Basarnas Makassar dan Lanud Hasanuddin Cari Tenggelamnya KM Lintas Timur di Laut Banggai
pada tanggal
07 Juni 2019
MAKASSAR, LELEMUKU.COM - Kepala Kantor Basarnas Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Mustari bersama Kasie Operasi SAR, Basri melakukan koordinasi dengan TNI AU Lanud Hasanuddin terkait pengerahan Pesawat Boeing 737.200 untuk ikut melakukan pencarian KM Lintas Timur yang tenggelam di Perairan Laut Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Kamis (06/06/2019).
"Upaya pencarian sudah dilakukan oleh Basarnas Palu, namun 17 korban belum ditemukan. Kita berkoordinasi ke TNI AU untuk membantu pencarian lewat udara sehingga bisa memantau lebih luas", terang Mustari, Kepala Kantor Basarnas Makassar.
Pesawat Boeing 737.200 dengan 14 orang crew dari Internal TNI AU berangkat dari Lanud Hasanuddin pada Pukul 10.00 WITA dengan ketinggian pencarian di bawah 10.000 kaki. Pesawat akan menyisir perairan yang diduga terdapat korban. Lama pencarian pesawat yaitu 1 jam 30 menit dan akan kembali terbang setelah 'refuel' di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Semoga dengan bantuan pesawat TNI AU Lanud Hasanuddin bisa mendapatkan informasi keberadaan 17 korban yang masih dinyatakan hilang," lanjut Mustari.
Sebelumnya dikabarkan KM Lintas Timur mengalami kecelakaan dan dinyatakan tenggelam setelah salah seorang kru kapal atas nama Yacob (33) asal Ambon, Provinsi Maluku ditemukan oleh MV Nurbayaksar di Perairan Luwuk. Dari keterangan korban, kapal naas tersebut mengalami kecelakan sejak tanggal 1 Juni 2019.
Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Bitung Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) hendak menuju ke Morowali ini mengangkut semen. Sebelum tenggelam, sebelumnya mesin kapal sempat diperbaiki dan kembali melanjutkan perjalanan. Nahas, mesin yang bermasalah dan cuaca yang memburuk membuat kapal terombang-ambing dan akhirnya kapal tenggelam.
Kapal tersebut berjenis GT 1720 ton, jenis kapal Kargi, panjang 80.10 m dengan pemilik kapal PT Citra Baru Adi Nusantara.
Dari keterangan Yakub diketahui kronologis kejadian bahwa pada tanggal 28 Mei pukul 08.00 wita kapal Lintas Timur berangkat dari bitung menuju perusahaan IMIP Morowali, pada tanggal 30 Mei kapal tersebut melintas didepan Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara sekitar pukul 09.00 wita.
Namun pada tanggal 1 Juni tepat pukul 12.00 kapal mengalami troble pada motor lampu sehingga kapal tersebut berhenti untuk memperbaiki motor lampu tersebut. Perkiraan estimasi sekitar 2 jam waktu perbaikan, kemudian sekitar pukul 14.00 wita kapal kembali berjalan menuju ke Morowali dengan kondisi kapal sedikit miring.
Pada pukul 16.00 kapal trouble kembali dan kapal semakin miring dikarenakan air laut sudah masuk ke lambung kapal, dan saat itu Kapten kapal langsung menginstrusikan ke semua POB untuk meninggalkan kapal. Adapun jumlah pOB 18 orang, semua menggunakan pelampung. Saat sudah melompat mereka semua membentuk lingkaran dan saling berpegangan.
Pada tanggal 2 juni 2019 pukul 05.30 enam orang POB memutuskan untuk berusaha berenang ke arah daratan tinggi, pukul 20.00 satu orang mengalami kelelahan dan meninggal dunia. Kemudian kelima orang tersebut meninggalkan korban dan mereka mencoba berenang kembali.
Tanggal 03 Juni pukul 02.00 wita satu orang lagi meninggal dunia karena kelelahan, kemudian ketiga korban tersebut mencoba berenang lagi. Pada sekitar pukul 03.00 wita salah satu dari mereka terpisah.
Sisa 2 orang lagi yang mencoba bertahan dengan berenang. Namun pada tanggal 4 Juni pukul 05.30 wita satu orang lagi terpisah dan tinggal satu lagi yaitu (yacub) yang mencoba bertahan dengan berenang mengejar batang pohon dan dia berhasil meraih batang pohon mengapung bersama batamg pohon tersebut.
Pada pukul 14.00 wita ada Kapal india yang lewat dan Yakub kemudian dievakuasi ke kapal tersebut selanjutnya kapal India menghubungi kapal lain yang terdekat untuk meminta mengevakuasi Pak Yakub ke darat. Dan pada pukul 16.00 wita Kapal LNG tiba dan mengevakuasi pak Yakub ke perusahaan LNG di Batui dan telah dirujuk ke RSUD Luwuk.
