Pemprov Papua Segera Rekrut Siswa Asli Penerima Beasiswa Luar Negeri
pada tanggal
27 April 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Pemerintah Provinsi Papua melalui Biro Otonomi Khusus segera melakukan seleksi terbuka bagi siswa Orang Asli Papua (OAP) penerima beasiswa luar negeri.
Asisten Bidang Pemerintahan Papua, Doren Wakerkwa mengatakan seleksi penerimaan siswa unggul OAP tersebut, bakal dilakukan dalam bulan ini dengan melibatkan pihak akademisi maupun universitas terkait.
Kendati demikian, calon penerima beasiswa yang memiliki ayah kandung OAP dan ibu pendatang, masih mendapat kekhususan untuk bisa ikut dalam perekrutan beasiswa tersebut.
“Nah kalau ibu kandung Papua lalu ayah kandung non Papua itu tidak masuk dalam kriteria sebab tidak membawa marga. Yang pasti ini sudah ditetapkan, sebab mekanismenya pun sudah kami bahas bersama Biro Otsus dan Dinas Pendidikan,” terang ia di Jayapura, pekan lalu.
Kendati demikian, Doren mengatakan belum dapat menetapkan kuota perekrutan sebab yang pasti, pemerintah provinsi bakal menyesuaikan dengan penganggaran yang ada.
“Tapi yang bisa kita pastikan adalah perekrutannya bakal dilakukan di lima wilayah adat. Sehingga wajib bagi bupati di seluruh Papua mempersiapkan dan mengirim anak-anaknya mengikuti seleksi, baik yang lulusan 2018 maupun tahun ini,” harapnya.
Sementara terkait sejumlah persoalan, diantaranya keterlambatan pembayaran uang kuliah di luar negeri, Doren memastikan pemerintah provinsi sudah belajar dari kesalahan sebelumnya. Dimana, mulai tahun ini, segera ada langkah-langkah lain yang diambil untuk meminimalisasi kejadian serupa.
Senada disampaiakn Kepala Biro Otonomi Khusus Papua Aryoko Rumaropen. Menurutnya, para siswa tak perlu kuatir mengenai permasalahan beberapa waktu lalu, sebab Pemprov sudah menuntaskan serangkaian persoalan itu.
“Intinya kita selalu belajar dari kesalahan. Yang pasti anak-anak jangan takut kita tetap mengupayakan agar seluruh proses perkuliahan dibiayai dengan semestinya,” ujarnya.
Dia tambahkan, perekrutan calon siswa penerima beasiswa bakal digelar pada 29 April 2019 mendatang.
Mengenai universitas mana saja, ia memastikan ada tersebar 17 negara, diantaranya Amerika, Inggris, Australia dan Indonesia. Baik untuk jenjang S1, S2 dan S3. (DiskominfoPapua)
Asisten Bidang Pemerintahan Papua, Doren Wakerkwa mengatakan seleksi penerimaan siswa unggul OAP tersebut, bakal dilakukan dalam bulan ini dengan melibatkan pihak akademisi maupun universitas terkait.
Kendati demikian, calon penerima beasiswa yang memiliki ayah kandung OAP dan ibu pendatang, masih mendapat kekhususan untuk bisa ikut dalam perekrutan beasiswa tersebut.
“Nah kalau ibu kandung Papua lalu ayah kandung non Papua itu tidak masuk dalam kriteria sebab tidak membawa marga. Yang pasti ini sudah ditetapkan, sebab mekanismenya pun sudah kami bahas bersama Biro Otsus dan Dinas Pendidikan,” terang ia di Jayapura, pekan lalu.
Kendati demikian, Doren mengatakan belum dapat menetapkan kuota perekrutan sebab yang pasti, pemerintah provinsi bakal menyesuaikan dengan penganggaran yang ada.
“Tapi yang bisa kita pastikan adalah perekrutannya bakal dilakukan di lima wilayah adat. Sehingga wajib bagi bupati di seluruh Papua mempersiapkan dan mengirim anak-anaknya mengikuti seleksi, baik yang lulusan 2018 maupun tahun ini,” harapnya.
Sementara terkait sejumlah persoalan, diantaranya keterlambatan pembayaran uang kuliah di luar negeri, Doren memastikan pemerintah provinsi sudah belajar dari kesalahan sebelumnya. Dimana, mulai tahun ini, segera ada langkah-langkah lain yang diambil untuk meminimalisasi kejadian serupa.
Senada disampaiakn Kepala Biro Otonomi Khusus Papua Aryoko Rumaropen. Menurutnya, para siswa tak perlu kuatir mengenai permasalahan beberapa waktu lalu, sebab Pemprov sudah menuntaskan serangkaian persoalan itu.
“Intinya kita selalu belajar dari kesalahan. Yang pasti anak-anak jangan takut kita tetap mengupayakan agar seluruh proses perkuliahan dibiayai dengan semestinya,” ujarnya.
Dia tambahkan, perekrutan calon siswa penerima beasiswa bakal digelar pada 29 April 2019 mendatang.
Mengenai universitas mana saja, ia memastikan ada tersebar 17 negara, diantaranya Amerika, Inggris, Australia dan Indonesia. Baik untuk jenjang S1, S2 dan S3. (DiskominfoPapua)