Saat Peringati Hardiknas, Pramono Anung Kenang Pendidikan di Rumah
pada tanggal
03 Mei 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Sebagai anak seorang guru, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengaku dirinya selalu mengenang pendidikan yang dilakukan orang tuanya sejak kecil dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2019.
“Guru Bukan hanya guru di sekolah, tapi juga guru kehidupan di keluarga, karena kebetulan bapak saya adalah guru,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung, dalam wawancara di ruang kerjanya Gedung III Kemensetneg, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Seskab, pendidikan adalah sesuatu yang mempunyai value dalam kehidupan. Apa yang paling bermakna dari itu, ajaran yang sederhana yang diberikan oleh orang tua kepada dirinya misalnya sebagai contoh jangan pernah terlambat dengan waktu, artinyakan disiplin.
“Saya termasuk orang yang hampir tidak pernah terlambat, lebih baik menunggu daripada terlambat,” terang Seskab seraya menambahkan, sifat-sifat itu, karakter-karakter itu muncul pada pendidikan yang tidak hanya di sekolah, tapi pendidikan keseharian yang ada di rumah.
Karena itu, lanjut Seskab Pramono Anung, hari pendidikan ini jangan kemudian hanya diartikan di sekolah, karena pendidikan ada dimana-mana termasuk dalam kehidupan kita sehari-hari. “Itulah makna esensi dari hari pendidikan,” ujarnya.
Mengenai cara merefleksikan Hari Pendidikan, Seskab mengaku mencontohkan dirinya kepada anak-anaknya, kepada lingkungan pekerjaan dirinya, bahwa sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan itu adalah hal yang utama.
Tetapi pendidikan, tegas Seskab, bukan sesuatu yang kosong. Pendidikan harus ada maknanya, pendidikan harus ada artinya, pendidikan harus ada manfaatnya.
“Maka dengan demikian saya selalu menyampaikan kepada keluarga saya, kepada staf-staf yang ada tentunya kepada bangsa Indonesia, mari kita bekerja dengan keras, bekerja dengan sungguh-sungguh tapi jangan pernah kehilangan kebahagiaan. Karena itulah yang membuat kita menjadi kuat karena pekerjaan, atau bukan karena jabatan tapi karena kita mengerjakan sesuatu dengan kegembiraan,” tutur Seskab.
Keseharian
Mengenai gagasan pendidikan anti korupsi ke dalm kurikulum sekolah, Seskab Pramono Anung mengatakan 1000 persen dirinya setuju. Tapi ini dilainya tidak cukup.
“Anti korupsi itu harus dicontohkan dalam diri sendiri. Dan itu harus inherent, ada dalam diri kita, dalam kehidupan kita, dalam sifat-sifat kita, karena kalau orang sudah bersentuhan dengan korupsi, saya selalu bilang bahwa korupsi itu seperti candu,” terang Seskab seraya menambahkan, orang yang masuk dalam dunia itu sekaya apapun, sebanyak apapun uang itu tidak akan pernah cukup karena dia sudah menjadi candu.
Karena itu, menurut Seskab, anti korupsi itu selain diajarkan dalam dunia pendidikan, yang paling penting adalah diajarkan dalam kehidupan keseharian.
Sementara mengenai potensi Sumber Daya Manusia (SDM) , Seskab Pramono Anung mengatakan, kalau Indonesia mau menjadi negara empat atau lima terbesar dunia, maka masalah SDM ini menjadi sangat penting, dan salah satu kelemahan kita supaya kita supaya tidak terjebak pada middle income trap.
Karena itu, menurut Seskab, SDM ini harus menjadi SDM yang bisa bertarung pada dunia global.
Ia menyebutkan, dalam 4,5 tahun awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) stressingnya, policynya ada pada infrastruktur. Tetapi menginjak tahun ke-5 adalah pada SDM.
“Kenapa ini dipilih, karena SDM kita supaya kuat, dan kita yakin bonus demografi yang akan kita rasakan pada tahun 2025-2030. Itulah yang akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak terjebak dalam middle income trap atau negara menengah,” terang Seskab.
Kalau kita bisa menjadi 4 atau 5 besar dunia, menurut Seskab, masalah SDM menjadi penting. Ia mengingat, bangsa-bangsa yang menguasai dunia, SDM-nya kuat, seperti Jepang, Korea Selatan, kemudian Jerman, adalah bangsa-bangsa yang tertempa oleh keadaan dan SDM-nya menjadi sangat kuat.
