Wanita Diamankan Saat Penangkapan Andi Arief Berinisial L, Bukan CJ
pada tanggal
06 Maret 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kadiv Humas Mabes Polri Irjenpol Muhammad Iqbal menjelaskan wanita yang saat itu juga ikut diamankan saat proses penangkapan kader Demokrat, Andi Arief atas kasus narkoba sabu di kamar Hotel Paninsula, Jakarta Barat, berinisial L.
“Sore ini saya sampaikan, dari hasil pendalaman petugas kami menemukan petunjuk bahwa diduga ada seorang wanita di kamar tersebut,” ujar Iqbal dikonfirmasi, Selasa (5/3).
Seperti foto yang beredar, terlihat wanita cantik berhidung mancung mengenakan busana atas berwarna pink dan celana jeans. Wanita tersebut terlihat duduk di sebuah kursi yang berada tidak jauh dari kasur berwarna putih. Dalam hal ini Iqbal menegaskan, pihaknya masih mendalami tentang wanita tersebut berdasarkan foto yang beradar kemarin.
“Saat ini kami sedang dalami dan periksa. Sudah disampaikan kemarin ada beberapa saksi yang sedang kami rampungkan. Saat ini penyidik sedang melakukan pemeriksaan dan pendalaman secara maraton,” ujarnya.
Hingga saat ini, menurut polisi, wanita di dalam kamar Andi Arief itu diduga sahabat politikus Demokrat tersebut, namun yang jelas wanita tersebut bukanlah Calon Legislatif dari partai manapun, serta bukanlah artis dengan inisial CJ seperti diberitakan sebelumnya.
“Kenal satu sama lain. Betul inisialnya L, Ada yang sampaikan bahwa itu caleg, politikus, tapi tidak ada kaitannya sama sekali ya,” ucapnya.
Sebelumnya Indonesian Police Watch (IPW) mendesak polisi menjelaskan tentang wanita cantik yang bersama Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief saat ditangkap mengunakan narkoba di sebuah kamar Hotel, di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
“Sehingga bisa terungkap secara transparan, apa sesungguhnya peran wanita itu, apakah sebagai pemasok narkoba atau sekadar teman kencan,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam rilisnya.
IPW, kata Neta, mendapat informasi bahwa saat ditangkap Andi Arif bersama wanita muda cantik berkulit putih, yang menggunakan tanktop merah muda, bercelana jeans dan sepatu warna perak serta berjam tangan kulit coklat.
“Selain wanita itu, polisi juga menemukan tas perempuan warna hitam di sudut kamar hotel, yang diduga milik wanita yang bersama Andi Arif,” ungkapnya.
Neta menyayangkan polisi dalam penjelasan resminya tidak menjelaskan keberadaan wanita tersebut. Sehingga muncul opini di masyarakat bahwa dalam menggunakan narkoba di kamar hotel itu, Andi Arief hanya seorang diri.
“Padahal sesungguhnya ada orang lain, yakni seorang wanita cantik,” tegas Neta.
IPW, ujar Neta, berharap dalam menangani kasus narkoba Polri harus bersikap transparan dan tidak melindungi pihak-pihak tertentu.
“Jika polisi tidak bersikap transparan, apalagi bersikap diskriminatif, kondisi Indonesia yang sudah Darurat Narkoba saat ini akan semakin parah,” ujarnya,
Menurut Neta, jika para politisi sudah menjadi budak narkoba, pemberantasan narkoba seperti apalagi yang bisa diharapkan di negeri ini. Sebab, menurutnya, bagaimana pun pemberantasan narkoba perlu keputusan politik yang solid agar para bandar narkoba internasional tidak terus menerus mempecundangi bangsa ini.
“Sebab itu, keberadaan wanita bersama Andi Arief itu menjadi penting dan perlu diungkap polisi secara transparan. Sehingga bisa diketahui apa sesungguhnya peran wanita itu,” katanya.
Menurut Neta, bisa saja terjadi sebagai politisi yang selama ini kritis dan berseberangan dengan penguasa, Andi Arief dijebak pihak tertentu agar tidak bersuara lagi menjelang Pilpres 2019.
“Jika itu yang terjadi, tentu patut dipertanyakan, siapa wanita itu. Atau justru Andi Arief sesungguhnya pemakai berat narkoba dan sudah menjadi budak narkoba yang sudah masuk dalam radar kepolisian,” tuturnya.
Dari kejadian tersebut, Neta berharap partai partai politik di negeri ini sudah patut waspada menghadapi serangan para bandar narkoba yang berusaha merusak kader dan citra partainya.
