Pemilu 2019 Memperkokoh Persaudaraan Kebangsaan dan Menjaga Keutuhan Bangsa
pada tanggal
21 April 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Proses pemungutan suara Pemilu 2019 telah rampung dilakukan. Masyarakat diingatkan agar menunggu hasil resmi yang akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut real count sementara seperti dapat dilihat dari situs KPU RI Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin mendapatkan 3.974.960 (54,88%) dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapatkan 3.267.434 (45,12%) Sebagaimana diketahui, rekapitulasi akhir KPU secara nasional rencananya akan keluar pada Rabu (22/5) nanti.
President Indonesian Youth Updates (IYU) Ruben Frangky Darwin, meminta seluruh pemuda dan masyarakat untuk menjaga kerukunan dan perdamaian di negeri ini. Semua pihak diingatkan bisa menerima hasil Pemilu dengan lapang dada.
"Pemilu sudah dilaksanakan. Sekarang kepada masyarakat luas, mari kita sama-sama galang persatuan Indonesia untuk menjaga kerukunan, kedamaian dan menjaga rasa keadilan bagi semua orang. Karena itulah hakikatnya demokrasi Pancasila, yakni demokrasi yang memiliki nilai-nilai luhur kejujuran yang bukan semata-mata menghantarkan kemenangan, ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/04/2019).
Lebih lanjut Ruben Frangky Darwin menjelaskan, masyarakat sejatinya melihat ajang Pemilu itu sebagai sebuah proses demokrasi untuk memperkuat legitimasi bangsa. Bukan memanfaatkan Pemilu untuk mendahulukan kepentingan seseorang atau kelompok yang dapat memecah persatuan.
"Biarkan mereka yang mendapat legitimasi dukungan masyarakat memimpin bangsa ini, karena itu adalah mandat untuk membawa perubahan dalam rangka kemajuan bangsa," ujar President IYU itu.
Harapnya, masyarakat juga harus bisa melihat pesta demokrasi ini adalah upaya untuk membangun bangsa demi memperkuat dan merawat persaudaraan sesuai ikhtiar dan amanah Pancasila.
"Setelah Pemilu mereka semua harus kembali ke kitoh kebhinekaan dan pangkuan ibu pertiwi, bahwa semua anak bangsa adalah satu sebagai bangsa Indonesia yang diikat oleh kesamaan cita-cita menuju masyarakat maju berkeadilan," imbuhnya.
Menurutnya, rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air akan mengalahkan egoisme kepentingan politik masing-masing. "Untuk itu kita patut mengimbau agar mereka semuanya bisa kokoh dalam persaudaraan kebangsaan, jaga keutuhan bangsa, dan perkuat kesatuan demi masa depan bangsa," kata mantan Sekretaris Fungsi Hubungan Internasional Pengurus Pusat GMKI periode 2016-2018.
Ruben Frangky juga meminta kepada masyarakat baik yang berpartisipasi maupun tidak untuk dapat menciptakan prinsip kekeluargaan, gotong royong, tepa selira, musyawarah mufakat sesuai nila-nilai yang terkandung pada Pancasila. Hal ini agar sesama masyarakat tidak saling mencibir atau menabur kebencian usai pelaksanaan Pemilu yang dilaksakan lima tahun sekali.
"Siapa pun dia pemenangnya, dia adalah pemenang untuk kita semua. Tetapi semua elemen dan komponen pelaksana atau penyelenggara harus bersikap adil dan berlaku jujur," tuturnya.
Ruben juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat terutama saat penghitungan suara Pemilu untuk tidak menyebarkan hoaks ataupun menggiring opini spekulatif yang dapat memperkeruh suasana menjadi konsumsi sesat. Dirinya meminta kepada masyarakat untuk mempersilakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan penghitungan suara secara manual, sehingga akan diperoleh hasil lebih akurat.
"Jangan menyebar hoaks, hindari mengeluarkan kata-kata yang akan memancing suasana serta menyulut emosi orang lain dengan dukungan berbeda, karena pada hakikatnya kemenangan sejati adalah kemenangan untuk bangsa Indonesia," tandasnya. (IYU)
President Indonesian Youth Updates (IYU) Ruben Frangky Darwin, meminta seluruh pemuda dan masyarakat untuk menjaga kerukunan dan perdamaian di negeri ini. Semua pihak diingatkan bisa menerima hasil Pemilu dengan lapang dada.
"Pemilu sudah dilaksanakan. Sekarang kepada masyarakat luas, mari kita sama-sama galang persatuan Indonesia untuk menjaga kerukunan, kedamaian dan menjaga rasa keadilan bagi semua orang. Karena itulah hakikatnya demokrasi Pancasila, yakni demokrasi yang memiliki nilai-nilai luhur kejujuran yang bukan semata-mata menghantarkan kemenangan, ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/04/2019).
Lebih lanjut Ruben Frangky Darwin menjelaskan, masyarakat sejatinya melihat ajang Pemilu itu sebagai sebuah proses demokrasi untuk memperkuat legitimasi bangsa. Bukan memanfaatkan Pemilu untuk mendahulukan kepentingan seseorang atau kelompok yang dapat memecah persatuan.
"Biarkan mereka yang mendapat legitimasi dukungan masyarakat memimpin bangsa ini, karena itu adalah mandat untuk membawa perubahan dalam rangka kemajuan bangsa," ujar President IYU itu.
Harapnya, masyarakat juga harus bisa melihat pesta demokrasi ini adalah upaya untuk membangun bangsa demi memperkuat dan merawat persaudaraan sesuai ikhtiar dan amanah Pancasila.
"Setelah Pemilu mereka semua harus kembali ke kitoh kebhinekaan dan pangkuan ibu pertiwi, bahwa semua anak bangsa adalah satu sebagai bangsa Indonesia yang diikat oleh kesamaan cita-cita menuju masyarakat maju berkeadilan," imbuhnya.
Menurutnya, rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air akan mengalahkan egoisme kepentingan politik masing-masing. "Untuk itu kita patut mengimbau agar mereka semuanya bisa kokoh dalam persaudaraan kebangsaan, jaga keutuhan bangsa, dan perkuat kesatuan demi masa depan bangsa," kata mantan Sekretaris Fungsi Hubungan Internasional Pengurus Pusat GMKI periode 2016-2018.
Ruben Frangky juga meminta kepada masyarakat baik yang berpartisipasi maupun tidak untuk dapat menciptakan prinsip kekeluargaan, gotong royong, tepa selira, musyawarah mufakat sesuai nila-nilai yang terkandung pada Pancasila. Hal ini agar sesama masyarakat tidak saling mencibir atau menabur kebencian usai pelaksanaan Pemilu yang dilaksakan lima tahun sekali.
"Siapa pun dia pemenangnya, dia adalah pemenang untuk kita semua. Tetapi semua elemen dan komponen pelaksana atau penyelenggara harus bersikap adil dan berlaku jujur," tuturnya.
Ruben juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat terutama saat penghitungan suara Pemilu untuk tidak menyebarkan hoaks ataupun menggiring opini spekulatif yang dapat memperkeruh suasana menjadi konsumsi sesat. Dirinya meminta kepada masyarakat untuk mempersilakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan penghitungan suara secara manual, sehingga akan diperoleh hasil lebih akurat.
"Jangan menyebar hoaks, hindari mengeluarkan kata-kata yang akan memancing suasana serta menyulut emosi orang lain dengan dukungan berbeda, karena pada hakikatnya kemenangan sejati adalah kemenangan untuk bangsa Indonesia," tandasnya. (IYU)