Retno Marsudi Buka Pertemuan Indonesia-South Pacific Forum (ISPF) Pertama
pada tanggal
21 Maret 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno Marsudi membuka pertemuan pertama Indonesia-South Pacific Forum (ISPF) di Gedung Pancasila Kemlu di Jakarta pada Kamis (21/3) pagi.
ISPF merupakan forum dialog Indonesia dan negara-negara Pasifik Selatan yang diikuti oleh 13 negara-negara dari Pasifik Selatan.
Dalam pembukaannya, Menlu Retno menyebutkan bahwa Indonesia dan negara-negara di Pasifik Selatan telah tinggal berdampingan selama berabad-abad dan berbagi ciri khas dan budaya fitur-fitur maritim yang serupa. Indonesia dan kawasan Pasifik Selatan juga menghadapi tantangan yang sama khususnya dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup.
“Saya menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk bekerja bersama dengan negara-negara di Pasfik Selatan dalam menangani permasalahan serta memaksimalkan potensi bersama bagi kepentingan masyarakat kita,” ungkap Menlu Retno.
Indonesia dan Papua Nugini (PNG) misalnya telah sepakat untuk meningkatkan kembali kerja sama termasuk di daerah perbatasan RI-PNG. Presiden RI bahkan memberikan perhatian khusus pada pertumbukan ekonomi di perbatasan.
Mengakhiri sambutannya, Menlu Retno menyampaikan keyakinannya bahwa ISPF akan membawa kerja sama Indonesia dengan negara-negara di Pasifik Selatan ke babak baru.
“Saya percaya bahwa ISPF adalah pertemuan yang tepat untuk menyambut era baru kerja sama Indonesia dan Pasifik Selatan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam pembukaan adalah Menlu Papua Nugini (PNG), Rimbink Pato; Menteri Perdagangan, Pariwisata, Lingkungan, dan Tenaga Kerja Tuvalu, Menlu Kiribati, Taukelina Finikaso; dan Menteri Perdagangan, dan Industry Cooperative Kiribati, Atarake Naatara. Hadir pula pejabat tinggi dan delegasi dari Australia, Selandia Baru, Federasi Mikronesia, Fiji, Kaledonia Baru, Kepulauan Cook, Kepulauan Marshall, Kepulauan Solomon, Nauru, dan Tonga.
Kesepakatan Kerja Sama
Indonesia telah menyetujui peluncuran Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Fiji dan PNG. Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno dan Menlu PNG selanjutnya menandatangani Joint Ministerial Statement peluncuran PTA RI-PNG sedangkan Dirjen Aspasaf bersama dengan Permanent Secretary untuk Industri dan Pariwisata Fiji menandatangani Joint Statement PTA RI-Fiji.
Salah satu perusahaan konstruksi Indonesia di Pasifik Selatan, Audie Building Industries dalam kesempatan tersebut juga menandatangani kerja sama pembiayaan dengan Exim Bank Indonesia. Audie Building Industries sendiri tengah menangani beberapa proyek pembangunan resort di Fiji dan pembangunan stadion sepakbola di Kiribati.
ISPF sendiri berlangsung selama sehari dan akan diisi dengan rangkaian pertemuan Indonesia-South Pacific Business Engagement (ISPBE), pameran bisnis, konsultasi dan finalisasi PTA, serta pelatihan teknis untuk peserta yang datang dari Pasifik Selatan dan akan berlangsung dari 18-22 Maret 2019. (Kemlu)
ISPF merupakan forum dialog Indonesia dan negara-negara Pasifik Selatan yang diikuti oleh 13 negara-negara dari Pasifik Selatan.
Dalam pembukaannya, Menlu Retno menyebutkan bahwa Indonesia dan negara-negara di Pasifik Selatan telah tinggal berdampingan selama berabad-abad dan berbagi ciri khas dan budaya fitur-fitur maritim yang serupa. Indonesia dan kawasan Pasifik Selatan juga menghadapi tantangan yang sama khususnya dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup.
“Saya menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk bekerja bersama dengan negara-negara di Pasfik Selatan dalam menangani permasalahan serta memaksimalkan potensi bersama bagi kepentingan masyarakat kita,” ungkap Menlu Retno.
Indonesia dan Papua Nugini (PNG) misalnya telah sepakat untuk meningkatkan kembali kerja sama termasuk di daerah perbatasan RI-PNG. Presiden RI bahkan memberikan perhatian khusus pada pertumbukan ekonomi di perbatasan.
Mengakhiri sambutannya, Menlu Retno menyampaikan keyakinannya bahwa ISPF akan membawa kerja sama Indonesia dengan negara-negara di Pasifik Selatan ke babak baru.
“Saya percaya bahwa ISPF adalah pertemuan yang tepat untuk menyambut era baru kerja sama Indonesia dan Pasifik Selatan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam pembukaan adalah Menlu Papua Nugini (PNG), Rimbink Pato; Menteri Perdagangan, Pariwisata, Lingkungan, dan Tenaga Kerja Tuvalu, Menlu Kiribati, Taukelina Finikaso; dan Menteri Perdagangan, dan Industry Cooperative Kiribati, Atarake Naatara. Hadir pula pejabat tinggi dan delegasi dari Australia, Selandia Baru, Federasi Mikronesia, Fiji, Kaledonia Baru, Kepulauan Cook, Kepulauan Marshall, Kepulauan Solomon, Nauru, dan Tonga.
Kesepakatan Kerja Sama
Indonesia telah menyetujui peluncuran Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Fiji dan PNG. Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno dan Menlu PNG selanjutnya menandatangani Joint Ministerial Statement peluncuran PTA RI-PNG sedangkan Dirjen Aspasaf bersama dengan Permanent Secretary untuk Industri dan Pariwisata Fiji menandatangani Joint Statement PTA RI-Fiji.
Salah satu perusahaan konstruksi Indonesia di Pasifik Selatan, Audie Building Industries dalam kesempatan tersebut juga menandatangani kerja sama pembiayaan dengan Exim Bank Indonesia. Audie Building Industries sendiri tengah menangani beberapa proyek pembangunan resort di Fiji dan pembangunan stadion sepakbola di Kiribati.
ISPF sendiri berlangsung selama sehari dan akan diisi dengan rangkaian pertemuan Indonesia-South Pacific Business Engagement (ISPBE), pameran bisnis, konsultasi dan finalisasi PTA, serta pelatihan teknis untuk peserta yang datang dari Pasifik Selatan dan akan berlangsung dari 18-22 Maret 2019. (Kemlu)