Ignasius Jonan Resmikan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Freeport
pada tanggal
04 Mei 2019
TIMIKA, LELEMUKU.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meresmikan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT. Freeport Indonesia (PTFI) yang terdiri dari Asrama dan Sekolah Taruna Papua, Asrama Solus Populi, Pusat Pelatihan Terpadu "Alkinemok Kamoree" (PPTAK), SD, SMP dan Asrama Putri di Distrik Mimika Barat, Private Wing & Klinik BPJS Rumah Sakit Mitra Masyarakat serta Pembangkit Listrik Tenaga Air (Microhydro). Menteri ESDM berharap Program PPM dapat ditingkatkan agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Papua khususnya masyarakat disekitar wilayah operasi PTFI pada Kamis (02/05/2019).
"Masyarakat sekitar wilayah kerja PT Freeport Indonesia saat ini mendapat limpahan dana pengembangan masyarakat dari PT FI sebesar 1% dari nilai penjualan PT FI. Saya berharap agar dana pengembangan masyarakat dapat ditingkat menjadi 2% agar manfaatnya dapat dirasakan lebih besar lagi bagi seluruh masyarakat Papua bahkan seluruh tanah Papua jika bisa," ujar Jonan.
Jonan menambahkan, program pengembangan masyarakat saat ini sudah bukan lagi dalam bentuk sumbangan atau seperti corporate social responsibility tapi ini merupakan bagian yang utuh daripada kegiatan operasi. Ini merupakan harapan Bapak Presiden.
Kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat memerlukan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah dan masyarakat, oleh karena itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang baik antara Pemerintah Daerah, masyarakat dan perusahaan dalam mengawal terlaksananya program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat sehingga memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar tambang, tidak terkecuali PT FI.
Khusus untuk Program PPM bidang kesehatan, Jonan meminta untuk diperbanyak dibuat klinik-klinik di wilayah-wilayah yang layanan kesehatannya masih kurang.
"Tolong dibuat klinik-klinik di wilayah-wilayah yang kurang mendapat layanan kesehatan, ini penting kalau Bapak mau bikin, itu bikin klinik, sarana air bersih dan sebagainya, kami bantu dari Badan Geologi Kementerian ESDM. Nanti kita bantu bikin sarana air bersih yang bisa langsung diminum," terang Jonan.
Selanjutnya untuk sektor kelistrikan, Jonan juga memerintahkan agar program-program yang ada dapat dituntaskan seluruhnya.
"Pengembangan listrik di banyak daerah terpencil dengan memanfaatkan potensi sumber energi setempat, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) kalau bisa diperbanyak. Sebanyak 7.600 sambungan listrik rumah tangga dengan nilai Rp 5,6 milyar akan diselesaikan tahun ini untuk Papua dan Papua Barat," ujar Jonan.
Direktur Utama PT FI, Toni Wenas menyatakan, tidak ada satu perusahaan pun yang dapat bertahan jika masyarakat disekitar perusahaan beroperasi tidak tumbuh bersama perusahaan itu. Keberadaan 50 tahun PT FI di bumi Papua telah memberikan manfaat untuk kedua belah pihak, perusahaan dan masyarakat.
"Peresmian Program PPM oleh Menteri ESDM hari ini diharapkan dapat betul-betul memberi manfaat bagi masyarakat. Apa yang dicita-citakan, apa yang kami harapkan dan semua pihak harapkan bahwa keberadaan PT Freeport Indonesia di Bumi Papua ini lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat-masyarakat pemula yang masih muda-muda yang perlu pendidikan dan hal lainnya sehingga bisa jadi penerus kita semua," ujar Toni.
Dari awal keberadaan PT FI di Papua lanjut Toni, telah memberikan manfaat kepada masyarakat, sejak dimulainya Januari agreement pada tahun 1974 dan terus berevolusi, sehingga di tahun 1996 berubah menjadi dana kemitraan yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) yang jumlahnya 1% dari pendapatan kotor perusahaan atau sekitar USD 60 juta (Rp 900 milyar tahun 2018) belum terhitung dengan dana komitmen development yang langsung dikelola oleh PT FI sebesar USD 40 juta jadi totalnya USD 100 juta. (ESDM)
"Masyarakat sekitar wilayah kerja PT Freeport Indonesia saat ini mendapat limpahan dana pengembangan masyarakat dari PT FI sebesar 1% dari nilai penjualan PT FI. Saya berharap agar dana pengembangan masyarakat dapat ditingkat menjadi 2% agar manfaatnya dapat dirasakan lebih besar lagi bagi seluruh masyarakat Papua bahkan seluruh tanah Papua jika bisa," ujar Jonan.
Jonan menambahkan, program pengembangan masyarakat saat ini sudah bukan lagi dalam bentuk sumbangan atau seperti corporate social responsibility tapi ini merupakan bagian yang utuh daripada kegiatan operasi. Ini merupakan harapan Bapak Presiden.
Kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat memerlukan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah dan masyarakat, oleh karena itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang baik antara Pemerintah Daerah, masyarakat dan perusahaan dalam mengawal terlaksananya program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat sehingga memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar tambang, tidak terkecuali PT FI.
Khusus untuk Program PPM bidang kesehatan, Jonan meminta untuk diperbanyak dibuat klinik-klinik di wilayah-wilayah yang layanan kesehatannya masih kurang.
"Tolong dibuat klinik-klinik di wilayah-wilayah yang kurang mendapat layanan kesehatan, ini penting kalau Bapak mau bikin, itu bikin klinik, sarana air bersih dan sebagainya, kami bantu dari Badan Geologi Kementerian ESDM. Nanti kita bantu bikin sarana air bersih yang bisa langsung diminum," terang Jonan.
Selanjutnya untuk sektor kelistrikan, Jonan juga memerintahkan agar program-program yang ada dapat dituntaskan seluruhnya.
"Pengembangan listrik di banyak daerah terpencil dengan memanfaatkan potensi sumber energi setempat, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) kalau bisa diperbanyak. Sebanyak 7.600 sambungan listrik rumah tangga dengan nilai Rp 5,6 milyar akan diselesaikan tahun ini untuk Papua dan Papua Barat," ujar Jonan.
Direktur Utama PT FI, Toni Wenas menyatakan, tidak ada satu perusahaan pun yang dapat bertahan jika masyarakat disekitar perusahaan beroperasi tidak tumbuh bersama perusahaan itu. Keberadaan 50 tahun PT FI di bumi Papua telah memberikan manfaat untuk kedua belah pihak, perusahaan dan masyarakat.
"Peresmian Program PPM oleh Menteri ESDM hari ini diharapkan dapat betul-betul memberi manfaat bagi masyarakat. Apa yang dicita-citakan, apa yang kami harapkan dan semua pihak harapkan bahwa keberadaan PT Freeport Indonesia di Bumi Papua ini lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat-masyarakat pemula yang masih muda-muda yang perlu pendidikan dan hal lainnya sehingga bisa jadi penerus kita semua," ujar Toni.
Dari awal keberadaan PT FI di Papua lanjut Toni, telah memberikan manfaat kepada masyarakat, sejak dimulainya Januari agreement pada tahun 1974 dan terus berevolusi, sehingga di tahun 1996 berubah menjadi dana kemitraan yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) yang jumlahnya 1% dari pendapatan kotor perusahaan atau sekitar USD 60 juta (Rp 900 milyar tahun 2018) belum terhitung dengan dana komitmen development yang langsung dikelola oleh PT FI sebesar USD 40 juta jadi totalnya USD 100 juta. (ESDM)