Rencana Teror Konser Nicki Minaj di Frankfurt, Polisi Jerman Tangkap 11 Orang
pada tanggal
23 Maret 2019
BERLIN, LELEMUKU.COM - Kepolisian Jerman menyatakan telah menangkap 11 orang yang yang berencana melakukan teror di Frankfurt yang diduga berkaitan dengan konser akbar #NickiWrldTour Europe 2019 oleh penyanyi asal Amerika Serikat, Nicki Minaj pada Jumat (22/03/2019) malam waktu setempat.
Polisi melalui satuan anti terrornya menyatakan menangkap 11 orang itu pada siang hari di beberapa titik Kota Frankfurt dan daerah sekitarnya diantaranya Offenbach, Wiesbaden dan Mainz.
"Mereka ditahan saat penggrebekan di sekitar Frankfurt pada Jumat petang atas kecurigaan perencanaan serangan Islamis dengan menggunakan kendaraan dan senjata api dengan tujuan membunuh sebanyak mungkin orang yang ada," kata penuntut umum kota itu seperti diberitakan website berita Frankfurt, fr.de.
Dikatakan saat melakukan penggrebekan, para tersangka yang berasal dari kelompok muslim Salafi yang berumur dari 20 hingga 42 tahun ini menyimpan uang sebesar 22,500 Dollar Amerika, koleksi pisau panjang, narkotika dan beberapa dokumen dan peralatan penyimpanan data elektronik.
“Untuk menyiapkan serangan terrornya, mereka sudah menghubungi beberapa penyalur senjata api, menyewa kendaraan besar dan mengumpukan sejumlah uang guna membayar pembelian senjata dan eksekusi rencana pembunuhan,” kata mereka.
Otak utama dari rencana terror yang merupakan pembalasan dendam terhadap kejadian di Christchurch ini adalah dua orang pria bersaudara yang berumur 21 tahun yang tinggal di Offenbach dan 31 tahun yang tinggal di Kota Wiesbaden.
"Mereka semua berasal dari komunitas Islam Salafi di areal tersebut," tutur dia.
Para pelaku, dikenakan pasal berlapis diantaranya mendanai upaya terorisme dan berkonspirasi melakukan kejahatan. Putusan akhir masih dalam proses oleh Pengadilan Distrik Frankfurt dari petang hingga malam waktu setempat.
Sementara itu pihak berwenang di Airport Frankfurt selama 30 menit menyatakan menghentikan total untuk sementara aktivitas penerbangan di wilayah kota itu pasca diinformasikannya 2 drone tanpa identitas yang terbang disekitar areal bandar udara.
Pesawat yang berada dilandasan dilarang terbang, sementara yang akan mendarat dialihkan ke beberapa bandara terdekat diantaranya ke Hahn dan Cologne-Bonn.
Pelarangan itu berhenti setelah pihak bandara mendapati adanya masalah pada komputer pemantau penerbangan. (Albert Batlayeri)
Polisi melalui satuan anti terrornya menyatakan menangkap 11 orang itu pada siang hari di beberapa titik Kota Frankfurt dan daerah sekitarnya diantaranya Offenbach, Wiesbaden dan Mainz.
"Mereka ditahan saat penggrebekan di sekitar Frankfurt pada Jumat petang atas kecurigaan perencanaan serangan Islamis dengan menggunakan kendaraan dan senjata api dengan tujuan membunuh sebanyak mungkin orang yang ada," kata penuntut umum kota itu seperti diberitakan website berita Frankfurt, fr.de.
Dikatakan saat melakukan penggrebekan, para tersangka yang berasal dari kelompok muslim Salafi yang berumur dari 20 hingga 42 tahun ini menyimpan uang sebesar 22,500 Dollar Amerika, koleksi pisau panjang, narkotika dan beberapa dokumen dan peralatan penyimpanan data elektronik.
“Untuk menyiapkan serangan terrornya, mereka sudah menghubungi beberapa penyalur senjata api, menyewa kendaraan besar dan mengumpukan sejumlah uang guna membayar pembelian senjata dan eksekusi rencana pembunuhan,” kata mereka.
Otak utama dari rencana terror yang merupakan pembalasan dendam terhadap kejadian di Christchurch ini adalah dua orang pria bersaudara yang berumur 21 tahun yang tinggal di Offenbach dan 31 tahun yang tinggal di Kota Wiesbaden.
"Mereka semua berasal dari komunitas Islam Salafi di areal tersebut," tutur dia.
Para pelaku, dikenakan pasal berlapis diantaranya mendanai upaya terorisme dan berkonspirasi melakukan kejahatan. Putusan akhir masih dalam proses oleh Pengadilan Distrik Frankfurt dari petang hingga malam waktu setempat.
Sementara itu pihak berwenang di Airport Frankfurt selama 30 menit menyatakan menghentikan total untuk sementara aktivitas penerbangan di wilayah kota itu pasca diinformasikannya 2 drone tanpa identitas yang terbang disekitar areal bandar udara.
Pesawat yang berada dilandasan dilarang terbang, sementara yang akan mendarat dialihkan ke beberapa bandara terdekat diantaranya ke Hahn dan Cologne-Bonn.
Pelarangan itu berhenti setelah pihak bandara mendapati adanya masalah pada komputer pemantau penerbangan. (Albert Batlayeri)