Aliong Mus Kunjungi 2 Desa Terdampak Banjir di Taliabu Selatan
pada tanggal
21 Juni 2019
BOBONG, LELEMUKU.COM- Masyarakat yang bermukim di Desa Pancuran dan Maluli, Kecamatan Taliabu Selatan, Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara (Malut) pada musim hujan beberapa waktu terakhir terisolasi setelah mengalami banjir. Pasalnya selain melanda desa, banjir juga memutuskan jembatan yang menghubungkan kedua desa tersebut. Jembatan putus terbawa banjir bersama tiga unit rumah.
Dengan kunjungan Bupati Pulau Taliabu H. Aliong Mus, Rabu (19/06/2019) bersama rombongan pimpinan OPD, persoalan jembatan dapat terjawab, karena dalam waktu dekat Dinas PU akan membangun jembatan darurat sambil penunggu perubahan anggaran untuk pembuatan jembatan dari beton.
Hal ini diungkapkan pemda akan membangun kembali jembatan tersebut. Untuk sementara jembatan darurat agar warga tidak harus menyeberangi sungai untuk beraktivitas dengan menggunakan rakit lagi.
”Kita akan membangun jembatan darurat agar anak sekolah tetap bersekolah dan tidak menggunakan rakit lagi,” kata Bupati.
Bahkan Bupati sendiri langsung memerintahkan Kabag Bina Marga pada Dinas PU untuk melakukan pengukuran, agar secepatnya jembatan darurat direalisasikan sambil menuggu perubahan anggaran untuk membuat jembatan permanen.
”Diukur dan dibuatkan karena ini darurat,”paparnya. (dhi)
Mus juga mengunjungi beberapa lokasi yang terkena bencana baik di Pancadu maupun di Maluli.
Bupati menerima keluhan dan harapan warga korban banjir yang terdampak parah kejadian itu dan mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan memberikan bantuan berupa bahan bangunan kepada warga yang rusak.
Ia mengatakan, pemerintah akan memberikan bahan rumah kepada warga yang rusak karena Banjir dibangun lagi di tempat lain dari bibir pantai dan pinggiran Sungai. Asalkan warga telah mempunyai lahan.
”Jadi dilokasi ini dilarang membangun lagi, cari lokasi yang baik dan jauh dari bencana,” katanya.
Sebab, kata Bupati setiap tahunnya bila terjadi banjir, maka rumah yang berada dipinggiran sungai ini menjadi korban banjir. Namun, tidak pernah berpikir untuk pindah lokasi. Hingga itu, lokasi dari bibir pantai dan sungai kita akan melakukan pelarangan membangun, agar tidak memakan korban lagi.
”Kita larang karena pinggiran sungai akan ditalud, agar supaya tidak melabar lagi,”tandasnya.
Untuk persoalan bahan bangunan rumah itu, Bupati meminta kepada tiga kepala rumah tangga yang rumahnya menjadi korban banjir untuk menghubungi Dinas Pemukiman dan Perumahan nantinya.
”Kalau sudah siap, silakan hubungi kepala dinas dan meminta bahan bangunan,”akunya. (HumasTaliabu)
Dengan kunjungan Bupati Pulau Taliabu H. Aliong Mus, Rabu (19/06/2019) bersama rombongan pimpinan OPD, persoalan jembatan dapat terjawab, karena dalam waktu dekat Dinas PU akan membangun jembatan darurat sambil penunggu perubahan anggaran untuk pembuatan jembatan dari beton.
Hal ini diungkapkan pemda akan membangun kembali jembatan tersebut. Untuk sementara jembatan darurat agar warga tidak harus menyeberangi sungai untuk beraktivitas dengan menggunakan rakit lagi.
”Kita akan membangun jembatan darurat agar anak sekolah tetap bersekolah dan tidak menggunakan rakit lagi,” kata Bupati.
Bahkan Bupati sendiri langsung memerintahkan Kabag Bina Marga pada Dinas PU untuk melakukan pengukuran, agar secepatnya jembatan darurat direalisasikan sambil menuggu perubahan anggaran untuk membuat jembatan permanen.
”Diukur dan dibuatkan karena ini darurat,”paparnya. (dhi)
Mus juga mengunjungi beberapa lokasi yang terkena bencana baik di Pancadu maupun di Maluli.
Bupati menerima keluhan dan harapan warga korban banjir yang terdampak parah kejadian itu dan mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan memberikan bantuan berupa bahan bangunan kepada warga yang rusak.
Ia mengatakan, pemerintah akan memberikan bahan rumah kepada warga yang rusak karena Banjir dibangun lagi di tempat lain dari bibir pantai dan pinggiran Sungai. Asalkan warga telah mempunyai lahan.
”Jadi dilokasi ini dilarang membangun lagi, cari lokasi yang baik dan jauh dari bencana,” katanya.
Sebab, kata Bupati setiap tahunnya bila terjadi banjir, maka rumah yang berada dipinggiran sungai ini menjadi korban banjir. Namun, tidak pernah berpikir untuk pindah lokasi. Hingga itu, lokasi dari bibir pantai dan sungai kita akan melakukan pelarangan membangun, agar tidak memakan korban lagi.
”Kita larang karena pinggiran sungai akan ditalud, agar supaya tidak melabar lagi,”tandasnya.
Untuk persoalan bahan bangunan rumah itu, Bupati meminta kepada tiga kepala rumah tangga yang rumahnya menjadi korban banjir untuk menghubungi Dinas Pemukiman dan Perumahan nantinya.
”Kalau sudah siap, silakan hubungi kepala dinas dan meminta bahan bangunan,”akunya. (HumasTaliabu)