Serangan Teror Trem Utrech Adalah Pembalasan Dendam Atas Penembakan di 2 Masjid Christchurch
pada tanggal
19 Maret 2019
AMSTERDAM, LELEMUKU.COM - Serangan teror di Utrech, Belanda pada Senin (18/3) pagi oleh Gökman Tanis (37) dilakukan sebagai serangan balasan atas serangan teror yang terjadi di Kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3) lalu.
"Serangan di Utrecht merupakan reaksi terhadap serangan di Christchurch. Itu akan terlihat dari catatan yang ditemukan diatas kaca depan mobil Renault Clio merah yang berada didekat lokasi kejadian, sesaat ketika pelaku melarikan diri dari lokasi kejadian," ujar pakar terorisme Kerajaan Belanda, Beatrice de Graaf dalam konferensi persnya bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada petang.
Ia menjelaskan pesan itu berbunyi "Ini adalah pembalasan dendam atas serangan di masjid-masjid Christchurch." Serta berhubungan dengan pernyataan sikap Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan atas serangan di Selandia Baru itu.
Sementara itu Perdana Menteri Rutte menyatakan pasca penangkapan pelaku, tingkat pengamanan di Belanda turun dari tingkat 5 ke tingkat 4.
"Tingkat ancaman telah berkurang dan saya instruksikan untuk menaikkan setengah tiang bendera di seluruh gedung pemerintah," ucap dia.
Ia menegaskan, serangan ini adalah murni serangan teror terhadap kemanusiaan.
"Bagaimanapun juga ini adalah serangan teror, terlepas dari apa motif dibalik ini," tambah dia.
Gökmen yang diduga berafiliasi dengan kelompok teror di Timur Tengah, ISIS ini ditangkap polisi di Jalan Oudenoord, Pijlsweerd, Kota Utrech setelah melakukan teror dengan menggunakan senjata api di stasiun tram #24oktoberplein, Jalan Beneluxlaan, Kanalen Eiland, Kota Utrech, Provinsi Utrech pukul 10.15 waktu setempat.
"Tersangka penembakan di stasiun 24 Oktober-Plein itu ditangkap di Oudenoord di Utrecht," ungkap polisi Utrecht dalam tweet terbarunya.
Sebelumnya Kepolisian Belanda menyatakan serangan teror di Utrech itu dilakukan oleh imigran Turki yang tinggal di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland atau Channel Island, Kota Utrech itu.
"Terduga Gökmen beberapa waktu lalu pernah ditangkap karena berhubungan dengan ISIS. Dia jarang bersosialisasi dengan masyarakat Turki di sekitar dan terkesan tertutup," kata Kepolisian Belanda dalam tweet mereka.
Ia dilaporkan telah menembak beberapa orang dengan 3 meninggal dunia dan 5 alami luka berat pada stasiun tram 24 Oktoberplein yang melayani trayek Zuilenstein, Nieuwegein dan IJsselstein ini.
Tim anti teror kepolisian Belanda melakukan pengepungan di sebuah apartemen diduga milik Gökman Tanis di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland pada Senin (18/3) siang, namun polisi menyatakan kontak senjata di kompleks warga migran Turki dan Maroko tersebut tidak terkait dengan pelaku terror.
Guna mengindari melebarnya terror di negara itu. Kepolisian mengamankan lokasi bandara dan menaikan tingkat pengamanan ke level 5 selama 18 jam di wilayah barat Belanda yakni Utrecht, North Holland, Zeeland dan South Holland serta maksimum di seluruh Belanda.
Helikopter dan mobil patroli mencari pelaku yang masih belum diketahui keberadaannya. Sementara identitas para korban masih dalam penyelidikan. Selain itu polisi di kerajaan itu mengamankan beberapa titik pusat kota Utrech dan sekitarnya, termasuk di Amsterdam. (Albert Batlayeri)
"Serangan di Utrecht merupakan reaksi terhadap serangan di Christchurch. Itu akan terlihat dari catatan yang ditemukan diatas kaca depan mobil Renault Clio merah yang berada didekat lokasi kejadian, sesaat ketika pelaku melarikan diri dari lokasi kejadian," ujar pakar terorisme Kerajaan Belanda, Beatrice de Graaf dalam konferensi persnya bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada petang.
Ia menjelaskan pesan itu berbunyi "Ini adalah pembalasan dendam atas serangan di masjid-masjid Christchurch." Serta berhubungan dengan pernyataan sikap Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan atas serangan di Selandia Baru itu.
Sementara itu Perdana Menteri Rutte menyatakan pasca penangkapan pelaku, tingkat pengamanan di Belanda turun dari tingkat 5 ke tingkat 4.
"Tingkat ancaman telah berkurang dan saya instruksikan untuk menaikkan setengah tiang bendera di seluruh gedung pemerintah," ucap dia.
Ia menegaskan, serangan ini adalah murni serangan teror terhadap kemanusiaan.
"Bagaimanapun juga ini adalah serangan teror, terlepas dari apa motif dibalik ini," tambah dia.
Gökmen yang diduga berafiliasi dengan kelompok teror di Timur Tengah, ISIS ini ditangkap polisi di Jalan Oudenoord, Pijlsweerd, Kota Utrech setelah melakukan teror dengan menggunakan senjata api di stasiun tram #24oktoberplein, Jalan Beneluxlaan, Kanalen Eiland, Kota Utrech, Provinsi Utrech pukul 10.15 waktu setempat.
"Tersangka penembakan di stasiun 24 Oktober-Plein itu ditangkap di Oudenoord di Utrecht," ungkap polisi Utrecht dalam tweet terbarunya.
Sebelumnya Kepolisian Belanda menyatakan serangan teror di Utrech itu dilakukan oleh imigran Turki yang tinggal di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland atau Channel Island, Kota Utrech itu.
"Terduga Gökmen beberapa waktu lalu pernah ditangkap karena berhubungan dengan ISIS. Dia jarang bersosialisasi dengan masyarakat Turki di sekitar dan terkesan tertutup," kata Kepolisian Belanda dalam tweet mereka.
Ia dilaporkan telah menembak beberapa orang dengan 3 meninggal dunia dan 5 alami luka berat pada stasiun tram 24 Oktoberplein yang melayani trayek Zuilenstein, Nieuwegein dan IJsselstein ini.
Tim anti teror kepolisian Belanda melakukan pengepungan di sebuah apartemen diduga milik Gökman Tanis di Jalan Trumanlaan, Kanalen Eiland pada Senin (18/3) siang, namun polisi menyatakan kontak senjata di kompleks warga migran Turki dan Maroko tersebut tidak terkait dengan pelaku terror.
Guna mengindari melebarnya terror di negara itu. Kepolisian mengamankan lokasi bandara dan menaikan tingkat pengamanan ke level 5 selama 18 jam di wilayah barat Belanda yakni Utrecht, North Holland, Zeeland dan South Holland serta maksimum di seluruh Belanda.
Helikopter dan mobil patroli mencari pelaku yang masih belum diketahui keberadaannya. Sementara identitas para korban masih dalam penyelidikan. Selain itu polisi di kerajaan itu mengamankan beberapa titik pusat kota Utrech dan sekitarnya, termasuk di Amsterdam. (Albert Batlayeri)