15 Siswa Di Mamberamo Raya Tak Ikut Ujian Nasional
pada tanggal
03 Mei 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Ketua Panitia Ujian Nasional Provinsi Papua, Laurens Wantik, menyatakan sekitar 15 siswa tingkat SMP di Kabupaten Mamberamo Raya dikabarkan tak bisa ikut Ujian Nasional (UN) dikarenakan tak terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) di sekolah setempat.
“Sebanyak 15 siswa ini dari penelusuran kami ternyata merupakan pindahan dari luar Kabupaten Mamberamo Raya. Kemudian mereka yang pindah bersekolah ke Burmeso, Mamberamo Raya tidak menyertakan ijazah maupun berkas kelengkapan yang dibutuhkan. Pada akhirnya mereka tak terdaftar dalam Dapodik,” terang dia di Jayapura, kemarin.
Ia menyebut hal tersebut sangat ironis sebab dapat dipastikan bahwa ke 15 siswa itu, tak bisa ikut ujian susulan atau sebaliknya. Sebab mereka terdaftar sebagai siswa kelas dua di kabupaten tersebut.
Dengan demikian, solusi bagi mereka adalah mengikuti ujian nasional pada tahun depan.
Saat ini, sekitar 675 SMP dipastikan melaksanakan UN tingkat SMP dengan jumlah peserta mencapai 39.156 siswa. 245 Sekolah diantaranya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sedangkan 430 Sekolah lainnya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNKP).
Dinas Pendidikan Papua mengklaim hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMP di wilayah Papua berjalan lancar sesuai jadwal.
Sementara sejumlah daerah seperti Kabupaten Nduga yang dikategorikan rawan gangguan kelompok kriminal bersenjata (KKB), dilaporkan sukses menggelar ujian nasional. Dimana total ada tujuh SMP di wilayah itu yang menggelar UN.
“Sementara untuk siswa yang mengungsi pasca penyerangan KKB di wilayah Nduga, mereka mengikuti UN di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Tapi Secara keseluruh pelaksanaan UN di daerah rawan semua lancar,” tutupnya. (DiskominfoPapua)
“Sebanyak 15 siswa ini dari penelusuran kami ternyata merupakan pindahan dari luar Kabupaten Mamberamo Raya. Kemudian mereka yang pindah bersekolah ke Burmeso, Mamberamo Raya tidak menyertakan ijazah maupun berkas kelengkapan yang dibutuhkan. Pada akhirnya mereka tak terdaftar dalam Dapodik,” terang dia di Jayapura, kemarin.
Ia menyebut hal tersebut sangat ironis sebab dapat dipastikan bahwa ke 15 siswa itu, tak bisa ikut ujian susulan atau sebaliknya. Sebab mereka terdaftar sebagai siswa kelas dua di kabupaten tersebut.
Dengan demikian, solusi bagi mereka adalah mengikuti ujian nasional pada tahun depan.
Saat ini, sekitar 675 SMP dipastikan melaksanakan UN tingkat SMP dengan jumlah peserta mencapai 39.156 siswa. 245 Sekolah diantaranya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sedangkan 430 Sekolah lainnya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNKP).
Dinas Pendidikan Papua mengklaim hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMP di wilayah Papua berjalan lancar sesuai jadwal.
Sementara sejumlah daerah seperti Kabupaten Nduga yang dikategorikan rawan gangguan kelompok kriminal bersenjata (KKB), dilaporkan sukses menggelar ujian nasional. Dimana total ada tujuh SMP di wilayah itu yang menggelar UN.
“Sementara untuk siswa yang mengungsi pasca penyerangan KKB di wilayah Nduga, mereka mengikuti UN di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Tapi Secara keseluruh pelaksanaan UN di daerah rawan semua lancar,” tutupnya. (DiskominfoPapua)