mengapa kita menghargainya? Jadi saya pikir ada banyak bias dan bukti sangat jelas dalam hal bagaimana kita mengevaluasi apa yang dilakukan perempuan dan laki-laki," tambah Olney.
Laporan ini menganjurkan langkah-langkah tertentu untuk mempercepat perubahan dalam mencapai kesetaraan gender. Menyerukan UU dan kebijakan yang kuat yang melarang diskriminasi di tempat kerja dan mempromosikan kesetaraan perlakuan, peluang dan hasil.
Laporan ILO ini merekomendasikan untuk mendukung perempuan melalui transisi kerja dan memberi mereka suara dan perwakilan yang lebih besar dalam masalah perburuhan. (VOA)
Ketika berbicara soal pekerjaan, perempuan jauh tertinggal dari laki-laki. ILO menemukan bahwa kondisi ini hampir tidak berubah selama 27 tahun terakhir. Dikatakan kemungkinan perempuan mendapat pekerjaan 26 persen lebih kecil daripada laki-laki.
Dikatakan hal ini juga meluas ke pekerjaan perempuan dalam posisi tinggi. Data ILO menunjukkan secara global hanya seperempat manajer atau pemimpin adalah perempuan. Dikatakan bahwa perempuan yang berhasil mencapai posisi puncak cenderung satu tahun lebih muda dan berpendidikan lebih baik daripada rekan laki-laki mereka.
Terlepas dari kualifikasi ini, penulis penelitian mengatakan perempuan tidak mendapatkan gaji yang sama untuk pekerjaan top yang sama dengan laki-laki. Secara global, penelitian ini menemukan kesenjangan upah antar gender tetap pada rata-rata 20 persen.
Shauna Olney adalah kepala divisi Gender, Equality and Diversity. Pejabat ILO ini mengatakan ibu dari anak kecil hingga usia 6 tahun memiliki peluang kerja terendah.
"Penalti bagi ibu yang bekerja telah meningkat selama 10 tahun terakhir hingga 38 persen. Jadi, sekali lagi - ada sesuatu yang tidak beres. Ini menuju arah yang salah. Ada juga hukuman bagi ibu dalam posisi pemimpin di mana hanya 25 persen manajer yang memiliki anak adalah perempuan, dan jumlah perempuan dalam posisi manajerial naik menjadi 31 persen jika mereka tidak memiliki anak," katanya.
Olney mengatakan pada VOA bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan dalam peran kepemimpinan cenderung diremehkan. Dalam hal prestasi kerja, katanya perempuan cenderung dipuji karena apa yang disebut soft skill mereka, karena kemampuan mereka berkomunikasi dan berhubungan baik dengan orang-orang.
"Saya pikir fakta bahwa kita menyebutnya lunak, menunjukkan bahwa kemampuan itu kurang dihargai. Mereka bukan hard skill, mereka bukan hal yang serius. Kemampuan lunak. Jadi, mengapa kita harus membayarnya? Mengapa kita menghargainya? Jadi saya pikir ada banyak bias dan bukti sangat jelas dalam hal bagaimana kita mengevaluasi apa yang dilakukan perempuan dan laki-laki," tambah Olney.
Laporan ini menganjurkan langkah-langkah tertentu untuk mempercepat perubahan dalam mencapai kesetaraan gender. Menyerukan UU dan kebijakan yang kuat yang melarang diskriminasi di tempat kerja dan mempromosikan kesetaraan perlakuan, peluang dan hasil.
Laporan ILO ini merekomendasikan untuk mendukung perempuan melalui transisi kerja dan memberi mereka suara dan perwakilan yang lebih besar dalam masalah perburuhan. (VOA)