Sri Hartini Puspitasari Harap Kaum Lelaki Perjuangkan kesetaraan Gender
pada tanggal
02 Maret 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM – Sarjana Ilmu Filsafat yang mewakili Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta 6 di ajang kecantikan Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2019, Sri Hartini Puspitasari mengharapkan kaum laki-laki dapat pula memperjuangkan kesetaraan hak bagi perempuan.
Menurut dara 25 tahun ini bahwa betapa sulitnya menjadi seorang perempuan karena perempuan dimaknai sebagai manusia kedua, setelah laki-laki. Dengan stigma demikian, banyak sekali perempuan, terutama yang berada di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak memiliki kesempatan untuk memperjuangkan hak hidupnya.
“Laki-laki perlu untuk turut berkontribusi dalam memperjuangkan kesetaraan bagi kaum wanita,” kata Sri saat dikutip Lelemuku.com dari akun Instagram Puteri Indonesia.
Lewat pendidikan yang dilakukan dirinya, Sri ingin menerapkan kesadaran akan kesetaraan gender itu kepada laki-laki dan perempuan agar tidak hanya perempuan saja yang dapat memutus stigma negatif tersebut, tetapi laki-laki pun perlu turut berkontribusi tentang hal tersebut.
Sri berbagi kepada para wanita untuk dapat merasakan ‘api’ keberuntungan dengan memantik kesadaran dan memberikan apa yang dapat dirinya upayakan bagi mereka untuk mendapatkan masa depannya sendiri.
“Saya percaya untuk dapat menjalankan niat tersebut, hal utama yang perlu Saya tetas adalah kesadaran dari diri perempuan itu sendiri untuk maju,” aku gadis cantik yang hobby membaca, menulis, menyanyi dan travelling.
Sri dilahirkan dengan nama lengkap Sri Hartini Puspitasari, nama tersebut diberikan oleh sang Ayah yang bersuku Jawa dengan harapan yang tesirat dari artinya yaitu Raja atau Ratu yang berharta dan memiliki kecantikan seperti bunga yang indah.
Sedangkan Ibu Sri berasal dari suku sunda yang memberikannya nama panggilan Pipit yang berarti seekor burung, dengan harapan kelak tumbuh membawa karakter burung tersebut, yakni berani, tekun dan senang bergotong royong serta mudah beradaptasi.
Sri percaya nama adalah sebuah doa dan dirinya akan tumbuh sesuai dengan doa tersebut. Ia mengaku jika menyukai hal-hal dan tantangan baru, ia selalu mengasah dan menantang diri untuk terus bereksplorasi.
Dengan mengikuti ajang Puteri Indonesia, dirinya yakin akan banyak pengalaman dan mempunyai koneksi baru yang akan ia dapatkan yang mudah-mudahan akan berguna bagi dirinya dan juga orang-orang disekelilingnya. Sri pun meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Jakarta dimana saja berada agar niatnya untuk membawa harum nama provinsi tersebut tercapai.
“Jangan lupe dukung ane ye!!,” pintanya.
Sementara itu Puteri Indonesia 2019 adalah kontes pemilihan Puteri Indonesia yang ke-23 yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2019 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
Puteri Indonesia tahun ini mengusung tema "Colorful West Nusa Tenggara", serangkaian dari kegiatan karantina Puteri Indonesia dilaksanakan di Pulau Lombok dan Sumbawa - Nusa Tenggara Barat.
Melalui akun instagram resminya Puteri Indonesia telah menyampaikan ke 39 Finalis Puteri Indonesia 2019 yang akan memperebutkan gelar Puteri Indonesia 2019 yang dibagi menjadi 6 wilayah Kepulauan yaitu Kepulauan Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur.
Selain Sri Hartini Puspitasari , 38 finalis lainnya adalah Kenny Suwanda (21) dari Lhokseumawe yang mewakili Provinsi Aceh, Nadia Karina Wijaya (24) dari Denpasar mewakili Bali, Ritassya Wellgreat Waynands (18) dari Pangkal Pinang mewakili Bangka Belitung, Anastasia Praditha Adelina (25) dari Tangerang mewakili Banten, Nabila Permata Putri (23) dari Bengkulu mewakili Bengkulu.
Anja Litani Ariella (23) dari Yogyakarta mewakili DI Yogyakarta, Frederika Alexis Cull (19) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 1, Agatha Aurelia (22) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 2, Diah Ayu Lestari (21) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 3, Nurmalasari Ghassani (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 4, Daniella Grace Krestianto (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 5.