“Untuk itu sekali lagi saya lihat program yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi untuk SDM saya yakini akan menjadi pondasi kita untuk melangkah menjadi bangsa besar di tahun 2040-2045,” pungkas Seskab Pramono Anung. (Setkab)
“Guru Bukan hanya guru di sekolah, tapi juga guru kehidupan di keluarga, karena kebetulan bapak saya adalah guru,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung, dalam wawancara di ruang kerjanya Gedung III Kemensetneg, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Seskab, pendidikan adalah sesuatu yang mempunyai value dalam kehidupan. Apa yang paling bermakna dari itu, ajaran yang sederhana yang diberikan oleh orang tua kepada dirinya misalnya sebagai contoh jangan pernah terlambat dengan waktu, artinyakan disiplin.
“Saya termasuk orang yang hampir tidak pernah terlambat, lebih baik menunggu daripada terlambat,” terang Seskab seraya menambahkan, sifat-sifat itu, karakter-karakter itu muncul pada pendidikan yang tidak hanya di sekolah, tapi pendidikan keseharian yang ada di rumah.
Karena itu, lanjut Seskab Pramono Anung, hari pendidikan ini jangan kemudian hanya diartikan di sekolah, karena pendidikan ada dimana-mana termasuk dalam kehidupan kita sehari-hari. “Itulah makna esensi dari hari pendidikan,” ujarnya.
Mengenai cara merefleksikan Hari Pendidikan, Seskab mengaku mencontohkan dirinya kepada anak-anaknya, kepada lingkungan pekerjaan dirinya, bahwa sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan itu adalah hal yang utama.
Tetapi pendidikan, tegas Seskab, bukan sesuatu yang kosong. Pendidikan harus ada maknanya, pendidikan harus ada artinya, pendidikan harus ada manfaatnya.
“Maka dengan demikian saya selalu menyampaikan kepada keluarga saya, kepada staf-staf yang ada tentunya kepada bangsa Indonesia, mari kita bekerja dengan keras, bekerja dengan sungguh-sungguh tapi jangan pernah kehilangan kebahagiaan. Karena itulah yang membuat kita menjadi kuat karena pekerjaan, atau bukan karena jabatan tapi karena kita mengerjakan sesuatu dengan kegembiraan,” tutur Seskab.
Keseharian
Mengenai gagasan pendidikan anti korupsi ke dalm kurikulum sekolah, Seskab Pramono Anung mengatakan 1000 persen dirinya setuju. Tapi ini dilainya tidak cukup.
“Anti korupsi itu harus dicontohkan dalam diri sendiri. Dan itu harus inherent, ada dalam diri kita, dalam kehidupan kita, dalam sifat-sifat kita, karena kalau orang sudah bersentuhan dengan korupsi, saya selalu bilang bahwa korupsi itu seperti candu,” terang Seskab seraya menambahkan, orang yang masuk dalam dunia itu sekaya apapun, sebanyak apapun uang itu tidak akan pernah cukup karena dia sudah menjadi candu.
Karena itu, menurut Seskab, anti korupsi itu selain diajarkan dalam dunia pendidikan, yang paling penting adalah diajarkan dalam kehidupan keseharian.
Sementara mengenai potensi Sumber Daya Manusia (SDM) , Seskab Pramono Anung mengatakan, kalau Indonesia mau menjadi negara empat atau lima terbesar dunia, maka masalah SDM ini menjadi sangat penting, dan salah satu kelemahan kita supaya kita supaya tidak terjebak pada middle income trap.
Karena itu, menurut Seskab, SDM ini harus menjadi SDM yang bisa bertarung pada dunia global.
Ia menyebutkan, dalam 4,5 tahun awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) stressingnya, policynya ada pada infrastruktur. Tetapi menginjak tahun ke-5 adalah pada SDM.
“Kenapa ini dipilih, karena SDM kita supaya kuat, dan kita yakin bonus demografi yang akan kita rasakan pada tahun 2025-2030. Itulah yang akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak terjebak dalam middle income trap atau negara menengah,” terang Seskab.
Kalau kita bisa menjadi 4 atau 5 besar dunia, menurut Seskab, masalah SDM menjadi penting. Ia mengingat, bangsa-bangsa yang menguasai dunia, SDM-nya kuat, seperti Jepang, Korea Selatan, kemudian Jerman, adalah bangsa-bangsa yang tertempa oleh keadaan dan SDM-nya menjadi sangat kuat.
“Untuk itu sekali lagi saya lihat program yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi untuk SDM saya yakini akan menjadi pondasi kita untuk melangkah menjadi bangsa besar di tahun 2040-2045,” pungkas Seskab Pramono Anung. (Setkab)