Christoph Heusgen Serukan Resolusi Tegas Tentang Libya
pada tanggal
20 April 2019
BENGHAZI, LELEMUKU.COM - Duta Besar Jerman untuk PBB Christoph Heusgen menyampaikan keprihatinannya mengenai penembakan roket ke daerah-daerah sipil di ibukota Libya, Tripoli pada dua kesempatan baru-baru ini.
Heusgen, yang juga presiden Dewan Keamanan (DK) PBB berbicara kepada wartawan di New York pada hari Kamis setelah utusan PBB untuk Libya mengatakan kepada anggota DK, ia sangat prihatin dengan penggunaan senjata di Libya.
"Kita perlu mengirim pesan yang sangat kuat ini kepada penduduk yang putus asa dan ketika sekarang mendengar roket Grad jatuh ke daerah sipil, kita memerlukan suara yang kuat dari New York," katanya.
Pertempuran antara faksi-faksi Libya yang bersaing untuk menguasai ibukota negara itu bulan ini telah menewaskan 205 orang, demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bentrokan itu, yang meletus awal April, dikhawatirkan akan memicu perang saudara dalam skala pemberontakan 2011 yang menggulingkan dan membunuh diktator lama Moammar Gadhafi.
Pertempuran itu juga telah memaksa PBB untuk menunda pembicaraan rekonsiliasi yang sedianya direncanakan pertengahan April untuk mencoba menemukan cara untuk menarik Libya keluar dari kekacauan setelah Gadhafi tersingkir. (VOA)
Heusgen, yang juga presiden Dewan Keamanan (DK) PBB berbicara kepada wartawan di New York pada hari Kamis setelah utusan PBB untuk Libya mengatakan kepada anggota DK, ia sangat prihatin dengan penggunaan senjata di Libya.
"Kita perlu mengirim pesan yang sangat kuat ini kepada penduduk yang putus asa dan ketika sekarang mendengar roket Grad jatuh ke daerah sipil, kita memerlukan suara yang kuat dari New York," katanya.
Pertempuran antara faksi-faksi Libya yang bersaing untuk menguasai ibukota negara itu bulan ini telah menewaskan 205 orang, demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bentrokan itu, yang meletus awal April, dikhawatirkan akan memicu perang saudara dalam skala pemberontakan 2011 yang menggulingkan dan membunuh diktator lama Moammar Gadhafi.
Pertempuran itu juga telah memaksa PBB untuk menunda pembicaraan rekonsiliasi yang sedianya direncanakan pertengahan April untuk mencoba menemukan cara untuk menarik Libya keluar dari kekacauan setelah Gadhafi tersingkir. (VOA)