Pakistan Tahan Puluhan Tersangka dalam Serangan Maut di Kashmir
pada tanggal
06 Maret 2019
ISLAMABAD, LELEMUKU.COM - Dua kerabat pemimpin kelompok militan yang oleh India dituding bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri bulan lalu di wilayah Kashmir India termasuk di antara puluhan tersangka yang ditahan pihak berwenang Pakistan.
Kementerian Dalam Negeri Pakistan, Selasa (5/3) menyatakan Mufti Abdur Rauf, saudara Masood Azhar, pemimpin kelompok militan Jaish-e-Mohammed, termasuk di antara 44 orang yang dibawa ke “tahanan preventif.” Hammad Azhar, kerabat dekat Azhar lainnya, juga ditahan.
Pengeboman 14 Februari lalu yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter, mendorong Pakistan dan India ke ambang perang.
Kedua pihak menyatakan telah menjatuhkan jet-jet musuh setelah pengeboman itu, yang memicu kekerasan di perbatasan serta mengacaukan perdagangan dan perjalanan. Ketegangan telah mereda dalam beberapa hari ini.
Pengeboman itu adalah serangan paling banyak menewaskan korban di wilayah Kashmir India sejak kawasan di Himalaya itu dicekam pemberontakan separatis yang disertai kekerasan tiga dekade silam.
India menuding serangan itu dilakukan oleh Pakistan, yang dituduhnya melindungi kelompok-kelompok seperti Jaish-e-Mohammad yang melancarkan serangan teror di India. Pakistan telah membantah keterlibatan apapun dalam serangan-serangan itu.
Kashmir, yang dibagi di antara kedua negara pemilik senjata nuklir itu sejak 1947, adalah sumber ketegangan di antara kedua negara bertetangga itu. Dua dari tiga perang mereka adalah untuk memperebutkan wilayah di Himalaya tersebut, sementara serangan terhadap parlemen India, juga dituding dilakukan oleh Jaish-e-Mohammad, membuat kedua negara berada di ambang perang ke-empat pada tahun 2001.
Pemberontak telah berperang melawan pemerintah India sejak 1989, menuntut Kashmir yang dikuasai India agar digabungkan di bawah pemerintahan Pakistan atau berdiri sendiri sebagai negara merdeka. (VOA)
Kementerian Dalam Negeri Pakistan, Selasa (5/3) menyatakan Mufti Abdur Rauf, saudara Masood Azhar, pemimpin kelompok militan Jaish-e-Mohammed, termasuk di antara 44 orang yang dibawa ke “tahanan preventif.” Hammad Azhar, kerabat dekat Azhar lainnya, juga ditahan.
Pengeboman 14 Februari lalu yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter, mendorong Pakistan dan India ke ambang perang.
Kedua pihak menyatakan telah menjatuhkan jet-jet musuh setelah pengeboman itu, yang memicu kekerasan di perbatasan serta mengacaukan perdagangan dan perjalanan. Ketegangan telah mereda dalam beberapa hari ini.
Pengeboman itu adalah serangan paling banyak menewaskan korban di wilayah Kashmir India sejak kawasan di Himalaya itu dicekam pemberontakan separatis yang disertai kekerasan tiga dekade silam.
India menuding serangan itu dilakukan oleh Pakistan, yang dituduhnya melindungi kelompok-kelompok seperti Jaish-e-Mohammad yang melancarkan serangan teror di India. Pakistan telah membantah keterlibatan apapun dalam serangan-serangan itu.
Kashmir, yang dibagi di antara kedua negara pemilik senjata nuklir itu sejak 1947, adalah sumber ketegangan di antara kedua negara bertetangga itu. Dua dari tiga perang mereka adalah untuk memperebutkan wilayah di Himalaya tersebut, sementara serangan terhadap parlemen India, juga dituding dilakukan oleh Jaish-e-Mohammad, membuat kedua negara berada di ambang perang ke-empat pada tahun 2001.
Pemberontak telah berperang melawan pemerintah India sejak 1989, menuntut Kashmir yang dikuasai India agar digabungkan di bawah pemerintahan Pakistan atau berdiri sendiri sebagai negara merdeka. (VOA)