Jokowi Kunjungi TPI-Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Sodohoa
pada tanggal
06 Maret 2019
KENDARI, LELEMUKU.COM - Pada hari kedua kunjungan kerjanya ke Sulawesi Tenggara (Sultra), Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI)-Pusat Pelelangan Ikan (PPI), di Sodohoa, Kendari, Sabtu (2/3) pagi.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pinjaman ultra mikro yang diterima para nelayan di TPI tersebut diberikan agar mereka memiliki usaha yang baik. Karena itu, Presiden berpesan agar jangan lupa mengangsur, mencicil, dan disiplin.
“Hati-hati, ini uang pinjaman,” Presiden mengingatkan seraya menceritakan bahwa dirinya juga dahulu berasal dari peminjam ultra mikro yang kemudian bertambah jumlah pinjamannya.
Jika disiplin mengangsur, menurut Presiden, yang akan dibangun kepercayaan tidak ada hal lain.
Saat dialog, salah satu peserta Ertin yang mendapat pinjaman sebesar Rp2 juta mengaku sudah mengangsur selama hampir 4 bulan dengan jumlah angsuran sebesar Rp50.000 per bulan.
Kepala Negara mengingatkan jika mencicil secara disiplin maka nanti akan ditambah jumlahnya dan semakin besar akan meningkat menjadi kredit usaha rakyat (KUR).
Kalau yang namanya usaha apapun, lanjut Presiden, harus dibukukan dengan baik. “Kalau ada keuntungan, disisihkan dan setelah ada baru nanti digunakan untuk menambah warung,” saran Presiden.
Saat dialog kedua dengan Sukmawati, Presiden menanyakan bagaimana memutarkan usahanya. Semua usaha itu, menurut Presiden, dimulai dari hal kecil. “Jangan membayangkan kita kecil terus. Saya mengalami, tapi itu semua perlu kerja keras,” ujarnya.
Disiplin, jujur, dan kerja keras, menurut Presiden, penting mengenai hal itu.
Saat sesi tanya jawab, Yusnawati bertanya kiat yang dilakukannya sebelum menjadi Presiden.
Menjawab pertanyaan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa dirinya lahir di pinggir kali kecil di kota Solo. Namunia mengaku bersyukur bisa sekolah.
Presiden mengaku memulai usaha dari nol. Ia mendorong agar semua optimistis untuk bisa naik tingkat dan lebih baik lagi. Namun diingatkannya semua itu perlu kerja keras.
Jangan harap, lanjut Presiden, jika sama frekuensi kerjanya dibandingkan yang lain maka akan punya usaha lebih baik lagi.
“Kejujuran nomor satu. Kalau ngomong barangnya A dikirim barang A atau ngoming jual 1 kilo ternyata 9 ons. Secara agama tidak dibenarkan dan secara bisnis juga tidak dibenarkan,” ujarnya singkat.
Kalau yang kecil mau menjadi besar, lanjut Presiden, bekerjanya harus dua atau tiga kali lipat dibandingkan dengan yang lain.
Di akhir sambutannya, Presiden Jokowi kembali menekankan bahwa kepercayaan menjadi sebuah hal yang penting.
Penyaluran UMi
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo menyampaikan agenda Presiden kali ini berkaitan dengan penyaluran pembayaran kredit Ultra Mikro (UMi).
“Program pembiayaan Ultra Mikro memiliki plafon pinjaman Rp10 juta,” ujar Wamenkeu seraya menyebutkan bahwa anggarannya telah dialokasikan lewat APBN.
Hingga saat ini, menurut Wamenkeu, anggaran yang telah digelontorkan sebesar Rp2,15 triliun dengan 846.547 orang debitur.
“Kami akan terus melakukan secara maksimal koperasi untuk menjadi linkage,” ujar Mardiasmo.
Peserta kali ini, menurut Wamenkeu, sekitar 400 debitur usaha mikro yang hadir memiliki latar belakang berbeda-beda.
