Trend 'Momo Challenge' Ancam Anak-anak Lakukan Tindak Berbahaya dan Mengancam
pada tanggal
03 Maret 2019
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Trend media sosial baru yang berbahaya, “Momo Challenge,” yang mendorong anak-anak melakukan tindakan berbahaya, bahkan hingga aksi menbunuh diri sendiri, menimbulkan keprihatinan di Amerika.
Seorang anak di Argentina dikabarkan meninggal karena ingin unjuk nyali menjawab tantangan itu. Tantangan ini mirip “Blue Whale Challenge” di Rusia pada tahun 2017 lalu.
“Momo Challenge” yang berawal dengan notifikasi di jaringan media sosial, seperti WhatsApp, YouTube, YouTube Kids, Fortnite, Facebook dan Twitter, meluas di Amerika dan sebagian negara lain minggu ini. “Momo Challenge” menantang anak-anak melakukan berbagai tindakan berbahaya, dan bahkan bunuh diri yang dibuktikan dengan foto yang dikirimkan ke akun tersebut.
Otorita berwenang bertindak cepat menanggapi hal ini dengan mengeluarkan peringatan kepada orang tua lewat serangkaian email. Racine Unified School District di negara bagian Wisconsin misalnya mengirim email yang mengingatkan orang tua untuk mencermati penggunaan media sosial anak-anak yang berkaitan dengan akun-akun ini.
“Momo Challenge mendorong siswa untuk melakukan tindakan berbeda, tantangan berbeda, yang dapat berbahaya, bahkan mendorong mereka melakukan bunuh diri,” ujar Stacy Tapp, Kepala Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Racine Unified School District dalam email kepada orang tua di distriknya.
Hal senada dilakukan beberapa distrik lain, yang tidak saja mengirim email, tetapi juga rekaman pesan melalui telepon untuk memastikan agar orang tua menerima dan memahami pesan itu.
“Bicara pada mereka (anak-anak.red) dan didik mereka tentang isi website yang tepat, dorong untuk berkomunikasi secara terbuka atas apa yang mereka alami. Beritahu bahwa tantangan-tantangan itu tidak aman dan berbahaya,” demikian pesan yang disampaikan lewat rekaman telepon.
Sementara Durham Emergency Communication Service di negara bagian North Carolina menggunakan seluruh jaringan media sosialnya untuk menenangkan dan sekaligus mengingatkan warga masyarakat, terutama orang tua, akan bahaya “Momo Challenge.”
Selain di Amerika dan Argentina, Momo Challenge juga merambah hingga Brazil, Kanada, Kolombia, Eropa, India, Meksiko, Pakistan dan Filippina.
National Online Safety Keluarkan Peringatan Berkala
National Online Safety hari Selasa (26/2) secara khusus mengeluarkan peringatan tentang hal ini dan pedoman bagi orang tua untuk memonitor aktifitas anak-anak di dunia maya.
“Ada sejumlah laporan di hampir seluruh jaringan media utama tentang 'Momo.' Untuk menanggapi hal ini kami telah menciptakan sebuah pedoman yang memberikan informasi bagi orang tua dan wali anak-anak. Kami mendorong orang tua dan wali anak-anak untuk membaca pedoman ini, yang mencakup tips untuk memonitor secara lebih baik aktifitas anak-anak di dunia maya dan membicarakan dengan anak-anak secara lebih dalam tentang keamanan di dunia maya.”
Pesan yang sama juga diulang-ulang secara berkala di Twitter. “Kami mendengar dari ratusan sekolah dan orang tua yang khawatir tentang #MomoChallenge yang mengerikan, yang dilaporkan muncul di video-video yang disaksikan anak-anak di YouTube, yang menimbulkan kepanikan dan kemarahan di kalangan masyarakat. Kami berharap pedoman yang kami susun ini bermanfaat,” tulis National Online Safety.
