Tangkal Hoaks Bawaslu, Siberkreasi dan Parfi'56 Serukan Medsos Positif
pada tanggal
17 April 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Masifnya berita bohong (hoaks) membuat Bawaslu, Siberkreasi dan Persatuan Artis Film (Parfi) '56 secara bersama-sama menyerukan penggunaan media sosial (medsos) secara positif demi menangkal hoax.
Dalam diskusi bertajuk 'Serukan Pemilu Damai dan Imunisasi Wabah Hoaks', bertempat di Media Center Bawaslu, Jalan Thamrin 14, Jakarta Pusat, Senin (15/04/2019), anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar mengajak pemilih dalam Pemilu 2019, untuk memenuhi ruang medsos secara bijak dan positif. Bawaslu, katanya, tidak hanya melakukan berbagai upaya pencegahan, melainkan turut menindak pelaku penyebar hoaks terkait Pemilu.
Dia bilang, saat ini Bawaslu telah melakukan upaya menghentikan berita atau informasi hoaks tersebut dengan cara men-take down akun-akun penyebar hoaks dan ujaran kebencian 'hate speech'.
"Banyak pelaku hoaks yang sudah masuk penjara," ujar lelaki lulusan dari Belanda dan Australia ini.
"Hoaks tidak saja mengubah pola pikir masyarakat juga membuat ketidakpercayaan terhadap proses yang sedang dibangun terutama kepada penyelenggara pemilu dalam melaksanakan seluruh tahapan pemilu," tambah Fritz.
Menurutnya, penyebaran berita hoaks amat cepat, sehingga tidak cukup memberantas hoaks hanya dengan menitikberatkan pada pendidikan literasinya atau proses penindakannya saja. Akan tetapi, cara efektif menangkal hoaks dengan memenuhi percakapan positif di media sosial sebagai bagian dari imunitas menangkal hoaks.
”Seperti misalnya, ajakan kepada masyarakat yang sudah punya hak pilihnya untuk datang ke TPS pada hari H pemilhan. Atau ajakan agar tidak golput, kemudian mengedukasi pemilih untuk mengenali rekam jejak calon yang akan dipilihnya nanti," tunjuknya.
Sementara, Ketua Umum Siberkreasi, Dedy Permadi menyerukan masyarakat melakukan imunisasi terhadap wabah hoaks yang mengancam proses Pemilu. Imunisasi ini, lanjutnya, bisa ditempuh dengan tiga cara sederhana.
"Pertama senantiasa "baper” yaitu baca, pelajari, dan respon saat menerima informasi baik di medsos aplikasi perpesanan instan. Kedua apabila ragu menemui sepotong informasi, diimbau melakukan cek fakta melalui situs cek fakta yang terpercaya seperti stophoax.id, cekfakta.com dan turnbackhoax.id. Dan ketiga meningkatkan literasi digital bagi seluruh masyarakat sebagai solusi jitu penanganan konten negatif," ulasnya.
"Upaya pemberantasan hoaks ini diharapkan menjadi bagian dari perwujudan Pemilu 2019 yang bermartabat," Dedy menambahkan.
Senada diungkapkan Ketum Parfi'56, Marcella Zalianty. Dirinya mengajak seluruh pemilih menggunakan partisipasi dalam pemilu.
Marcella meyakinkan, concern Parfi'56 dalam Pemilu ini adalah bagaimana agar bangsa ini tetap produktif, sehingga Parfi'56 menyerukan masyarakat Indonesia untuk menjaga perdamaian, tidak mudah terpecah belah. Menurutnya, satu suara sangat menentukan kehidupan bangsa.
"Kita ini bersaudara bukan berarti tidak berteman, perbedaan itu adalah keliatan bangsa ini.
Dalam acara ini, turut hadir Dewan Pengarah Siberkreasi Diena Haryana dan Donny BU, Ketua Umum Parfi'56 Marcella Zallianty beserta Pengurus Parfi'56 Ray Sahetapy, Olivia Zallianty. (BawasluRI)
Dalam diskusi bertajuk 'Serukan Pemilu Damai dan Imunisasi Wabah Hoaks', bertempat di Media Center Bawaslu, Jalan Thamrin 14, Jakarta Pusat, Senin (15/04/2019), anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar mengajak pemilih dalam Pemilu 2019, untuk memenuhi ruang medsos secara bijak dan positif. Bawaslu, katanya, tidak hanya melakukan berbagai upaya pencegahan, melainkan turut menindak pelaku penyebar hoaks terkait Pemilu.
Dia bilang, saat ini Bawaslu telah melakukan upaya menghentikan berita atau informasi hoaks tersebut dengan cara men-take down akun-akun penyebar hoaks dan ujaran kebencian 'hate speech'.
"Banyak pelaku hoaks yang sudah masuk penjara," ujar lelaki lulusan dari Belanda dan Australia ini.
"Hoaks tidak saja mengubah pola pikir masyarakat juga membuat ketidakpercayaan terhadap proses yang sedang dibangun terutama kepada penyelenggara pemilu dalam melaksanakan seluruh tahapan pemilu," tambah Fritz.
Menurutnya, penyebaran berita hoaks amat cepat, sehingga tidak cukup memberantas hoaks hanya dengan menitikberatkan pada pendidikan literasinya atau proses penindakannya saja. Akan tetapi, cara efektif menangkal hoaks dengan memenuhi percakapan positif di media sosial sebagai bagian dari imunitas menangkal hoaks.
”Seperti misalnya, ajakan kepada masyarakat yang sudah punya hak pilihnya untuk datang ke TPS pada hari H pemilhan. Atau ajakan agar tidak golput, kemudian mengedukasi pemilih untuk mengenali rekam jejak calon yang akan dipilihnya nanti," tunjuknya.
Sementara, Ketua Umum Siberkreasi, Dedy Permadi menyerukan masyarakat melakukan imunisasi terhadap wabah hoaks yang mengancam proses Pemilu. Imunisasi ini, lanjutnya, bisa ditempuh dengan tiga cara sederhana.
"Pertama senantiasa "baper” yaitu baca, pelajari, dan respon saat menerima informasi baik di medsos aplikasi perpesanan instan. Kedua apabila ragu menemui sepotong informasi, diimbau melakukan cek fakta melalui situs cek fakta yang terpercaya seperti stophoax.id, cekfakta.com dan turnbackhoax.id. Dan ketiga meningkatkan literasi digital bagi seluruh masyarakat sebagai solusi jitu penanganan konten negatif," ulasnya.
"Upaya pemberantasan hoaks ini diharapkan menjadi bagian dari perwujudan Pemilu 2019 yang bermartabat," Dedy menambahkan.
Senada diungkapkan Ketum Parfi'56, Marcella Zalianty. Dirinya mengajak seluruh pemilih menggunakan partisipasi dalam pemilu.
Marcella meyakinkan, concern Parfi'56 dalam Pemilu ini adalah bagaimana agar bangsa ini tetap produktif, sehingga Parfi'56 menyerukan masyarakat Indonesia untuk menjaga perdamaian, tidak mudah terpecah belah. Menurutnya, satu suara sangat menentukan kehidupan bangsa.
"Kita ini bersaudara bukan berarti tidak berteman, perbedaan itu adalah keliatan bangsa ini.
Dalam acara ini, turut hadir Dewan Pengarah Siberkreasi Diena Haryana dan Donny BU, Ketua Umum Parfi'56 Marcella Zallianty beserta Pengurus Parfi'56 Ray Sahetapy, Olivia Zallianty. (BawasluRI)