Kutuk Serangan Teror di Christchurch, Indonesia Ajak OKI Tangkal Kebencian kepada Muslim
pada tanggal
23 Maret 2019
ISTANBUL, LELEMUKU.COM - Pemerintah Indonesia kembali menyatakan kutukan keras atas aksi terorisme yang terjadi di 2 masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru pada JUmat (15/03/2019) lalu.
"Indonesia mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Masjid Al Nour dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru,” tegas Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi dalam 7 (tujuh) pesan kunci Indonesia pada Konferensi Tingkat Menteri Darurat Organisasi Kerja Sama Islam (KTM Darurat OKI) di Istanbul, Turki (22/03/2019).
Pesan tersebut, merupakan satu diantara tujuh butir Utama pernyataan Menlu RI dalam pertemuan KTM Darurat OKI yang membahas tragedi penembakan masjid di Christchurch serta upaya OKI menangkal ujaran kebencian kepada umat Muslim.
Dalam pesan kedua, Menlu RI juga menegaskan kecaman terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Senator Fraser Anning dari Australia. Pernyataan Senator Anning dinilai tidak bertanggung jawab, menyakitkan dan ofensif.
Dalam pesan kunci yang ketiga, Menlu sampaikan bahwa sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, Indonesia -bersama Kuwait- telah menginisiasi press statemen DK PBB mengecam keras tragedi Christchurch yang merenggut sejumlah korban jiwa, termasuk WNI.
Keempat, Menlu RI menyampaikan bahwa serangan di Christchurch mengingatkan kita bahwa tidak ada negara yang imun terhadap terorisme. Serangan Christchurch juga merupakan testamen masih kurangnya pemahaman publik bahwa Islam adalah agama yang damai. "Kita harus mencegah agar pemikiran 'clash of civilizations' tidak terjadi" , kata Menlu Retno.
Kelima, Indonesia menyampaikan bahwa OKI harus memperkuat nilai-nilai toleransi. Perdamaian hanya dapat dibangun dengan fondasi toleransi yang kuat.
Keenam, OKI perlu memperkuat upaya mempromosikan interfaith dialogue. Dan ketujuh, mengingat banyak kepentingan Ummah yang sedang hadapi tantangan, maka OKI harus bersatu dalam menangani tantangan Ummah, termasuk opresi yang terus terjadi terhadap bangsa Palestina.
Selain tujuh butir tersebut, Menlu RI mengingatkan agar OKI dapat meningkatkan komitmen untuk menggunakan OIC Contact Group for Peace and Dialogue sebagai platform untuk menangani Islamphobia dan bentuk diskriminasi lain yang dihadapi Ummah.
Sebagai penutup, Menlu RI mengharapkan agar OKI dapat terus menjalankan peran sebagai penjuru Utama penyebaran Islam yang damai.
Selain anggota OKI, hadir dalam KTM darurat OKI tersebut, Menlu Selandia Baru, Winston Peters.
Dalam pernyataannya Menlu Selandia Baru menyampaikan bahwa seluruh masyarakat negaranya berduka dan mengecam serangan teroris di kedua Mesjid minggu lalu. Menlu Peters juga menghargai dukungan dan solidaritas dunia Islam untuk Selandia Baru. Menlu Peters menyampaikan berbagai langkah yang telah dan akan diambil Selandia Baru termasuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.
KTM Darurat OKI yang bertajuk “OIC Open Ended Executive Committee Emergency Ministerial Meeting On The Recent Terrorist Attack Against Two Mosques In New Zealand And Countering Hatred Against Muslims” ini diselenggarakan di Istanbul pada 22 Maret 2019. KTM didahului dengan pertemuan pada level Pejabat Tinggi pada 21 Maret 2019. Pada pertemuan ini, Turki bertindak sebagai pimpinan sidang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Eksekutif dan Islamic Summit OKI pada periode ini.
Pertemuan menyepakati dokumen Final Communique yang mengecam aksi teror di Christchurch seraya tekankan solidaritas dan dukungan kepada Selandia Baru untuk menuntaskan proses hukum bagi pelaku teror. Dokumen juga meminta komunitas internasional untuk menginisiasi dan mendukung upaya pencegahan intoleransi, diskriminasi, dan stereotip negatif, pengucilan serta stigmatisasi negatif terhadap Muslim.