Today we've heard from hundreds of concerned schools and parents about the horrifying #Momo challenge which has reportedly been appearing in children's YouTube videos, causing panic and upset amongst young people. We hope you find our guide useful... https://t.co/Nuu4cUpBZD pic.twitter.com/t16m8GQ6Vt
— National Online Safety (@natonlinesafety) February 26, 2019
“Momo Challenge” Muncul Lewat Berbagai Aplikasi Media Sosial
“Momo Challenge” - dengan ikon perempuan sangat kurus dengan mata lebar – diambil dari sebuah patung yang dibuat seorang seniman di Jepang, Keisuke Aisawa yang mengatakan patung yang dibuatnya ini sama sekali tidak terkait dengan challenge ini. Penerima pesan atau tantangan ini akan diberi sejumlah instruksi untuk melakukan tindakan, seperti memotong rambut, menggunakan benda tajam tidak semestinya atau lompat dari ketinggian dan lain-lain, yang dapat membahayakan diri individu yang bersangkutan atau orang lain. Pesan ini muncul lewat berbagai aplikasi media sosial.
Sejumlah orang tua di Spring Hope Elementary School di North Carolina melaporkan kepada polisi bahwa anak-anak mereka melihat gambar yang tidak menyenangkan dan mengganggu, yang bermunculan atau “popping up” ketika mereka sedang menonton video-video YouTube.
YouTube Tidak Melihat Video “Momo Challenge”
Namun YouTube hari Rabu (27/2) mengatakan, “Kami ingin menjelaskan sesuatu terkait 'Momo Challenge.' Kami tidak melihat bukti adanya video-video yang mempromosikan 'Momo Challenge' di YouTube. Video-video yang mendorong tindakan melukai dan berbahaya jelas bertentangan dengan kebijakan kami.”
We want to clear something up regarding the Momo Challenge: We’ve seen no recent evidence of videos promoting the Momo Challenge on YouTube. Videos encouraging harmful and dangerous challenges are against our policies.
— YouTube (@YouTube) February 27, 2019
Lebih jauh YouTube mencuit bahwa: "Jika ada yang melihat video-video berbahaya seperti itu, “harap segera beritahukan kepada kami. Tantangan-tantangan ini jelas bertentangan dengan Pedoman Masyarakat kami.”
If you see videos including harmful or dangerous challenges on YouTube, we encourage you to flag them to us immediately. These challenges are clearly against our Community Guidelines. More info here: https://t.co/H0C5tCfn5S
— YouTube (@YouTube) February 27, 2019
Ratusan Remaja di Rusia Bunuh Diri Diduga karena “Blue Whale Challenge”
Tantangan di media sosial yang meresahkan seperti ini mulai mendapat perhatian luas publik setelah munculnya laporan yang mengaitkan aksi bunuh diri ratusan remaja di Rusia dengan tantangan yang disebut sebagai “Blue Whale Challenge” pada tahun 2017 lalu. T
antangan yang beredar selama 50 hari, sebelum otorita berwenang berhasil mengatasinya, mendorong remaja untuk melukai diri mereka dengan pisau atau pisau cukur, untuk membuat bentuk ikan paus di pergelangan tangan atau kaki. Gambar atau foto contoh tantangan luka yang diserukan itu dibagikan lewat media sosial.
“Blue Whale Challenge” juga mendorong remaja untuk menonton film horor sepanjang hari dan membangunkan mereka pada dini hari untuk melakukan tindakan berbahaya yang dipertarungkan, dan memasangnya di dunia maya.
Permainan ini tadinya diduga berawal dari Rusia, tetapi sejumlah laporan menyatakan permainan ini juga muncul di Ukraina, India dan Amerika.
