Kementerian ESDM Bangun Sumur Bor Air di Kuta, Lombok Tengah
pada tanggal
01 Maret 2019
PRAYA, LELEMUKU.COM - Senyum dari Mirate sang Kepala Desa Kuta itu tersungging nyata. sudah puluhan tahun ia hidup di Desa Kuta, Kecamatan Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah dan merasakan sulitnya mendapatkan air bersih saat kemarau tiba.
Jumat (22/2), seakan menjadi hari baru bagi Mirate dan warga desa Kuta lainnya, sumur bor air tanah hadir di desa mereka. Bertoren warna biru, sumur bor yang dibangun Kementerian ESDM dengan anggaran APBN 2018 itu mengalirkan air bersih mencukupi kebutuhan warga. Lebih dari 200 KK warga di sekitar sumur bor dapat menikmati langsung kucuran air yang bisa digunakan untuk beraktifitas sehari-hari.
Kondisi geografis sebagian besar bukit kapur menyebabkan air bersih begitu langka dan susah didapat, khususnya di musim kemarau. Akses jalan menuju dan keluar desa Kuta ini juga tidak mudah.
Jalan utama desa yang berjarak sekitar 50 km dari kota Mataram masih berupa tanah, berbatu, setapak dan menanjak. Kanan kirinya masih dihiasi jurang meski tak begitu curam serta tebing-tebing yang sepertinya mulai terkikis oleh kegiatan tambang kapur.
Mirate bercerita, sehari-hari penduduk disini bergantung pada aliran sungai yang terletak tidak terlalu jauh dari desa, namun sungai tersebut debit airnya juga tidak terlalu deras, sehingga pada musim kemarau sungai tersebut juga kering.
"Disini musim kemaraunya lebih lama dibanding musim penghujan. Itulah sebabnya warga lebih sering kesulitan air dibanding mendapatkan air bersih yang melimpah. Kalau kemarau cari airnya jauh, karena disini kering", kata Mirate.
Mirate juga mengatakan bahwa sebelum ada sumur bor, warga juga sempat mengusahakan membuat sumur sendiri. Namun karena tidak terlalu dalam, air yang keluar juga tidak banyak. "Kalau gali sumurnya dalam kan tidak bisa, jadi warga ambil dari sungai ini (sungai kecil), kalau ini kering ambil yang dibawah, jauh", ujar Mirate.
Mirate bahkan sudah punya ancang-ancang untuk dapat membangun pipa agar air bisa dinikmati seluruh warga dengan cara yang lebih mudah lagi. Ia berencana mengalirkan air juga untuk warganya yang tinggal di atas tebing, diatas sumur bor dibangun. "Disana (diatas) banyak warganya, saya ingin bangun pipa ke atas, karena yang diatas lebih sulit dapat air", ungkap Mirate antusias.
Guratan semangat diwajah Mirate sungguh nyata. Ia sangat optimis warga dan desanya akan lebih berkembang dengan mudahnya pasokan air bersih untuk mereka. Untuk itu Ia tak segan mengajak warga memanfaatkan sumur bor ini dengan baik dan bijaksana. Selain itu Mirate juga mengingatkan warga untuk bersama-sama merawat sumur ini agar manfaatnya terasa oleh seluruh warga desa.
"Dengan hadirnya sumur bor ini kualitas hidup warga juga akan semakin meningkat. Mudah-mudahan ini menjadi tanggung jawab bersama atas sumur bor yang ada disini", ujar Mirate.
Warga desa Kuta, Zainal, saat ditemui di kesempatan yang sama ungkapkan rasa syukurnya karena di desanya sudah tidak akan kesulitan mendapatkan air bersih. Sebelumnya, kondisi air di desanya sangat memprihatinkan, khususnya di musim kering. Mereka hanya mengandalkan sumur yang dibangun di pinggir sungai.
"Sebelumnya susah sekali mendapatkan air bersih, airnya juga ada zat kapurnya sehingga berbau. Sehari-hari, warga hanya bisa ambil air di sumur yang ada disebelah sungai, itu pun kalau musim kering airnya juga kering", kata Zainal.
Penyerahan sumur bor dilakukan oleh Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, mewakili Menteri ESDM, kepada pemerintah daerah setempat. Agus menyatakan bahwa program sumur bor ini memang diperuntukkan untuk masyarakat yang kesulitan air. Pemetannya dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, dengan memperhatikan cadangan air dalam tanah di kawasan tersebut.
