Ignasius Jonan Resmikan Infrastruktur Kelistrikan Aceh dan Sumatera Utara
pada tanggal
20 April 2019
CALO BLANG GELE, LELEMUKU.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada Selasa (09/04/2019), meresmikan beberapa proyek infrastruktur kelistrikan di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, yang dipusatkan di Gardu Induk 150 kV Takengon, Desa Calo Blang Gele, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Dalam peresmian tersebut, Menteri Jonan menyampaikan bahwa hadirnya infrastruktur kelistrikan ini merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan listrik dengan kualitas yang lebih andal dan mengurangi gangguan.
"Mengenai listrik di Aceh ini, yang memang harus diperbaiki adalah sistem transmisi dan distribusi, termasuk pembangunan beberapa Gardu Induk (GI) sebagai alat supaya layanan kelistrikan di sini menjadi lebih andal atau kurang gangguannya," tutur Jonan.
Selain itu, Jonan juga meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah setempat untuk memudahkan perizinan dan pembebasan lahan yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Provinsi Aceh.
"Misalkan kami perlu mengurus perizinan, dan juga pengadaan tanah, dan sebagainya mohon dibantu. Karena ini untuk kepentingan masyarakat. Nah, jika itu semua bisa, tentunya pertumbuhan layanan kepada masyarakat diharapkan akan menjadi lebih baik," tandas Jonan.
Jonan juga berpesan kepada para direksi dan pegawai PLN untuk membangun infrastruktur dilandasi dengan tujuan meningkatkan pelayanan kelistrikan kepada masyarakat. "Tolong rekan-rekan di PLN, apapun yang dibangun itu targetnya satu, yaitu pelayanan kelistrikan masyarakat lebih baik itu, goalnya kan cuma itu," tegasnya.
Proyek infrastruktur kelistrikan yang diresmikan di Takengon adalah: Gardu Induk (GI) 150 kV Takengon (1x30 MVA) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Takengon - Bireun, dengan panjang jaringan 73,51 Kms (203 tower); GI 150 kV Subulussalam (1x30 MVA) dan SUTT 150 kV Subulussalam - Sidikalang, dengan panjang jaringan 110,48 Kms; dan GI 150 kV Kutacane (1x30 MVA) dan SUTT 150 kV Berastagi - Kutacane, dengan panjang jaringan 110,48 Kms.
Dari sisi finansial, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengatakan, dengan masuknya jaringan transmisi dan beroperasinya GI tersebut, PLN dapat menghemat sekitar Rp 265,5 miliar dalam satu tahun. Pasalnya, kehadiran GI dan SUTT ini akan menutup beberapa pembangkit listrik tenaga diesel yang selama ini beroperasi.
"Dengan masuknya jaringan transmisi dan dengan beroperasinya GI pendukungnya, PLN dapat menghemat kurang lebih Rp 265,5 miliar setahunnya. Ini diakibatkan karena terdapat beberapa pembangkit listrik yang berbasis diesel, yaitu kurang lebih 48,8 megawatt, akan ditutup. Ini pada akhirnya akan menurunkan biaya pokok pengadaan listrik yang selama ini juga dimintakan oleh Bapak Menteri dan Bapak Presiden," kata Rida.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah yakin bahwa dengan beroperasinya sistem kelistrikan yang diresmikan hari ini, ditambah dengan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kabupaten lainnya, dapat menambah keandalan listrik di Provinsi Aceh serta meningkatkan pembangunan dan kinerja Pemerintahan.
"Sebelum kehadiran GI dan SUTT ini dapat dikatakan pelayanan arus listrik bagi masyarakat Aceh dalam satu tahun terakhir sudah lumayan membaik, namun demikian kami percaya pasca peresmian hari ini tentu keandalan listrik di daerah kami akan lebih tinggi lagi, dan byarpet akan menjadi masa lalu. Selain itu, juga akan mendukung pembangunan dan kinerja Pemerintahan akan menjadi semakin baik" ujar Nova. (KESDM)
Dalam peresmian tersebut, Menteri Jonan menyampaikan bahwa hadirnya infrastruktur kelistrikan ini merupakan upaya pemerintah untuk menyediakan listrik dengan kualitas yang lebih andal dan mengurangi gangguan.
"Mengenai listrik di Aceh ini, yang memang harus diperbaiki adalah sistem transmisi dan distribusi, termasuk pembangunan beberapa Gardu Induk (GI) sebagai alat supaya layanan kelistrikan di sini menjadi lebih andal atau kurang gangguannya," tutur Jonan.
Selain itu, Jonan juga meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah setempat untuk memudahkan perizinan dan pembebasan lahan yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Provinsi Aceh.
"Misalkan kami perlu mengurus perizinan, dan juga pengadaan tanah, dan sebagainya mohon dibantu. Karena ini untuk kepentingan masyarakat. Nah, jika itu semua bisa, tentunya pertumbuhan layanan kepada masyarakat diharapkan akan menjadi lebih baik," tandas Jonan.
Jonan juga berpesan kepada para direksi dan pegawai PLN untuk membangun infrastruktur dilandasi dengan tujuan meningkatkan pelayanan kelistrikan kepada masyarakat. "Tolong rekan-rekan di PLN, apapun yang dibangun itu targetnya satu, yaitu pelayanan kelistrikan masyarakat lebih baik itu, goalnya kan cuma itu," tegasnya.
Proyek infrastruktur kelistrikan yang diresmikan di Takengon adalah: Gardu Induk (GI) 150 kV Takengon (1x30 MVA) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Takengon - Bireun, dengan panjang jaringan 73,51 Kms (203 tower); GI 150 kV Subulussalam (1x30 MVA) dan SUTT 150 kV Subulussalam - Sidikalang, dengan panjang jaringan 110,48 Kms; dan GI 150 kV Kutacane (1x30 MVA) dan SUTT 150 kV Berastagi - Kutacane, dengan panjang jaringan 110,48 Kms.
Dari sisi finansial, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengatakan, dengan masuknya jaringan transmisi dan beroperasinya GI tersebut, PLN dapat menghemat sekitar Rp 265,5 miliar dalam satu tahun. Pasalnya, kehadiran GI dan SUTT ini akan menutup beberapa pembangkit listrik tenaga diesel yang selama ini beroperasi.
"Dengan masuknya jaringan transmisi dan dengan beroperasinya GI pendukungnya, PLN dapat menghemat kurang lebih Rp 265,5 miliar setahunnya. Ini diakibatkan karena terdapat beberapa pembangkit listrik yang berbasis diesel, yaitu kurang lebih 48,8 megawatt, akan ditutup. Ini pada akhirnya akan menurunkan biaya pokok pengadaan listrik yang selama ini juga dimintakan oleh Bapak Menteri dan Bapak Presiden," kata Rida.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah yakin bahwa dengan beroperasinya sistem kelistrikan yang diresmikan hari ini, ditambah dengan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kabupaten lainnya, dapat menambah keandalan listrik di Provinsi Aceh serta meningkatkan pembangunan dan kinerja Pemerintahan.
"Sebelum kehadiran GI dan SUTT ini dapat dikatakan pelayanan arus listrik bagi masyarakat Aceh dalam satu tahun terakhir sudah lumayan membaik, namun demikian kami percaya pasca peresmian hari ini tentu keandalan listrik di daerah kami akan lebih tinggi lagi, dan byarpet akan menjadi masa lalu. Selain itu, juga akan mendukung pembangunan dan kinerja Pemerintahan akan menjadi semakin baik" ujar Nova. (KESDM)