Untuk dampak yang lebih luas, negara-negara OKI juga sepakat untuk bekerja sama dengan PBB dan Uni Eropa untuk lakukan pemantauan terhadap isu Islamofobia serta melaksanakan dialog konstruktif yang diharapkan dapat memperkuat toleransi, harmoni antar agama dan budaya. (Kemlu)
"Indonesia mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Masjid Al Nour dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru,” tegas Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi dalam 7 (tujuh) pesan kunci Indonesia pada Konferensi Tingkat Menteri Darurat Organisasi Kerja Sama Islam (KTM Darurat OKI) di Istanbul, Turki (22/03/2019).
Pesan tersebut, merupakan satu diantara tujuh butir Utama pernyataan Menlu RI dalam pertemuan KTM Darurat OKI yang membahas tragedi penembakan masjid di Christchurch serta upaya OKI menangkal ujaran kebencian kepada umat Muslim.
Dalam pesan kedua, Menlu RI juga menegaskan kecaman terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Senator Fraser Anning dari Australia. Pernyataan Senator Anning dinilai tidak bertanggung jawab, menyakitkan dan ofensif.
Dalam pesan kunci yang ketiga, Menlu sampaikan bahwa sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, Indonesia -bersama Kuwait- telah menginisiasi press statemen DK PBB mengecam keras tragedi Christchurch yang merenggut sejumlah korban jiwa, termasuk WNI.
Keempat, Menlu RI menyampaikan bahwa serangan di Christchurch mengingatkan kita bahwa tidak ada negara yang imun terhadap terorisme. Serangan Christchurch juga merupakan testamen masih kurangnya pemahaman publik bahwa Islam adalah agama yang damai. "Kita harus mencegah agar pemikiran 'clash of civilizations' tidak terjadi" , kata Menlu Retno.
Kelima, Indonesia menyampaikan bahwa OKI harus memperkuat nilai-nilai toleransi. Perdamaian hanya dapat dibangun dengan fondasi toleransi yang kuat.
Keenam, OKI perlu memperkuat upaya mempromosikan interfaith dialogue. Dan ketujuh, mengingat banyak kepentingan Ummah yang sedang hadapi tantangan, maka OKI harus bersatu dalam menangani tantangan Ummah, termasuk opresi yang terus terjadi terhadap bangsa Palestina.
Selain tujuh butir tersebut, Menlu RI mengingatkan agar OKI dapat meningkatkan komitmen untuk menggunakan OIC Contact Group for Peace and Dialogue sebagai platform untuk menangani Islamphobia dan bentuk diskriminasi lain yang dihadapi Ummah.
Sebagai penutup, Menlu RI mengharapkan agar OKI dapat terus menjalankan peran sebagai penjuru Utama penyebaran Islam yang damai.
Selain anggota OKI, hadir dalam KTM darurat OKI tersebut, Menlu Selandia Baru, Winston Peters.
Dalam pernyataannya Menlu Selandia Baru menyampaikan bahwa seluruh masyarakat negaranya berduka dan mengecam serangan teroris di kedua Mesjid minggu lalu. Menlu Peters juga menghargai dukungan dan solidaritas dunia Islam untuk Selandia Baru. Menlu Peters menyampaikan berbagai langkah yang telah dan akan diambil Selandia Baru termasuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.
KTM Darurat OKI yang bertajuk “OIC Open Ended Executive Committee Emergency Ministerial Meeting On The Recent Terrorist Attack Against Two Mosques In New Zealand And Countering Hatred Against Muslims” ini diselenggarakan di Istanbul pada 22 Maret 2019. KTM didahului dengan pertemuan pada level Pejabat Tinggi pada 21 Maret 2019. Pada pertemuan ini, Turki bertindak sebagai pimpinan sidang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Eksekutif dan Islamic Summit OKI pada periode ini.
Pertemuan menyepakati dokumen Final Communique yang mengecam aksi teror di Christchurch seraya tekankan solidaritas dan dukungan kepada Selandia Baru untuk menuntaskan proses hukum bagi pelaku teror. Dokumen juga meminta komunitas internasional untuk menginisiasi dan mendukung upaya pencegahan intoleransi, diskriminasi, dan stereotip negatif, pengucilan serta stigmatisasi negatif terhadap Muslim.
Untuk dampak yang lebih luas, negara-negara OKI juga sepakat untuk bekerja sama dengan PBB dan Uni Eropa untuk lakukan pemantauan terhadap isu Islamofobia serta melaksanakan dialog konstruktif yang diharapkan dapat memperkuat toleransi, harmoni antar agama dan budaya. (Kemlu)