Maruar Sirait Ungkap Kondusivitas Final Piala Presiden 2019
pada tanggal
13 April 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Gelaran final Piala Presiden 2019 menimbulkan pro dan kontra. Keputusan Organizing Committee (OC) untuk menyelenggarakan laga puncak di dua kandang tim finalis menjadi penyebabnya.
Terlebih finalis tahun ini adalah Persebaya Surabaya dan Arema FC. Loyalis kedua tim, Bonek (Persebaya) dan Aremania (Arema) juga acapkali terlibat kerusuhan yang bahkan menimbulkan korban jiwa.
Final dengan format ini memang baru diterapkan tahun ini. Dalam tiga gelaran sebelumnya, OC memilih menggunakan format single final di tempat netral.
"Saya pikir (keamanan) bagus, kami juga sudah dan terus berkomunikasi dengan Kapolri. Dengan Panglima TNI juga kami bertemu, hubungan semua pihak sangat bagus. Tetapi yang paling penting, ada semangat dari suporter yang sudah mulai ada kesadaran bersama untuk menjadi lebih baik lagi," ujar Ketua SC, Maruar Sirait.
Pria yang akrab disapa Ara ini juga mengapresiasi proses audit yang kembali dikerjakan oleh pihak ketiga, dalam hal ini PricewaterhouseCoopers (PWC).
PWC memang sejak 2015 terus berkomitmen membantu proses audit Piala Presiden.
"Memang ini waktunya sepak bola bangkit dengan transparan. Saya tidak berani bilang begitu (gelaran paling sukses). Tetapi dari segi audit, kalau dulu selesai turnamen baru dilakukan audit. Khusus tahun ini, di awal sudah dilakukan audit, bahkan sepanjang turnamen juga," jelasnya.
Ara juga mengakui dukungan luar biasa dari berbagai pihak menjadikan turnamen kali ini kembali bisa dikatakan sukses.
Meski dirinya tak ingin mengatakan bahwa gelaran tahun ini sebagai yang paling sukses.
"Saya sangat terharu, sudah empat kali kita mengelola Piala Presiden. Saya sudah laporkan kepada Presiden dan beliau sangat mengawasi perkembangan kami. Ini semua berkat kerja kolektif teman-teman OC, kerja keras dari Emtek serta PWC. Tidak ada Superman adanya Superteam," kata Ara.
Ara juga akan mengusulkan kepada Presiden RI, Joko Widodo, untuk mengundang perwakilan seluruh tim peserta untuk datang ke istana. Bukan hanya tim yang mendapatkan supremasi tertinggi.
"Besok saya akan bertemu Presiden, nanti saya sampaikan bagusnya seperti apa. Kalau bisa jangan yang juaranya saja, tetapi kalau bisa seluruh perwakilan tim peserta. Semuanya diundang supaya merasa dihargai, karena dulu juga begitu semuanya diundang," ucapnya. (PSSI)
Terlebih finalis tahun ini adalah Persebaya Surabaya dan Arema FC. Loyalis kedua tim, Bonek (Persebaya) dan Aremania (Arema) juga acapkali terlibat kerusuhan yang bahkan menimbulkan korban jiwa.
Final dengan format ini memang baru diterapkan tahun ini. Dalam tiga gelaran sebelumnya, OC memilih menggunakan format single final di tempat netral.
"Saya pikir (keamanan) bagus, kami juga sudah dan terus berkomunikasi dengan Kapolri. Dengan Panglima TNI juga kami bertemu, hubungan semua pihak sangat bagus. Tetapi yang paling penting, ada semangat dari suporter yang sudah mulai ada kesadaran bersama untuk menjadi lebih baik lagi," ujar Ketua SC, Maruar Sirait.
Pria yang akrab disapa Ara ini juga mengapresiasi proses audit yang kembali dikerjakan oleh pihak ketiga, dalam hal ini PricewaterhouseCoopers (PWC).
PWC memang sejak 2015 terus berkomitmen membantu proses audit Piala Presiden.
"Memang ini waktunya sepak bola bangkit dengan transparan. Saya tidak berani bilang begitu (gelaran paling sukses). Tetapi dari segi audit, kalau dulu selesai turnamen baru dilakukan audit. Khusus tahun ini, di awal sudah dilakukan audit, bahkan sepanjang turnamen juga," jelasnya.
Ara juga mengakui dukungan luar biasa dari berbagai pihak menjadikan turnamen kali ini kembali bisa dikatakan sukses.
Meski dirinya tak ingin mengatakan bahwa gelaran tahun ini sebagai yang paling sukses.
"Saya sangat terharu, sudah empat kali kita mengelola Piala Presiden. Saya sudah laporkan kepada Presiden dan beliau sangat mengawasi perkembangan kami. Ini semua berkat kerja kolektif teman-teman OC, kerja keras dari Emtek serta PWC. Tidak ada Superman adanya Superteam," kata Ara.
Ara juga akan mengusulkan kepada Presiden RI, Joko Widodo, untuk mengundang perwakilan seluruh tim peserta untuk datang ke istana. Bukan hanya tim yang mendapatkan supremasi tertinggi.
"Besok saya akan bertemu Presiden, nanti saya sampaikan bagusnya seperti apa. Kalau bisa jangan yang juaranya saja, tetapi kalau bisa seluruh perwakilan tim peserta. Semuanya diundang supaya merasa dihargai, karena dulu juga begitu semuanya diundang," ucapnya. (PSSI)