Otorita berwenang di Rusia tahun lalu menangkap Nikita Nearonov, usia 22 tahun, yang diduga sebagai otak permainan itu. Mereka yakin pecandu komputer itu adalah “pelaku” yang berbahaya dan telah membuat sedikitnya 10 remaja putri di bawah umur bunuh diri. Tetapi polisi masih menyelidikinya untuk melihat kaitan dengan ratusan aksi bunuh diri serupa. (VOA)
Seorang anak di Argentina dikabarkan meninggal karena ingin unjuk nyali menjawab tantangan itu. Tantangan ini mirip “Blue Whale Challenge” di Rusia pada tahun 2017 lalu.
“Momo Challenge” yang berawal dengan notifikasi di jaringan media sosial, seperti WhatsApp, YouTube, YouTube Kids, Fortnite, Facebook dan Twitter, meluas di Amerika dan sebagian negara lain minggu ini. “Momo Challenge” menantang anak-anak melakukan berbagai tindakan berbahaya, dan bahkan bunuh diri yang dibuktikan dengan foto yang dikirimkan ke akun tersebut.
Otorita berwenang bertindak cepat menanggapi hal ini dengan mengeluarkan peringatan kepada orang tua lewat serangkaian email. Racine Unified School District di negara bagian Wisconsin misalnya mengirim email yang mengingatkan orang tua untuk mencermati penggunaan media sosial anak-anak yang berkaitan dengan akun-akun ini.
“Momo Challenge mendorong siswa untuk melakukan tindakan berbeda, tantangan berbeda, yang dapat berbahaya, bahkan mendorong mereka melakukan bunuh diri,” ujar Stacy Tapp, Kepala Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Racine Unified School District dalam email kepada orang tua di distriknya.
Hal senada dilakukan beberapa distrik lain, yang tidak saja mengirim email, tetapi juga rekaman pesan melalui telepon untuk memastikan agar orang tua menerima dan memahami pesan itu.
“Bicara pada mereka (anak-anak.red) dan didik mereka tentang isi website yang tepat, dorong untuk berkomunikasi secara terbuka atas apa yang mereka alami. Beritahu bahwa tantangan-tantangan itu tidak aman dan berbahaya,” demikian pesan yang disampaikan lewat rekaman telepon.
Sementara Durham Emergency Communication Service di negara bagian North Carolina menggunakan seluruh jaringan media sosialnya untuk menenangkan dan sekaligus mengingatkan warga masyarakat, terutama orang tua, akan bahaya “Momo Challenge.”
Selain di Amerika dan Argentina, Momo Challenge juga merambah hingga Brazil, Kanada, Kolombia, Eropa, India, Meksiko, Pakistan dan Filippina.
National Online Safety Keluarkan Peringatan Berkala
National Online Safety hari Selasa (26/2) secara khusus mengeluarkan peringatan tentang hal ini dan pedoman bagi orang tua untuk memonitor aktifitas anak-anak di dunia maya.
“Ada sejumlah laporan di hampir seluruh jaringan media utama tentang 'Momo.' Untuk menanggapi hal ini kami telah menciptakan sebuah pedoman yang memberikan informasi bagi orang tua dan wali anak-anak. Kami mendorong orang tua dan wali anak-anak untuk membaca pedoman ini, yang mencakup tips untuk memonitor secara lebih baik aktifitas anak-anak di dunia maya dan membicarakan dengan anak-anak secara lebih dalam tentang keamanan di dunia maya.”
Pesan yang sama juga diulang-ulang secara berkala di Twitter. “Kami mendengar dari ratusan sekolah dan orang tua yang khawatir tentang #MomoChallenge yang mengerikan, yang dilaporkan muncul di video-video yang disaksikan anak-anak di YouTube, yang menimbulkan kepanikan dan kemarahan di kalangan masyarakat. Kami berharap pedoman yang kami susun ini bermanfaat,” tulis National Online Safety.
