Sudah Bangun 4.200, Jokowi Pastikan Pastikan 5.200 Pasar Rakyat di Akhir 2019
pada tanggal
17 Maret 2019
TANGERANG, LELEMUKU.COM - Mengutip data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, sampai akhir 2018 lalu, pemerintah telah membangun kurang lebih 4.200 pasar di seluruh tanah air, baik pembangunan maupun revitalisasi.
“Plus yang pasar desa, pasar kecil-kecil tapi ada di desa ada 8.900 yang telah kita bangun selama empat tahun ini,” kata Presiden Jokowi pada Peresmian & Penyerahan Penghargaan Pasar Rakyat Indonesia, serta Pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Hall 3a ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Selasa (12/3) pagi.
Artinya, lanjut Presiden, perhatian pemerintah kepada pasar dalam empat tahun ini betul-betul konsentrasi ke sana untuk memperbaiki fisiknya, memperbaiki manajemennya. “Kita harapkan di akhir 2019 ini akan terbangun kurang lebih 5.200 pasar rakyat yang kita selesaikan,” ucapnya.
Diakui Presiden, saat ini sudah mulai masuk keluhan yang didengarkan, bahwa pasar-pasar rakyat mulai kalah dengan yang online-online. Presiden mengingatkan, agar keluhan ini disikapi dengan hati-hati.
Untuk itu, Presiden meminta kepada Kementerian Perdagangan agar pasar-pasar kita juga mulai membangun ekosistem online tetapi juga memperbaiki ekosistem offline-nya, sehingga pasar rakyat memiliki marketplace, memiliki platform untuk menyiapkan diri menuju kepada era digital yang sekarang sudah masuk ke Indonesia.
Ekosistem offline-nya itu apa? Menurut Presiden, masih banyak sekali yang bisa kita kerjakan, ini tugasnya bupati dan wali kota. “Perbaiki kemasan (packaging) produk-produk yang ada di pasar yang berasal dari pengrajin, berasal dari nelayan, berasal dari petani, perbaiki packagingnya,” tuturnya.
Ia meminta kepada Bupati/Wali kota agar menganggarkan yang namanya mesin kemasan dalam APBD. Harga mesin ini, menurut Presiden, hanya Rp200 juta sudah bisa membuat kemasan yang sangat baik. “Packaging sangat penting untuk nanti bisa masuk ke marketplace online,” ujarnya.
Presiden juga menyarankan agar disiapkan branding dari setiap barang yang ada, baik warna, tulisan, sehingga saat masuk ke pasar barang itu betul-betul enak dilihat dan enak untuk dijual.
“Kalau sudah bagus semuanya (packaging, labelling, branding) dijual di offline, di pasar silakan,” kata Presiden seraya menambahkan, pasar juga dibantu untuk menyiapkan marketplace, platform agar pasar rakyat ini bisa berjualan online.
Presiden meyakini, kalau ini disambungkan secara nasional, disambungkan semuanya dalam marketplace di tingkat nasional, akan menjadi sebuah kekuatan besar. Tidak hanya fisiknya, sambung Presiden, pasar rakyat, tapi juga omsetnya akan bisa meningkat.
“Kalau sudah nasionalnya ketemu bisa disambungkan lagi ke marketplace global sehingga jaringan-jaringan seperti ini yang ke depan perlu kita mengerti dan perlu segera disiapkan,” tutur Presiden Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Banten Wahidin Halim. (Setkab)
“Plus yang pasar desa, pasar kecil-kecil tapi ada di desa ada 8.900 yang telah kita bangun selama empat tahun ini,” kata Presiden Jokowi pada Peresmian & Penyerahan Penghargaan Pasar Rakyat Indonesia, serta Pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Hall 3a ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Selasa (12/3) pagi.
Artinya, lanjut Presiden, perhatian pemerintah kepada pasar dalam empat tahun ini betul-betul konsentrasi ke sana untuk memperbaiki fisiknya, memperbaiki manajemennya. “Kita harapkan di akhir 2019 ini akan terbangun kurang lebih 5.200 pasar rakyat yang kita selesaikan,” ucapnya.
Diakui Presiden, saat ini sudah mulai masuk keluhan yang didengarkan, bahwa pasar-pasar rakyat mulai kalah dengan yang online-online. Presiden mengingatkan, agar keluhan ini disikapi dengan hati-hati.
Untuk itu, Presiden meminta kepada Kementerian Perdagangan agar pasar-pasar kita juga mulai membangun ekosistem online tetapi juga memperbaiki ekosistem offline-nya, sehingga pasar rakyat memiliki marketplace, memiliki platform untuk menyiapkan diri menuju kepada era digital yang sekarang sudah masuk ke Indonesia.
Ekosistem offline-nya itu apa? Menurut Presiden, masih banyak sekali yang bisa kita kerjakan, ini tugasnya bupati dan wali kota. “Perbaiki kemasan (packaging) produk-produk yang ada di pasar yang berasal dari pengrajin, berasal dari nelayan, berasal dari petani, perbaiki packagingnya,” tuturnya.
Ia meminta kepada Bupati/Wali kota agar menganggarkan yang namanya mesin kemasan dalam APBD. Harga mesin ini, menurut Presiden, hanya Rp200 juta sudah bisa membuat kemasan yang sangat baik. “Packaging sangat penting untuk nanti bisa masuk ke marketplace online,” ujarnya.
Presiden juga menyarankan agar disiapkan branding dari setiap barang yang ada, baik warna, tulisan, sehingga saat masuk ke pasar barang itu betul-betul enak dilihat dan enak untuk dijual.
“Kalau sudah bagus semuanya (packaging, labelling, branding) dijual di offline, di pasar silakan,” kata Presiden seraya menambahkan, pasar juga dibantu untuk menyiapkan marketplace, platform agar pasar rakyat ini bisa berjualan online.
Presiden meyakini, kalau ini disambungkan secara nasional, disambungkan semuanya dalam marketplace di tingkat nasional, akan menjadi sebuah kekuatan besar. Tidak hanya fisiknya, sambung Presiden, pasar rakyat, tapi juga omsetnya akan bisa meningkat.
“Kalau sudah nasionalnya ketemu bisa disambungkan lagi ke marketplace global sehingga jaringan-jaringan seperti ini yang ke depan perlu kita mengerti dan perlu segera disiapkan,” tutur Presiden Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Banten Wahidin Halim. (Setkab)