Pelaku Serangan Terror Trem Utrech, Gökman Tanis Berafiliasi dengan ISIS
pada tanggal
19 Maret 2019
AMSTERDAM, LELEMUKU.COM - Kepolisian Kerajaan Belanda menyatakan serangan teror di Utrech, Belanda pada Senin (18/3) pagi dilakukan oleh Gökman Tanis (37) seorang pria yang berafiliasi dengan kelompok terror di Suriah, ISIS.
"Terduga Gökmen beberapa waktu lalu pernah ditangkap karena berhubungan dengan ISIS. Dia jarang bersosialisasi dengan masyarakat Turki di sekitar dan terkesan tertutup," kata Kepolisian Belanda dalam tweet mereka.
Gökmen Tanis merupakan imigran Turki yang tinggal di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland atau Channel Island, dipusat kota Utrech. Ia dilaporkan telah menembak beberapa orang dengan 3 meninggal dunia dan 5 alami luka berat pada stasiun tram 24 Oktoberplein di areal Kanalen Eiland, Kota Utrech, Provinsi Utrecht.
"Polisi meminta anda untuk mewaspadai tahun lahir di Turki yang berhubungan dengan insiden pagi ini di 23oktoberplein Utrecht. Jangan dekati pelaku tetapi langsung hubungi polisi," ungkap perwakilan Polisi Utrecht.
Polisi juga telah mengamankan kota tersebut dan berharap agar warga dapat mewaspadai tindakan teror lanjutan, pasca serangan tersebut.
"Kepada warga Utrech agar tinggal di dalam ruangan dan tidak pergi ke Channel Island. Harap laporkan situasi yang mencurigakan kepada polisi melalui 112," tulis polisi Utrech dalam tweet mereka.
Sebelumnya tim anti teror kepolisian Belanda melakukan pengepungan di sebuah apartemen diduga milik Gökman Tanis di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland pada Senin (18/3) siang, namun polisi menyatakan kontak senjata di kompleks warga migran Turki dan Maroko tersebut tidak terkait dengan pelaku terror.
Guna mengindari melebarnya terror di negara itu. Kepolisian mengamankan lokasi bandara dan menaikan tingkat pengamanan ke level 5 selama 18 jam di wilayah barat Belanda yakni Utrecht, North Holland, Zeeland dan South Holland serta maksimum di seluruh Belanda.
Helikopter dan mobil patroli mencari pelaku yang masih belum diketahui keberadaannya. Sementara identitas para korban masih dalam penyelidikan.
Selain itu polisi di kerajaan itu mengamankan beberapa titik pusat kota Utrech dan sekitarnya, termasuk di Amsterdam.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyatakan berduka dengan serangan teror ini dan menyatakan akan menindaklanjuti proses pengamanan pasca terror ini.
Ia menilai penyerangan di stasiun tram dekat lapangan 24 Oktober yang melayani trayek Zuilenstein, Nieuwegein dan IJsselstein ini adalah penyerangan fatal di negara tersebut.
Kepala anti-terror Belanda, Pieter-Jaap Aalbersberg pada akun twitternya menyatakan akan menangani situasi krisis ini dengan tuntas dan segera sehingga tidak meluas.
"NCTV sedang memantau situasi di Utrech dan tidak memungkiri ini adalah motif teroris. Tim krisis saat ini sedang berada di lapangan sebab para pelaku akan dicari," tegas dia. (Albert Batlayeri)
"Terduga Gökmen beberapa waktu lalu pernah ditangkap karena berhubungan dengan ISIS. Dia jarang bersosialisasi dengan masyarakat Turki di sekitar dan terkesan tertutup," kata Kepolisian Belanda dalam tweet mereka.
Gökmen Tanis merupakan imigran Turki yang tinggal di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland atau Channel Island, dipusat kota Utrech. Ia dilaporkan telah menembak beberapa orang dengan 3 meninggal dunia dan 5 alami luka berat pada stasiun tram 24 Oktoberplein di areal Kanalen Eiland, Kota Utrech, Provinsi Utrecht.
"Polisi meminta anda untuk mewaspadai tahun lahir di Turki yang berhubungan dengan insiden pagi ini di 23oktoberplein Utrecht. Jangan dekati pelaku tetapi langsung hubungi polisi," ungkap perwakilan Polisi Utrecht.
Polisi juga telah mengamankan kota tersebut dan berharap agar warga dapat mewaspadai tindakan teror lanjutan, pasca serangan tersebut.
"Kepada warga Utrech agar tinggal di dalam ruangan dan tidak pergi ke Channel Island. Harap laporkan situasi yang mencurigakan kepada polisi melalui 112," tulis polisi Utrech dalam tweet mereka.
Sebelumnya tim anti teror kepolisian Belanda melakukan pengepungan di sebuah apartemen diduga milik Gökman Tanis di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland pada Senin (18/3) siang, namun polisi menyatakan kontak senjata di kompleks warga migran Turki dan Maroko tersebut tidak terkait dengan pelaku terror.
Guna mengindari melebarnya terror di negara itu. Kepolisian mengamankan lokasi bandara dan menaikan tingkat pengamanan ke level 5 selama 18 jam di wilayah barat Belanda yakni Utrecht, North Holland, Zeeland dan South Holland serta maksimum di seluruh Belanda.
Helikopter dan mobil patroli mencari pelaku yang masih belum diketahui keberadaannya. Sementara identitas para korban masih dalam penyelidikan.
Selain itu polisi di kerajaan itu mengamankan beberapa titik pusat kota Utrech dan sekitarnya, termasuk di Amsterdam.
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menyatakan berduka dengan serangan teror ini dan menyatakan akan menindaklanjuti proses pengamanan pasca terror ini.
Ia menilai penyerangan di stasiun tram dekat lapangan 24 Oktober yang melayani trayek Zuilenstein, Nieuwegein dan IJsselstein ini adalah penyerangan fatal di negara tersebut.
Kepala anti-terror Belanda, Pieter-Jaap Aalbersberg pada akun twitternya menyatakan akan menangani situasi krisis ini dengan tuntas dan segera sehingga tidak meluas.
"NCTV sedang memantau situasi di Utrech dan tidak memungkiri ini adalah motif teroris. Tim krisis saat ini sedang berada di lapangan sebab para pelaku akan dicari," tegas dia. (Albert Batlayeri)