Amazon Geser Apple dan Google dari Peringkat Merek Paling Bernilai di Dunia
pada tanggal
11 Juni 2019
LONDON, LELEMUKU.COM - Amazon, perusahaan retail raksasa AS, menggeser posisi penguasa teknologi Apple dan Google, sebagai merek paling bernilai di dunia, menurut hasil sebuah survei di Inggris, Selasa (11/06/2019).
Dilansir kantor berita AFP, nilai merek Amazon melonjak 52 persen menjadi $315 miliar, kata lembaga riset pasar global, Kantar, dalam laporannya, 2019 100 Top BrandZ.
Amazon melesat ke posisi puncak dari peringkat ketiga mengalahkan Google, yang sebaliknya turun ke peringkat ketiga dari nomor satu. Sedangkan Apple bertahan di peringkat kedua.
Didirikan oleh Jeff Bezos di garasi rumahnya pada 1994, raksasa retail yang bermarkas di Seattle itu naik ke posisi puncak karena serangkaian akuisisi bisnis penting, layanan konsumen yang mumpuni, dan model bisnis yang menciptakan pasar baru, ujar Kantar dalam kata pembuka laporan.
“Serangkaian akuisisi pintar yang dilakukan Amazon, yang menghasilkan aliran pendapatan baru, penyediaan layanan konsumen yang luar biasa, dan kemampuan untuk tetap terdepan dibanding para kompetitornya dengan menyediakan ekosistem produk dan layanan yang sangat beragam, membuat Amazon terus mempercepat pertumbuhan nilai mereknya,” kata Kantar.
Lembaga yang dimiliki oleh grup periklanan Inggris, WPP, menambahkan bahwa Amazon “hampir tidak menunjukkan tanda-tanda” penurunan pertumbuhan nilai.
Jajaran sepuluh perusahaan dengan nilai valuasi merek teratas masih didominasi oleh perusahaan Amerika Serikat. Apple memiliki nilai valuasi $309,5 miliar, Google $309 miliar, dan Microsoft $251 miliar.
Perusahaan pembayaran, Visa, memiliki valuasi nilai terbesar kelima dengan hampir $178 miliar, sedangkan jejaring sosial Facebook berada di posisi keenam dengan hampir $159 miliar.
Untuk pertama kalinya, Alibaba mengalahkan Tencent sebagai merek China paling berharga. Pemimpin e-commerce Alibaba berada di urutan ketujuh dengan $131,2 miliar atau naik dua peringkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan Tencent turun tiga peringkat ke urutan delapan dengan $130,9 miliar.
Sering dengan meningkatnya peran Asia, 23 dari 100 merek global adalah perusahaan Asia, termasuk 15 dari China. (VOA)
Dilansir kantor berita AFP, nilai merek Amazon melonjak 52 persen menjadi $315 miliar, kata lembaga riset pasar global, Kantar, dalam laporannya, 2019 100 Top BrandZ.
Amazon melesat ke posisi puncak dari peringkat ketiga mengalahkan Google, yang sebaliknya turun ke peringkat ketiga dari nomor satu. Sedangkan Apple bertahan di peringkat kedua.
Didirikan oleh Jeff Bezos di garasi rumahnya pada 1994, raksasa retail yang bermarkas di Seattle itu naik ke posisi puncak karena serangkaian akuisisi bisnis penting, layanan konsumen yang mumpuni, dan model bisnis yang menciptakan pasar baru, ujar Kantar dalam kata pembuka laporan.
“Serangkaian akuisisi pintar yang dilakukan Amazon, yang menghasilkan aliran pendapatan baru, penyediaan layanan konsumen yang luar biasa, dan kemampuan untuk tetap terdepan dibanding para kompetitornya dengan menyediakan ekosistem produk dan layanan yang sangat beragam, membuat Amazon terus mempercepat pertumbuhan nilai mereknya,” kata Kantar.
Lembaga yang dimiliki oleh grup periklanan Inggris, WPP, menambahkan bahwa Amazon “hampir tidak menunjukkan tanda-tanda” penurunan pertumbuhan nilai.
Jajaran sepuluh perusahaan dengan nilai valuasi merek teratas masih didominasi oleh perusahaan Amerika Serikat. Apple memiliki nilai valuasi $309,5 miliar, Google $309 miliar, dan Microsoft $251 miliar.
Perusahaan pembayaran, Visa, memiliki valuasi nilai terbesar kelima dengan hampir $178 miliar, sedangkan jejaring sosial Facebook berada di posisi keenam dengan hampir $159 miliar.
Untuk pertama kalinya, Alibaba mengalahkan Tencent sebagai merek China paling berharga. Pemimpin e-commerce Alibaba berada di urutan ketujuh dengan $131,2 miliar atau naik dua peringkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan Tencent turun tiga peringkat ke urutan delapan dengan $130,9 miliar.
Sering dengan meningkatnya peran Asia, 23 dari 100 merek global adalah perusahaan Asia, termasuk 15 dari China. (VOA)