Organisasi Buruh Internasional (ILO) Ingin Peningkatan Kondisi Kerja
pada tanggal
20 April 2019
JENEWA, LELEMUKU.COM - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mengatakan, cara yang ada untuk melindungi pekerja dari kecelakaan dan penyakit tidak cukup baik untuk menghadapi bahaya dalam bekerja akibat perubahan dalam sifat kerja. ILO menganjurkan dilakukan perbaikan dalam menangani masalah psikologis akibat dunia kerja yang berubah.
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) belum lama ini memperkirakan setiap tahun ada 2,78 juta pekerja yang tewas karena kecelakaan di tempat kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Dan lebih dari 374 juta orang yang cedera atau luka atau jatuh sakit tiap tahun akibat kecelakaan terkait kerja. Dampaknya pada ekonomi dunia karena hilangnya hari kerja mendekati 4% dari GDP global.
Laporan ILO tentang ini mengingatkan perubahan serta bahaya yang ditimbulkan meningkatnya teknologi bisa membuat keadaan bertambah buruk. Perlu ada langkah baru untuk menangani risiko psycho-social, stres terkait kerja dan penyakit tidak menular akibat bentuk kerja baru.
ILO mengatakan dijitalisasi, imtelijen artifisial, robotik dan otomatisasi memerlukan metoda pemantauan untuk melindungi pekerja. Manal Azzi adalah pakar teknis ILO tentang keselamatan kerja dan kesehatan. Di satu sisi, katanya, teknologi baru membebaskan pekerja dari banyak pekerjaan kotor dan bebahaya. Di sisi lain, katanya, pekerjaan itu bisa menimbulkan berbagai masalah etika.
Ia mengatakan kepada VOA memantau pekerja telah semakin intrusif membuat mereka bekerja lebih lama sehingga bisa menjadi tidak etis.
"Juga sistem pemantauan yang dipakai pekerja. Tadinya cukup dengan memencet. Sekarang bisa mengenakan semacam gelang di pergelangan tangan yang menunjukkan berapa jam seseorang sebenarnya bekerja. Bahkan ada pembicaraan menggunakan implantasi sehingga pekerja dapat dipantau terus-menerus dalam bekerja," ujarnya.
Azzi mengatakan kemudian ada pula masalah mental yang ditimbulkan lingkungan kerja baru. Laporan ILO itu juga menyinggung perubahan demografis. Dikatakan majikan perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik pekerja yang berumur tua yang mungkin perlu pelatihan untuk mengoperasikan perlengkapan.
Satu bidang lain yang jadi pemikiran adalah perubahan iklim. ILO berpendapat positif tentang lapangan kerja hijau. Hanya orang perlu dilindungi dari suhu udara panas yang menambah risiko seperti polusi udara, stres akibat panas dan penyakit yang baru muncul.
Di masa lalu untuk menghindari risiko, orang menciptakan lingkungan kerja yang aman. Penyusun laporan ILO itu mengatakan sekarang perlu antisipasi akan risiko. Ketrampilan baru dan informasi mengenai keselamatan dan kesehatan di tempat kerja harus dipelajari jauh sebelumnya. Sebelum orang muda melamar kerja, mereka harus memahami hak-hak mereka. Kekuatan pengetahuan akan menolong dalam melindungi pekerja di tempat kerja. (VOA)
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) belum lama ini memperkirakan setiap tahun ada 2,78 juta pekerja yang tewas karena kecelakaan di tempat kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Dan lebih dari 374 juta orang yang cedera atau luka atau jatuh sakit tiap tahun akibat kecelakaan terkait kerja. Dampaknya pada ekonomi dunia karena hilangnya hari kerja mendekati 4% dari GDP global.
Laporan ILO tentang ini mengingatkan perubahan serta bahaya yang ditimbulkan meningkatnya teknologi bisa membuat keadaan bertambah buruk. Perlu ada langkah baru untuk menangani risiko psycho-social, stres terkait kerja dan penyakit tidak menular akibat bentuk kerja baru.
ILO mengatakan dijitalisasi, imtelijen artifisial, robotik dan otomatisasi memerlukan metoda pemantauan untuk melindungi pekerja. Manal Azzi adalah pakar teknis ILO tentang keselamatan kerja dan kesehatan. Di satu sisi, katanya, teknologi baru membebaskan pekerja dari banyak pekerjaan kotor dan bebahaya. Di sisi lain, katanya, pekerjaan itu bisa menimbulkan berbagai masalah etika.
Ia mengatakan kepada VOA memantau pekerja telah semakin intrusif membuat mereka bekerja lebih lama sehingga bisa menjadi tidak etis.
"Juga sistem pemantauan yang dipakai pekerja. Tadinya cukup dengan memencet. Sekarang bisa mengenakan semacam gelang di pergelangan tangan yang menunjukkan berapa jam seseorang sebenarnya bekerja. Bahkan ada pembicaraan menggunakan implantasi sehingga pekerja dapat dipantau terus-menerus dalam bekerja," ujarnya.
Azzi mengatakan kemudian ada pula masalah mental yang ditimbulkan lingkungan kerja baru. Laporan ILO itu juga menyinggung perubahan demografis. Dikatakan majikan perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik pekerja yang berumur tua yang mungkin perlu pelatihan untuk mengoperasikan perlengkapan.
Satu bidang lain yang jadi pemikiran adalah perubahan iklim. ILO berpendapat positif tentang lapangan kerja hijau. Hanya orang perlu dilindungi dari suhu udara panas yang menambah risiko seperti polusi udara, stres akibat panas dan penyakit yang baru muncul.
Di masa lalu untuk menghindari risiko, orang menciptakan lingkungan kerja yang aman. Penyusun laporan ILO itu mengatakan sekarang perlu antisipasi akan risiko. Ketrampilan baru dan informasi mengenai keselamatan dan kesehatan di tempat kerja harus dipelajari jauh sebelumnya. Sebelum orang muda melamar kerja, mereka harus memahami hak-hak mereka. Kekuatan pengetahuan akan menolong dalam melindungi pekerja di tempat kerja. (VOA)