Kru dalam kapal tersebut menurut keterangan korban diantaranya Maitita Putty Marthinus, Rifqi Mustafa Manif, Zulkifli, Muh. Amri, Karno, Arif Utomo, Rico Achon Nedrupun, Baharuddin B, Krisna, Lukas Matrutty, Yoga Rezka Maulana, Lukni Maulana Kamaluddin, Faisal Backhogi, Lukni Maulana Kamaluddin, Faisal Backhogi, Amis Amura, La Daud, Jufri dan Nur. (Basarnas)
"Upaya pencarian sudah dilakukan oleh Basarnas Palu, namun 17 korban belum ditemukan. Kita berkoordinasi ke TNI AU untuk membantu pencarian lewat udara sehingga bisa memantau lebih luas", terang Mustari, Kepala Kantor Basarnas Makassar.
Pesawat Boeing 737.200 dengan 14 orang crew dari Internal TNI AU berangkat dari Lanud Hasanuddin pada Pukul 10.00 WITA dengan ketinggian pencarian di bawah 10.000 kaki. Pesawat akan menyisir perairan yang diduga terdapat korban. Lama pencarian pesawat yaitu 1 jam 30 menit dan akan kembali terbang setelah 'refuel' di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Semoga dengan bantuan pesawat TNI AU Lanud Hasanuddin bisa mendapatkan informasi keberadaan 17 korban yang masih dinyatakan hilang," lanjut Mustari.
Sebelumnya dikabarkan KM Lintas Timur mengalami kecelakaan dan dinyatakan tenggelam setelah salah seorang kru kapal atas nama Yacob (33) asal Ambon, Provinsi Maluku ditemukan oleh MV Nurbayaksar di Perairan Luwuk. Dari keterangan korban, kapal naas tersebut mengalami kecelakan sejak tanggal 1 Juni 2019.
Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Bitung Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) hendak menuju ke Morowali ini mengangkut semen. Sebelum tenggelam, sebelumnya mesin kapal sempat diperbaiki dan kembali melanjutkan perjalanan. Nahas, mesin yang bermasalah dan cuaca yang memburuk membuat kapal terombang-ambing dan akhirnya kapal tenggelam.
Kapal tersebut berjenis GT 1720 ton, jenis kapal Kargi, panjang 80.10 m dengan pemilik kapal PT Citra Baru Adi Nusantara.
Dari keterangan Yakub diketahui kronologis kejadian bahwa pada tanggal 28 Mei pukul 08.00 wita kapal Lintas Timur berangkat dari bitung menuju perusahaan IMIP Morowali, pada tanggal 30 Mei kapal tersebut melintas didepan Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara sekitar pukul 09.00 wita.
Namun pada tanggal 1 Juni tepat pukul 12.00 kapal mengalami troble pada motor lampu sehingga kapal tersebut berhenti untuk memperbaiki motor lampu tersebut. Perkiraan estimasi sekitar 2 jam waktu perbaikan, kemudian sekitar pukul 14.00 wita kapal kembali berjalan menuju ke Morowali dengan kondisi kapal sedikit miring.
Pada pukul 16.00 kapal trouble kembali dan kapal semakin miring dikarenakan air laut sudah masuk ke lambung kapal, dan saat itu Kapten kapal langsung menginstrusikan ke semua POB untuk meninggalkan kapal. Adapun jumlah pOB 18 orang, semua menggunakan pelampung. Saat sudah melompat mereka semua membentuk lingkaran dan saling berpegangan.
Pada tanggal 2 juni 2019 pukul 05.30 enam orang POB memutuskan untuk berusaha berenang ke arah daratan tinggi, pukul 20.00 satu orang mengalami kelelahan dan meninggal dunia. Kemudian kelima orang tersebut meninggalkan korban dan mereka mencoba berenang kembali.
Tanggal 03 Juni pukul 02.00 wita satu orang lagi meninggal dunia karena kelelahan, kemudian ketiga korban tersebut mencoba berenang lagi. Pada sekitar pukul 03.00 wita salah satu dari mereka terpisah.
Sisa 2 orang lagi yang mencoba bertahan dengan berenang. Namun pada tanggal 4 Juni pukul 05.30 wita satu orang lagi terpisah dan tinggal satu lagi yaitu (yacub) yang mencoba bertahan dengan berenang mengejar batang pohon dan dia berhasil meraih batang pohon mengapung bersama batamg pohon tersebut.
Pada pukul 14.00 wita ada Kapal india yang lewat dan Yakub kemudian dievakuasi ke kapal tersebut selanjutnya kapal India menghubungi kapal lain yang terdekat untuk meminta mengevakuasi Pak Yakub ke darat. Dan pada pukul 16.00 wita Kapal LNG tiba dan mengevakuasi pak Yakub ke perusahaan LNG di Batui dan telah dirujuk ke RSUD Luwuk.
Kru dalam kapal tersebut menurut keterangan korban diantaranya Maitita Putty Marthinus, Rifqi Mustafa Manif, Zulkifli, Muh. Amri, Karno, Arif Utomo, Rico Achon Nedrupun, Baharuddin B, Krisna, Lukas Matrutty, Yoga Rezka Maulana, Lukni Maulana Kamaluddin, Faisal Backhogi, Lukni Maulana Kamaluddin, Faisal Backhogi, Amis Amura, La Daud, Jufri dan Nur. (Basarnas)