Selanjutnya, Artika Fastinal Rustam (23) dari Gorontalo mewakili Gorontalo, Offie Dwi Natalia (25) dari Jambi mewakili Jambi, Jesica Fitriana Martasari (23) dari Bogor mewakili Jawa Barat, Pratiwi Hidayasari (22) dari Kendal mewakili Jawa Tengah, Bella Putri Ekasandra (19) dari Malang mewakili Jawa Timur, Karina Syahna (24) dari Pontianak mewakili Kalimantan Barat, Fatmathalia Ranti (36) dari Banjarmasin mewakili Kalimantan Selatan, Veronika Peny Laba (25) dari Palangka Raya mewakili Kalimantan Tengah, Radha Virsa Febiola Darmawan (22) dari Samarinda mewakili Kalimantan Timur.
Adani Ladita Ramadhan (20) dari Tarakan mewakili Kalimantan Utara, Lycie Joanna Jonsen (22) dari Batam mewakili Kepulauan Riau, Erika Dwi Alviana (22) dari Panaragan mewakili Lampung, Stela Natalia Mulia Lumalessil (25) dari Saparua mewakili Maluku, Irena Shafira (19) dari Ternate mewakili Maluku Utara, Sherly Anastesia Meilenia (19) dari Bima mewakili Nusa Tenggara Barat (NTB), Maria Hostiana Napitupulu (23) dari Kupang mewakili Nusa Tenggara Timur (NTT), Elsa Irwanti Elisabeth Kaize (25) dari Biak mewakili Papua, Etha Lanny Julieth Wekan (19) dari Manokwari mewakili Papua Barat (Pabar).
Kemudian, Sabrina Woro Anggraini (23) dari Siak Sri Inderapura mewakili Riau, Iin Mutmainnah (24) dari Mamuju Tengah mewakili Sulawesi Barat (Sulbar), Ratu Fatimah Gani (24) dari Maros mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel), Riski Savina Akbar (24) dari Palu mewakili Sulawesi Tengah (Sulteng), Wa Ode Amelia Nadine (22) dari Muna mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra), Jolene Marie Cholock Rotinsulu (22) dari Manado mewakili Sulawesi Utara (Sulut), Annisa Fitriana (23) dari Bukittinggi mewakili Sumatera Barat (Sumbar), Helvanda Herman (19) dari Pagar Alam mewakili Sumatera Selatan (Sumsel), dan Anoushka Bhuller (23) dari Medan mewakili Sumatera Utara (Sumut). (Laura Sobuber)
Menurut dara 25 tahun ini bahwa betapa sulitnya menjadi seorang perempuan karena perempuan dimaknai sebagai manusia kedua, setelah laki-laki. Dengan stigma demikian, banyak sekali perempuan, terutama yang berada di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak memiliki kesempatan untuk memperjuangkan hak hidupnya.
“Laki-laki perlu untuk turut berkontribusi dalam memperjuangkan kesetaraan bagi kaum wanita,” kata Sri saat dikutip Lelemuku.com dari akun Instagram Puteri Indonesia.
Lewat pendidikan yang dilakukan dirinya, Sri ingin menerapkan kesadaran akan kesetaraan gender itu kepada laki-laki dan perempuan agar tidak hanya perempuan saja yang dapat memutus stigma negatif tersebut, tetapi laki-laki pun perlu turut berkontribusi tentang hal tersebut.
Sri berbagi kepada para wanita untuk dapat merasakan ‘api’ keberuntungan dengan memantik kesadaran dan memberikan apa yang dapat dirinya upayakan bagi mereka untuk mendapatkan masa depannya sendiri.
“Saya percaya untuk dapat menjalankan niat tersebut, hal utama yang perlu Saya tetas adalah kesadaran dari diri perempuan itu sendiri untuk maju,” aku gadis cantik yang hobby membaca, menulis, menyanyi dan travelling.
Sri dilahirkan dengan nama lengkap Sri Hartini Puspitasari, nama tersebut diberikan oleh sang Ayah yang bersuku Jawa dengan harapan yang tesirat dari artinya yaitu Raja atau Ratu yang berharta dan memiliki kecantikan seperti bunga yang indah.
Sedangkan Ibu Sri berasal dari suku sunda yang memberikannya nama panggilan Pipit yang berarti seekor burung, dengan harapan kelak tumbuh membawa karakter burung tersebut, yakni berani, tekun dan senang bergotong royong serta mudah beradaptasi.
Sri percaya nama adalah sebuah doa dan dirinya akan tumbuh sesuai dengan doa tersebut. Ia mengaku jika menyukai hal-hal dan tantangan baru, ia selalu mengasah dan menantang diri untuk terus bereksplorasi.
