Machelle Hobson, Terancam Penjara Karena Salah Gunakan Anak Untuk Raih Popularitas di YouTube
pada tanggal
27 Maret 2019
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Seorang perempuan Arizona, Amerika Serikat yang menggunakan jaringan YouTube untuk menampilkan anak-anaknya dan meraih popularitas telah didakwa dengan tuduhan penyalahgunaan dan penculikan lima dari tujuh anak yang diadopsinya. Otorita berwenang mengetahui tentang dugaan penganiayaan itu dari putrinya yang berusia 19 tahun.
Dakwaan yang disampaikan hari Senin (25/03/2019) itu mencerminkan sejumlah tuduhan yang telah diajukan sebelumnya terhadap Machelle Hobson.
Hobson dan dua anak laki-lakinya, Logan dan Ryan Hackney, ditangkap minggu lalu dengan dugaan pelecehan dan penganiayaan anak, pemenjaraan secara tidak sah, dan penelantaran anak. Kedua anak laki-lakinya juga dikenai tuduhan karena tidak melaporkan terjadinya pelecehan anak di bawah umur.
Dugaan penganiayaan yang dilakukannya membuat anak-anak yang diadopsinya itu menderita kekurangan gizi dan luka-luka, terutama akibat pukulan dengan gantungan baju, paksaan untuk mandi dalam es dan menyemprot cairan merica ke wajah mereka.
Ketika polisi tiba di rumah Hobson minggu lalu, mereka mendapati seorang anak dikunci di dalam lemari dengan hanya mengenakan popok. Enam lainnya tampak kekurangan gizi. Salah seorang anak mengatakan kepada polisi “saya kerap dipukul dengan gantungan baju.” Lainnya mengatakan Hobson sering menghukumnya dengan mencuit alat vitalnya.
Hobson membantah tuduhan-tuduhan itu. Ia mengatakan satu-satunya hukuman yang diberikan kepada anak-anak itu adalah memukul pantat mereka, memerintahkan mereka berdiri di sudut ruangan dan menghukum mereka.
Ketujuh anak yang diadopsi Hobson itu membintangi satu saluran di YouTube, yang sejak dibuat tahun 2012 telah ditonton lebih dari 250 juta kali. Saluran itu memiliki lebih dari 30 video.
Kuasa hukum Hobson, Richard Scherb, tidak menjawab panggilan telpon untuk memberi pernyataan atas dakwaan itu.
Kantor Jaksa Kabupaten Pinal mengatakan belum memiliki bukti langsung bahwa Hobson menganiaya dua anak yang diadopsinya, keduanya berusia tiga tahun. Namun menuduh Hobson telah memaksa anak-anak lain, yang berusia lebih tua, untuk ikut serta dalam produksi video yang kemudian dipasang di YouTube.
YouTube menutup akun Hobson setelah berita penahanannya meluas. YouTube sebelumnya mengatakan saluran itu melanggar pedoman yang dibuatnya. (VOA)
Dakwaan yang disampaikan hari Senin (25/03/2019) itu mencerminkan sejumlah tuduhan yang telah diajukan sebelumnya terhadap Machelle Hobson.
Hobson dan dua anak laki-lakinya, Logan dan Ryan Hackney, ditangkap minggu lalu dengan dugaan pelecehan dan penganiayaan anak, pemenjaraan secara tidak sah, dan penelantaran anak. Kedua anak laki-lakinya juga dikenai tuduhan karena tidak melaporkan terjadinya pelecehan anak di bawah umur.
Dugaan penganiayaan yang dilakukannya membuat anak-anak yang diadopsinya itu menderita kekurangan gizi dan luka-luka, terutama akibat pukulan dengan gantungan baju, paksaan untuk mandi dalam es dan menyemprot cairan merica ke wajah mereka.
Ketika polisi tiba di rumah Hobson minggu lalu, mereka mendapati seorang anak dikunci di dalam lemari dengan hanya mengenakan popok. Enam lainnya tampak kekurangan gizi. Salah seorang anak mengatakan kepada polisi “saya kerap dipukul dengan gantungan baju.” Lainnya mengatakan Hobson sering menghukumnya dengan mencuit alat vitalnya.
Hobson membantah tuduhan-tuduhan itu. Ia mengatakan satu-satunya hukuman yang diberikan kepada anak-anak itu adalah memukul pantat mereka, memerintahkan mereka berdiri di sudut ruangan dan menghukum mereka.
Ketujuh anak yang diadopsi Hobson itu membintangi satu saluran di YouTube, yang sejak dibuat tahun 2012 telah ditonton lebih dari 250 juta kali. Saluran itu memiliki lebih dari 30 video.
Kuasa hukum Hobson, Richard Scherb, tidak menjawab panggilan telpon untuk memberi pernyataan atas dakwaan itu.
Kantor Jaksa Kabupaten Pinal mengatakan belum memiliki bukti langsung bahwa Hobson menganiaya dua anak yang diadopsinya, keduanya berusia tiga tahun. Namun menuduh Hobson telah memaksa anak-anak lain, yang berusia lebih tua, untuk ikut serta dalam produksi video yang kemudian dipasang di YouTube.
YouTube menutup akun Hobson setelah berita penahanannya meluas. YouTube sebelumnya mengatakan saluran itu melanggar pedoman yang dibuatnya. (VOA)