Pemprov Sulut Gelar Dialog Peringati Hari Lahir Pancasila
pada tanggal
31 Mei 2019
MANADO, LELEMUKU.COM - Guna memperingati Hari Lahir (Harlah) Pancasila yang jatuh pada Sabtu, 1 Juni 2019, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menggelar Dialog Tentang Pancasila di Ruang F. J. Tumbelaka Kantor Gubernur, Jumat (31/05/2019) sore.
Pada kesempatan itu, Gubernur Olly Dondokambey yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Edison Humiang mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar dan Ideologi NKRI dan pandangan hidup serta pemersatu bangsa memiliki fungsi sebagai pengatur perilaku.
Humiang menerangkan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini mengenai munculnya perilaku masyarakat yang seolah-olah mulai melupakan sejarah lahirnya pancasila.
Menurut Humiang, hal tersebut disebabkan dua faktor, yaitu faktor internal dengan masih lemahnya penghayatan dan pengalaman agama serta kurang berkembangnya pemahaman atas kebhinekaan dan kemajemukan, dan faktor eksternal yaitu pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan semakin ketatnya persaiangan antar bangsa.
"Kesemuanya itu tidak mudah untuk disolusikan, tetapi sudah menjadi suatu kemutlakan untuk menghadapi dan di sikapi oleh segenap bangsa Indonesia dengan tekad dan komitmen bersatu-padu, bergandengan tangan dan bergotong royong membumikan Pancasila di bumi pertiwi," beber Humiang.
Lebih jauh, terkait pelaksanaan dialog tersebut, Humiang meminta seluruh peserta mampu menghasilkan rumusan-rumusan yang strategis dalam bagaimana menyikapi secara bijak dan cerdas berbagai masalah yang terjadi, agar nilai-nilai dari Pancasila, nilai norma dan sikap idealisme bangsa tetap kokoh untuk selama-lamanya.
Dialog tentang Pancasila turut dihadiri para pelajar, tokoh agama dan tokoh masyarakat Sulut. (HumasSulut)
Pada kesempatan itu, Gubernur Olly Dondokambey yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Edison Humiang mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar dan Ideologi NKRI dan pandangan hidup serta pemersatu bangsa memiliki fungsi sebagai pengatur perilaku.
Humiang menerangkan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini mengenai munculnya perilaku masyarakat yang seolah-olah mulai melupakan sejarah lahirnya pancasila.
Menurut Humiang, hal tersebut disebabkan dua faktor, yaitu faktor internal dengan masih lemahnya penghayatan dan pengalaman agama serta kurang berkembangnya pemahaman atas kebhinekaan dan kemajemukan, dan faktor eksternal yaitu pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan semakin ketatnya persaiangan antar bangsa.
"Kesemuanya itu tidak mudah untuk disolusikan, tetapi sudah menjadi suatu kemutlakan untuk menghadapi dan di sikapi oleh segenap bangsa Indonesia dengan tekad dan komitmen bersatu-padu, bergandengan tangan dan bergotong royong membumikan Pancasila di bumi pertiwi," beber Humiang.
Lebih jauh, terkait pelaksanaan dialog tersebut, Humiang meminta seluruh peserta mampu menghasilkan rumusan-rumusan yang strategis dalam bagaimana menyikapi secara bijak dan cerdas berbagai masalah yang terjadi, agar nilai-nilai dari Pancasila, nilai norma dan sikap idealisme bangsa tetap kokoh untuk selama-lamanya.
Dialog tentang Pancasila turut dihadiri para pelajar, tokoh agama dan tokoh masyarakat Sulut. (HumasSulut)