“Di sisi lain, jajaran kepolisian jangan pernah takut untuk memberantas narkoba, meskipun melibatkan elit elit partai maupun elit politik,” pungkasnya. (Breakingnews/Seruji)
“Sore ini saya sampaikan, dari hasil pendalaman petugas kami menemukan petunjuk bahwa diduga ada seorang wanita di kamar tersebut,” ujar Iqbal dikonfirmasi, Selasa (5/3).
Seperti foto yang beredar, terlihat wanita cantik berhidung mancung mengenakan busana atas berwarna pink dan celana jeans. Wanita tersebut terlihat duduk di sebuah kursi yang berada tidak jauh dari kasur berwarna putih. Dalam hal ini Iqbal menegaskan, pihaknya masih mendalami tentang wanita tersebut berdasarkan foto yang beradar kemarin.
“Saat ini kami sedang dalami dan periksa. Sudah disampaikan kemarin ada beberapa saksi yang sedang kami rampungkan. Saat ini penyidik sedang melakukan pemeriksaan dan pendalaman secara maraton,” ujarnya.
Hingga saat ini, menurut polisi, wanita di dalam kamar Andi Arief itu diduga sahabat politikus Demokrat tersebut, namun yang jelas wanita tersebut bukanlah Calon Legislatif dari partai manapun, serta bukanlah artis dengan inisial CJ seperti diberitakan sebelumnya.
“Kenal satu sama lain. Betul inisialnya L, Ada yang sampaikan bahwa itu caleg, politikus, tapi tidak ada kaitannya sama sekali ya,” ucapnya.
Sebelumnya Indonesian Police Watch (IPW) mendesak polisi menjelaskan tentang wanita cantik yang bersama Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief saat ditangkap mengunakan narkoba di sebuah kamar Hotel, di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
“Sehingga bisa terungkap secara transparan, apa sesungguhnya peran wanita itu, apakah sebagai pemasok narkoba atau sekadar teman kencan,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam rilisnya.
IPW, kata Neta, mendapat informasi bahwa saat ditangkap Andi Arif bersama wanita muda cantik berkulit putih, yang menggunakan tanktop merah muda, bercelana jeans dan sepatu warna perak serta berjam tangan kulit coklat.
“Selain wanita itu, polisi juga menemukan tas perempuan warna hitam di sudut kamar hotel, yang diduga milik wanita yang bersama Andi Arif,” ungkapnya.
Neta menyayangkan polisi dalam penjelasan resminya tidak menjelaskan keberadaan wanita tersebut. Sehingga muncul opini di masyarakat bahwa dalam menggunakan narkoba di kamar hotel itu, Andi Arief hanya seorang diri.
“Padahal sesungguhnya ada orang lain, yakni seorang wanita cantik,” tegas Neta.
IPW, ujar Neta, berharap dalam menangani kasus narkoba Polri harus bersikap transparan dan tidak melindungi pihak-pihak tertentu.
“Jika polisi tidak bersikap transparan, apalagi bersikap diskriminatif, kondisi Indonesia yang sudah Darurat Narkoba saat ini akan semakin parah,” ujarnya,
Menurut Neta, jika para politisi sudah menjadi budak narkoba, pemberantasan narkoba seperti apalagi yang bisa diharapkan di negeri ini. Sebab, menurutnya, bagaimana pun pemberantasan narkoba perlu keputusan politik yang solid agar para bandar narkoba internasional tidak terus menerus mempecundangi bangsa ini.
“Sebab itu, keberadaan wanita bersama Andi Arief itu menjadi penting dan perlu diungkap polisi secara transparan. Sehingga bisa diketahui apa sesungguhnya peran wanita itu,” katanya.
Menurut Neta, bisa saja terjadi sebagai politisi yang selama ini kritis dan berseberangan dengan penguasa, Andi Arief dijebak pihak tertentu agar tidak bersuara lagi menjelang Pilpres 2019.
“Jika itu yang terjadi, tentu patut dipertanyakan, siapa wanita itu. Atau justru Andi Arief sesungguhnya pemakai berat narkoba dan sudah menjadi budak narkoba yang sudah masuk dalam radar kepolisian,” tuturnya.
Dari kejadian tersebut, Neta berharap partai partai politik di negeri ini sudah patut waspada menghadapi serangan para bandar narkoba yang berusaha merusak kader dan citra partainya.
“Di sisi lain, jajaran kepolisian jangan pernah takut untuk memberantas narkoba, meskipun melibatkan elit elit partai maupun elit politik,” pungkasnya. (Breakingnews/Seruji)