Today we've heard from hundreds of concerned schools and parents about the horrifying #Momo challenge which has reportedly been appearing in children's YouTube videos, causing panic and upset amongst young people. We hope you find our guide useful... https://t.co/Nuu4cUpBZD pic.twitter.com/t16m8GQ6Vt
— National Online Safety (@natonlinesafety) February 26, 2019
“Momo Challenge” Muncul Lewat Berbagai Aplikasi Media Sosial
“Momo Challenge” - dengan ikon perempuan sangat kurus dengan mata lebar – diambil dari sebuah patung yang dibuat seorang seniman di Jepang, Keisuke Aisawa yang mengatakan patung yang dibuatnya ini sama sekali tidak terkait dengan challenge ini. Penerima pesan atau tantangan ini akan diberi sejumlah instruksi untuk melakukan tindakan, seperti memotong rambut, menggunakan benda tajam tidak semestinya atau lompat dari ketinggian dan lain-lain, yang dapat membahayakan diri individu yang bersangkutan atau orang lain. Pesan ini muncul lewat berbagai aplikasi media sosial.
Sejumlah orang tua di Spring Hope Elementary School di North Carolina melaporkan kepada polisi bahwa anak-anak mereka melihat gambar yang tidak menyenangkan dan mengganggu, yang bermunculan atau “popping up” ketika mereka sedang menonton video-video YouTube.
YouTube Tidak Melihat Video “Momo Challenge”
Namun YouTube hari Rabu (27/2) mengatakan, “Kami ingin menjelaskan sesuatu terkait 'Momo Challenge.' Kami tidak melihat bukti adanya video-video yang mempromosikan 'Momo Challenge' di YouTube. Video-video yang mendorong tindakan melukai dan berbahaya jelas bertentangan dengan kebijakan kami.”
We want to clear something up regarding the Momo Challenge: We’ve seen no recent evidence of videos promoting the Momo Challenge on YouTube. Videos encouraging harmful and dangerous challenges are against our policies.
— YouTube (@YouTube) February 27, 2019
Lebih jauh YouTube mencuit bahwa: "Jika ada yang melihat video-video berbahaya seperti itu, “harap segera beritahukan kepada kami. Tantangan-tantangan ini jelas bertentangan dengan Pedoman Masyarakat kami.”
If you see videos including harmful or dangerous challenges on YouTube, we encourage you to flag them to us immediately. These challenges are clearly against our Community Guidelines. More info here: https://t.co/H0C5tCfn5S
— YouTube (@YouTube) February 27, 2019
Ratusan Remaja di Rusia Bunuh Diri Diduga karena “Blue Whale Challenge”
Tantangan di media sosial yang meresahkan seperti ini mulai mendapat perhatian luas publik setelah munculnya laporan yang mengaitkan aksi bunuh diri ratusan remaja di Rusia dengan tantangan yang disebut sebagai “Blue Whale Challenge” pada tahun 2017 lalu. T
antangan yang beredar selama 50 hari, sebelum otorita berwenang berhasil mengatasinya, mendorong remaja untuk melukai diri mereka dengan pisau atau pisau cukur, untuk membuat bentuk ikan paus di pergelangan tangan atau kaki. Gambar atau foto contoh tantangan luka yang diserukan itu dibagikan lewat media sosial.
“Blue Whale Challenge” juga mendorong remaja untuk menonton film horor sepanjang hari dan membangunkan mereka pada dini hari untuk melakukan tindakan berbahaya yang dipertarungkan, dan memasangnya di dunia maya.
Permainan ini tadinya diduga berawal dari Rusia, tetapi sejumlah laporan menyatakan permainan ini juga muncul di Ukraina, India dan Amerika.
Otorita berwenang di Rusia tahun lalu menangkap Nikita Nearonov, usia 22 tahun, yang diduga sebagai otak permainan itu. Mereka yakin pecandu komputer itu adalah “pelaku” yang berbahaya dan telah membuat sedikitnya 10 remaja putri di bawah umur bunuh diri. Tetapi polisi masih menyelidikinya untuk melihat kaitan dengan ratusan aksi bunuh diri serupa. (VOA)