Turut Hadir mendampingi Presiden dalam agenda kali ini KSP Moeldoko, Wamenkeu Mardiasmo, Gubernur Ali Mazi, dan Wali Kota Kendari Sulkarnain. (Setkab)
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pinjaman ultra mikro yang diterima para nelayan di TPI tersebut diberikan agar mereka memiliki usaha yang baik. Karena itu, Presiden berpesan agar jangan lupa mengangsur, mencicil, dan disiplin.
“Hati-hati, ini uang pinjaman,” Presiden mengingatkan seraya menceritakan bahwa dirinya juga dahulu berasal dari peminjam ultra mikro yang kemudian bertambah jumlah pinjamannya.
Jika disiplin mengangsur, menurut Presiden, yang akan dibangun kepercayaan tidak ada hal lain.
Saat dialog, salah satu peserta Ertin yang mendapat pinjaman sebesar Rp2 juta mengaku sudah mengangsur selama hampir 4 bulan dengan jumlah angsuran sebesar Rp50.000 per bulan.
Kepala Negara mengingatkan jika mencicil secara disiplin maka nanti akan ditambah jumlahnya dan semakin besar akan meningkat menjadi kredit usaha rakyat (KUR).
Kalau yang namanya usaha apapun, lanjut Presiden, harus dibukukan dengan baik. “Kalau ada keuntungan, disisihkan dan setelah ada baru nanti digunakan untuk menambah warung,” saran Presiden.
Saat dialog kedua dengan Sukmawati, Presiden menanyakan bagaimana memutarkan usahanya. Semua usaha itu, menurut Presiden, dimulai dari hal kecil. “Jangan membayangkan kita kecil terus. Saya mengalami, tapi itu semua perlu kerja keras,” ujarnya.
Disiplin, jujur, dan kerja keras, menurut Presiden, penting mengenai hal itu.
Saat sesi tanya jawab, Yusnawati bertanya kiat yang dilakukannya sebelum menjadi Presiden.
Menjawab pertanyaan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa dirinya lahir di pinggir kali kecil di kota Solo. Namunia mengaku bersyukur bisa sekolah.
Presiden mengaku memulai usaha dari nol. Ia mendorong agar semua optimistis untuk bisa naik tingkat dan lebih baik lagi. Namun diingatkannya semua itu perlu kerja keras.
Jangan harap, lanjut Presiden, jika sama frekuensi kerjanya dibandingkan yang lain maka akan punya usaha lebih baik lagi.
“Kejujuran nomor satu. Kalau ngomong barangnya A dikirim barang A atau ngoming jual 1 kilo ternyata 9 ons. Secara agama tidak dibenarkan dan secara bisnis juga tidak dibenarkan,” ujarnya singkat.
Kalau yang kecil mau menjadi besar, lanjut Presiden, bekerjanya harus dua atau tiga kali lipat dibandingkan dengan yang lain.
Di akhir sambutannya, Presiden Jokowi kembali menekankan bahwa kepercayaan menjadi sebuah hal yang penting.
Penyaluran UMi
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo menyampaikan agenda Presiden kali ini berkaitan dengan penyaluran pembayaran kredit Ultra Mikro (UMi).
“Program pembiayaan Ultra Mikro memiliki plafon pinjaman Rp10 juta,” ujar Wamenkeu seraya menyebutkan bahwa anggarannya telah dialokasikan lewat APBN.
Hingga saat ini, menurut Wamenkeu, anggaran yang telah digelontorkan sebesar Rp2,15 triliun dengan 846.547 orang debitur.
“Kami akan terus melakukan secara maksimal koperasi untuk menjadi linkage,” ujar Mardiasmo.
Peserta kali ini, menurut Wamenkeu, sekitar 400 debitur usaha mikro yang hadir memiliki latar belakang berbeda-beda.
Turut Hadir mendampingi Presiden dalam agenda kali ini KSP Moeldoko, Wamenkeu Mardiasmo, Gubernur Ali Mazi, dan Wali Kota Kendari Sulkarnain. (Setkab)