Dengan mengikuti ajang Puteri Indonesia, dirinya yakin akan banyak pengalaman dan mempunyai koneksi baru yang akan ia dapatkan yang mudah-mudahan akan berguna bagi dirinya dan juga orang-orang disekelilingnya. Sri pun meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Jakarta dimana saja berada agar niatnya untuk membawa harum nama provinsi tersebut tercapai.
“Jangan lupe dukung ane ye!!,” pintanya.
Sementara itu Puteri Indonesia 2019 adalah kontes pemilihan Puteri Indonesia yang ke-23 yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2019 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.
Puteri Indonesia tahun ini mengusung tema "Colorful West Nusa Tenggara", serangkaian dari kegiatan karantina Puteri Indonesia dilaksanakan di Pulau Lombok dan Sumbawa - Nusa Tenggara Barat.
Melalui akun instagram resminya Puteri Indonesia telah menyampaikan ke 39 Finalis Puteri Indonesia 2019 yang akan memperebutkan gelar Puteri Indonesia 2019 yang dibagi menjadi 6 wilayah Kepulauan yaitu Kepulauan Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur.
Selain Sri Hartini Puspitasari , 38 finalis lainnya adalah Kenny Suwanda (21) dari Lhokseumawe yang mewakili Provinsi Aceh, Nadia Karina Wijaya (24) dari Denpasar mewakili Bali, Ritassya Wellgreat Waynands (18) dari Pangkal Pinang mewakili Bangka Belitung, Anastasia Praditha Adelina (25) dari Tangerang mewakili Banten, Nabila Permata Putri (23) dari Bengkulu mewakili Bengkulu.
Anja Litani Ariella (23) dari Yogyakarta mewakili DI Yogyakarta, Frederika Alexis Cull (19) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 1, Agatha Aurelia (22) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 2, Diah Ayu Lestari (21) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 3, Nurmalasari Ghassani (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 4, Daniella Grace Krestianto (23) dari Jakarta mewakili DKI Jakarta 5.
Selanjutnya, Artika Fastinal Rustam (23) dari Gorontalo mewakili Gorontalo, Offie Dwi Natalia (25) dari Jambi mewakili Jambi, Jesica Fitriana Martasari (23) dari Bogor mewakili Jawa Barat, Pratiwi Hidayasari (22) dari Kendal mewakili Jawa Tengah, Bella Putri Ekasandra (19) dari Malang mewakili Jawa Timur, Karina Syahna (24) dari Pontianak mewakili Kalimantan Barat, Fatmathalia Ranti (36) dari Banjarmasin mewakili Kalimantan Selatan, Veronika Peny Laba (25) dari Palangka Raya mewakili Kalimantan Tengah, Radha Virsa Febiola Darmawan (22) dari Samarinda mewakili Kalimantan Timur.
Adani Ladita Ramadhan (20) dari Tarakan mewakili Kalimantan Utara, Lycie Joanna Jonsen (22) dari Batam mewakili Kepulauan Riau, Erika Dwi Alviana (22) dari Panaragan mewakili Lampung, Stela Natalia Mulia Lumalessil (25) dari Saparua mewakili Maluku, Irena Shafira (19) dari Ternate mewakili Maluku Utara, Sherly Anastesia Meilenia (19) dari Bima mewakili Nusa Tenggara Barat (NTB), Maria Hostiana Napitupulu (23) dari Kupang mewakili Nusa Tenggara Timur (NTT), Elsa Irwanti Elisabeth Kaize (25) dari Biak mewakili Papua, Etha Lanny Julieth Wekan (19) dari Manokwari mewakili Papua Barat (Pabar).
Kemudian, Sabrina Woro Anggraini (23) dari Siak Sri Inderapura mewakili Riau, Iin Mutmainnah (24) dari Mamuju Tengah mewakili Sulawesi Barat (Sulbar), Ratu Fatimah Gani (24) dari Maros mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel), Riski Savina Akbar (24) dari Palu mewakili Sulawesi Tengah (Sulteng), Wa Ode Amelia Nadine (22) dari Muna mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra), Jolene Marie Cholock Rotinsulu (22) dari Manado mewakili Sulawesi Utara (Sulut), Annisa Fitriana (23) dari Bukittinggi mewakili Sumatera Barat (Sumbar), Helvanda Herman (19) dari Pagar Alam mewakili Sumatera Selatan (Sumsel), dan Anoushka Bhuller (23) dari Medan mewakili Sumatera Utara (Sumut). (Laura Sobuber)