"Kami harap sumur ini bisa dijaga, sehingga dana dari APBN dari rakyat kembali ke rakyat bisa digunakan lebih lama" tutup Agus. (KESDM)
Jumat (22/2), seakan menjadi hari baru bagi Mirate dan warga desa Kuta lainnya, sumur bor air tanah hadir di desa mereka. Bertoren warna biru, sumur bor yang dibangun Kementerian ESDM dengan anggaran APBN 2018 itu mengalirkan air bersih mencukupi kebutuhan warga. Lebih dari 200 KK warga di sekitar sumur bor dapat menikmati langsung kucuran air yang bisa digunakan untuk beraktifitas sehari-hari.
Kondisi geografis sebagian besar bukit kapur menyebabkan air bersih begitu langka dan susah didapat, khususnya di musim kemarau. Akses jalan menuju dan keluar desa Kuta ini juga tidak mudah.
Jalan utama desa yang berjarak sekitar 50 km dari kota Mataram masih berupa tanah, berbatu, setapak dan menanjak. Kanan kirinya masih dihiasi jurang meski tak begitu curam serta tebing-tebing yang sepertinya mulai terkikis oleh kegiatan tambang kapur.
Mirate bercerita, sehari-hari penduduk disini bergantung pada aliran sungai yang terletak tidak terlalu jauh dari desa, namun sungai tersebut debit airnya juga tidak terlalu deras, sehingga pada musim kemarau sungai tersebut juga kering.
"Disini musim kemaraunya lebih lama dibanding musim penghujan. Itulah sebabnya warga lebih sering kesulitan air dibanding mendapatkan air bersih yang melimpah. Kalau kemarau cari airnya jauh, karena disini kering", kata Mirate.
Mirate juga mengatakan bahwa sebelum ada sumur bor, warga juga sempat mengusahakan membuat sumur sendiri. Namun karena tidak terlalu dalam, air yang keluar juga tidak banyak. "Kalau gali sumurnya dalam kan tidak bisa, jadi warga ambil dari sungai ini (sungai kecil), kalau ini kering ambil yang dibawah, jauh", ujar Mirate.
Mirate bahkan sudah punya ancang-ancang untuk dapat membangun pipa agar air bisa dinikmati seluruh warga dengan cara yang lebih mudah lagi. Ia berencana mengalirkan air juga untuk warganya yang tinggal di atas tebing, diatas sumur bor dibangun. "Disana (diatas) banyak warganya, saya ingin bangun pipa ke atas, karena yang diatas lebih sulit dapat air", ungkap Mirate antusias.
Guratan semangat diwajah Mirate sungguh nyata. Ia sangat optimis warga dan desanya akan lebih berkembang dengan mudahnya pasokan air bersih untuk mereka. Untuk itu Ia tak segan mengajak warga memanfaatkan sumur bor ini dengan baik dan bijaksana. Selain itu Mirate juga mengingatkan warga untuk bersama-sama merawat sumur ini agar manfaatnya terasa oleh seluruh warga desa.
"Dengan hadirnya sumur bor ini kualitas hidup warga juga akan semakin meningkat. Mudah-mudahan ini menjadi tanggung jawab bersama atas sumur bor yang ada disini", ujar Mirate.
Warga desa Kuta, Zainal, saat ditemui di kesempatan yang sama ungkapkan rasa syukurnya karena di desanya sudah tidak akan kesulitan mendapatkan air bersih. Sebelumnya, kondisi air di desanya sangat memprihatinkan, khususnya di musim kering. Mereka hanya mengandalkan sumur yang dibangun di pinggir sungai.
"Sebelumnya susah sekali mendapatkan air bersih, airnya juga ada zat kapurnya sehingga berbau. Sehari-hari, warga hanya bisa ambil air di sumur yang ada disebelah sungai, itu pun kalau musim kering airnya juga kering", kata Zainal.
Penyerahan sumur bor dilakukan oleh Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, mewakili Menteri ESDM, kepada pemerintah daerah setempat. Agus menyatakan bahwa program sumur bor ini memang diperuntukkan untuk masyarakat yang kesulitan air. Pemetannya dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, dengan memperhatikan cadangan air dalam tanah di kawasan tersebut.
"Kami harap sumur ini bisa dijaga, sehingga dana dari APBN dari rakyat kembali ke rakyat bisa digunakan lebih lama" tutup Agus. (KESDM)