Terapi Efektif untuk Penderita Sickle Cell Anemia
pada tanggal
19 Maret 2019
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Lynndrick Holmes dari Mobile, Alabama, yang baru berusia 29 tahun, mengatakan “sickle cell anemia” yang dideritanya membuat dirinya lemas. Ia tidak bisa berbuat banyak.
“Saya ingin bermain sepak bola, bola basket, karakte dan taekwondo. Tetapi saya tidak bisa. Jadi saya hanya bisa merasakan itu semua lewat kehadiran teman-teman. Sebagian besar hidup saya hanya dapat menyaksikan hal-hal yang mereka lakukan, dan saya sendiri tidak bisa,” ujar Holmes.
Tetapi Holmes tidak akan lama lagi menderita. Ia adalah salah satu dari sembilan pasien di klinik percobaan pengobatan baru bagi ‘’sickle cell’’ di National Institutes of Health NIH.
Sel-sel darah merah yang sehat berbentuk bulat, rata, dan mudah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah di seluruh tubuh kita. Penderita ‘’sickle cell anemia’’ tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh. Ada kristal protein yang terbentuk di dalam sel-sel darah itu, mengubah sel darah yang sedianya berbentuk bulat dan rata, menjadi berbentuk seperti bulan sabit, menimbulkan penyumbatan pembuluh darah, menyebabkan rasa nyeri dan kerusakan organ.
Penyakit ini disebabkan oleh gen yang rusak. Dibanding memperbaiki atau menyunting gen ini, Dr. John Tisdale mengatakan timnya menambahkan salinan gen yang benar dan normal sehingga menghasilkan sel darah yang sehat.
“Kami hanya menambahkan gen. Kami membiarkan gen yang rusak memperbaiki diri. Kami menyebutnya terapi gen tambahan,” ujar Dr. Tisdale.
Dalam dua atau tiga bulan, sembilan pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan mulai sehat.
‘’Saya bukan Lynndrick yang dulu. Saya akan sehat. Ini kenyataan. Saya tidak lagi menderita ‘sickle cell’ seperti dulu,” jelas Holmes.
Direktur NIH Francis Collins menyebut hal ini spektakuler.
“Pasien-pasien yang sebelumnya memiliki ‘sickle cell disease,’ kini tidak lagi. Ketika kita memeriksa jumlah sel darah merah mereka, sepertinya mereka tidak lagi sakit. Tetapi ini baru langkah awal. Kami paling hanya dapat mengikuti mereka selama satu tahun. Namun cukup untuk mengatakan bahwa terapi ini dapat menyembuhkan mereka.”
Francis Collins menambahkan bahwa hal ini tidak dicapai dalam satu malam. Pemanfaatan teknologi canggih dan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan terapi gen ini menurutnya tidak mungkin dilakukan di negara-negara miskin. Tetapi pendekatan memperkenalkan gen yang sudah dikoreksi ini dapat digunakan seluruh negara, sementara para peneliti berupaya memperbaiki dan meningkatkan terapi ini. (Eva Mazrievap-VOA)
“Saya ingin bermain sepak bola, bola basket, karakte dan taekwondo. Tetapi saya tidak bisa. Jadi saya hanya bisa merasakan itu semua lewat kehadiran teman-teman. Sebagian besar hidup saya hanya dapat menyaksikan hal-hal yang mereka lakukan, dan saya sendiri tidak bisa,” ujar Holmes.
Tetapi Holmes tidak akan lama lagi menderita. Ia adalah salah satu dari sembilan pasien di klinik percobaan pengobatan baru bagi ‘’sickle cell’’ di National Institutes of Health NIH.
Sel-sel darah merah yang sehat berbentuk bulat, rata, dan mudah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah di seluruh tubuh kita. Penderita ‘’sickle cell anemia’’ tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh. Ada kristal protein yang terbentuk di dalam sel-sel darah itu, mengubah sel darah yang sedianya berbentuk bulat dan rata, menjadi berbentuk seperti bulan sabit, menimbulkan penyumbatan pembuluh darah, menyebabkan rasa nyeri dan kerusakan organ.
Penyakit ini disebabkan oleh gen yang rusak. Dibanding memperbaiki atau menyunting gen ini, Dr. John Tisdale mengatakan timnya menambahkan salinan gen yang benar dan normal sehingga menghasilkan sel darah yang sehat.
“Kami hanya menambahkan gen. Kami membiarkan gen yang rusak memperbaiki diri. Kami menyebutnya terapi gen tambahan,” ujar Dr. Tisdale.
Dalam dua atau tiga bulan, sembilan pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan dan mulai sehat.
‘’Saya bukan Lynndrick yang dulu. Saya akan sehat. Ini kenyataan. Saya tidak lagi menderita ‘sickle cell’ seperti dulu,” jelas Holmes.
Direktur NIH Francis Collins menyebut hal ini spektakuler.
“Pasien-pasien yang sebelumnya memiliki ‘sickle cell disease,’ kini tidak lagi. Ketika kita memeriksa jumlah sel darah merah mereka, sepertinya mereka tidak lagi sakit. Tetapi ini baru langkah awal. Kami paling hanya dapat mengikuti mereka selama satu tahun. Namun cukup untuk mengatakan bahwa terapi ini dapat menyembuhkan mereka.”
Francis Collins menambahkan bahwa hal ini tidak dicapai dalam satu malam. Pemanfaatan teknologi canggih dan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan terapi gen ini menurutnya tidak mungkin dilakukan di negara-negara miskin. Tetapi pendekatan memperkenalkan gen yang sudah dikoreksi ini dapat digunakan seluruh negara, sementara para peneliti berupaya memperbaiki dan meningkatkan terapi ini. (Eva Mazrievap-VOA)